Senin, 24 Mei 2010

Allah, Alkitab dan Yesus Kristus (Part 1)



Keberadaan Allah adalah suatu pra-anggapan yang penting bagi iman dan kehidupan kita. Bagi setiap anak-anak Tuhan, kita menerima kebenaran tentang Allah dengan iman kita. Dan iman ini bukanlah suatu iman yang buta, tetapi berdasarkan bukti dan bukti ini pertama-tama terdapat didalam Alkitab sebagai Firman Allah. Dan pada Alkitab, keberadaan Allah sudah berbentuk sebagai pra-anggapan didalam ayat paling pertama pada Alkitab : Kej 1:1 -- Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam pernyataan ini sudah sangat jelas maknanya, bahwa Allah itu bukan hanya ada, namun Dia juga adalah Sang Pencipta serta Penopang dari langit dan bumi !! Wahyu Allah ini adalah dasar dari iman kita tentang keberadaan Allah. Tanpa iman, seseorang tidak mungkin percaya bahwa Allah itu ada, bahwa Allah itu Sang Pencipta, Allah itu Sang Penebus umatNya yang berdosa. Hanya dengan iman saja hal-hal ini dapat kita percaya.

Dr. Kuyper : Usaha untuk membuktikan keberadaan Allah tidak berguna, dan tidak akan berhasil. Usaha tersebut tak berguna apabila si pencari percaya bahwa Allah adalah pemberi pahala kepada mereka yang mencari Dia. Usaha ini adalah suatu upaya untuk memaksa seseorang yang yang tidak mempunyai iman melalui cara-cara argumentasi sampai tiba kepada suatu pengakuan dalam arti logis.

Berkhof : Tetapi harus diingat bahwa hanya melalui iman saja maka kita dapat menerima wahyu Allah dan mampu memiliki pemahaman yang benar kedalam isi iman itu.

Bandingkan dengan :
Joh 7:17 Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.
Hos 6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."
1Co 1:20-21
(20) Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
(21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.

Ayat-ayat diatas ini dengan sangat jelas mengkonfirmasi bahwa banyak orang pikirannya pandai tetapi hati mereka telah menjadi bodoh. Sehingga tidak heran banyak orang-orang kaum intelektual sekuler yang pada saat ini meng-ilahkan rasio mereka dan mereka menganggap bahwa isme-isme diluar Kristen adalah jalan yang terbaik bagi iman kepercayaan mereka. Ada juga doktor-doktor Teologi yang menganggap bahwa Allah itu hanya ada diotak manusia, sehingga mereka beranggapan dengan menghilangkan Allah dalam otak mereka maka secara otomatis Allah pun hilang. Banyak juga diantara mereka yang menganggap bahwa Allah itu tidak ada, bahwa Allah itu ada namun setelah mencipta Allah tidak lagi memelihara ciptaanNya, bahwa Allah itu berproses (ini adalah hasil perkembangan dari Teologi Proses yang dikembangkan oleh Russel dan Alfred North Whitehead di Cambridge dan Oxford University lalu pemikiran dia diterima di University of Chicago) sehingga Allah dimasa mendatang tidak pernah tahu akan menjadi apa. Mereka ini adalah para penyangkal Allah yang selalu ada disepanjang sejarah. Orang-orang seperti inilah yang didalam Alkitab dikatakan sebagai orang bodoh yang tidak mengenal Allah didalam hikmatNya !!

Artikel ini akan membahas tentang keberadaan Allah, Alkitab sebagai Firman Tuhan dan Yesus Kristus.

I. Allah

Pada saat kita berbicara mengenai Allah dengan standar kita sendiri tanpa ada standar baku, maka pada saat itulah kita menggunakan sifat eksklusif yang bersifat relatif. Standar relatif inilah yang sangat sering dipakai oleh kaum intelektual sekuler dan khususnya oleh para freethinker.

Kenapa bersifat ekslusif ? karena setiap orang berusaha menggunakan pengetahuan yang ada padanya untuk menerangkan pengetahuan yang baru. Sedangkan pengetahuan yang ada padanya masih bersifat relatif. Sehingga dengan kerelatifan yang dimilikinya tanpa dasar yang kokoh akan menghalangi kebenaran yang betul-betul benar (sejati). Inilah benteng ekslusifvitas hampir dari setiap orang. Karena itulah pada saat belajar tentang kebenaran dan membandingkannya dengan isme-isme yang ada perlu hati yang terbuka dan gembur untuk siap menerima kebenaran yang betul-betul benar. Pengetahuan yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru, inilah yang disebut sebagai epistemologi . Yaitu presuposisi-presuposisi yang dibentuk sebagai dasar-dasar dari pengetahuan yang menghasilkan sesuatu ilmu yang baru.

Tetapi apakah pada Allah berlaku demikian ? apakah Allah bersifat relatif dan tergantung akal budi manusia ? Tidak mungkin..Allah bersifat absolut (Definisi Absolut : ab•so•lut a 1 tidak terbatas; mutlak: seorang raja mempunyai kekuasaan --; 2 sepenuhnya; 3 tanpa syarat: penyerahan -- tentara kolonial Belanda kpd tentara pendudukan Jepang; 4 tidak dapat diragukan lagi; nyata: terbukti keterlibatannya dl peristiwa itu -- ) sehingga atribut-atribut yang ada padaNya tidak mungkin bertambah dan tidak mungkin berkurang hanya karena manusia salah menilai atribut-atribut Dia yang tidak terbatas.

Contoh : pada saat mengatakan Allah Maha Adil, mungkin kita tergelitik untuk mencoba mendalami sifat ke-adilan Allah dari perspektif manusia yang terbatas. Mungkin saja dengan membandingkan keadilan ALLAH dengan keadilan hakim manusia yang notabene penuh dengan kelemahan dan keterbatasan.
Dari contoh ini bila kita mencoba membanding-bandingkan antara Allah dan manusia, maka akan terbentuk suatu pola pikir yang bersifat relatif, artinya dari sudut mana kita memandang disitu kita menjustifikasi Allah dengan standar kita sendiri.

Pertama yang harus ditinjau adalah :
Tentang Keberadaan Allah. Apakah Allah ada ? kita tahu Allah ada darimana ?

Untuk membuktikan Allah ada memang tidak mudah, tetapi untuk membuktikan bahwa Allah tidak ada, jauh-jauh lebih sulit. Banyak hal yang terdapat didunia ini sulit untuk dibuktikan secara fisik, namun hal tersebut benar-benar ada dan nyata.
Contoh : Untuk membuktikan apakah seseorang mencintai pasangannya, apakah orang tersebut harus mengeluarkan dan membelah hatinya ? Kita tidak dapat membuktikan cinta dengan cara-cara seperti itu karena cinta termasuk didalam kategori benda abstrak. Begitu pula dengan Allah Sang Pencipta kita, meskipun kita tidak dapat melihatnya secara langsung, namun bukan berarti Dia tidak ada.

Secara universal Allah dapat dibuktikan melalui :

- Argumentasi Kosmologis dan Teleologis :

Bila kita memperhatikan alam semesta ini, bahwa segala sesuatu ternyata sangat teratur mulai dari mulai dari makrokosmos sampai mikrokosmos benar-benar teratur.

Pada saat kita belajar tentang biologi dan kita memperhatikan susunan makhluk hidup baik daun-daunan, kulit hewan, struktur makhluk hidup secara detail dibawah mikroskop maka akan terlihat suatu bentuk yang sangat teratur. Tidak mungkin keteraturan bentuk yang ada ini muncul begitu saja tanpa ada yang mengaturnya.

Lalu pada saat kita mengalihkan pandangan kita kepada lingkungan sekitar kita, kita sering mencermati paling tidak disaat kita menghirup nafas, tanpa terasa langsung ada oksigen tanpa kita tahu siapa yang mengaturnya untuk terus tersedia bagi kita. Yang kita tahu hanya hirup - hembuskan - hirup - hembuskan tanpa pernah menyadari ada satu pola yang yang sangat teratur dalam proses siklus sirkulasi oksigen. Apakah memang tumbuhan pada siang hari sengaja menghirup CO2 yang kita hasilkan ? tidak mungkin, pasti sudah ada yang memprogram karena hal ini sangat teratur dan prosesnyapun sangat luar biasa.

Apakah yang memprogram hal ini semua adalah profesor kita, atau orang kaya yang punya banyak kekayaan memang sengaja untuk memprogram hal ini, hal ini juga tidak masuk akal, apakah gabungan dari kaum intelektual juga memproduksi hal ini, tidak mungkin karena mereka pun pada saat lahir proses yang indah ini pada tumbuhan hijau ini sudah terjadi. Bahkan uniknya, hal ini bukan hanya terjadi pada tumbuhan yang ada didarat, pada tumbuhan hijau yang tumbuh didalam air pun mengalami proses yang sama.

Lalu, hal yang sama juga terjadi pada siklus air. Air yang setiap hari kita minum ternyata memiliki siklus yang sangat unik dan teratur. Air ini mengalir dari atas gunung turun ke pemukiman melalui aliran air dibawah tanah, lalu bermuara di laut. Dan diuapkan oleh sinar matahari menjadi awan. Awan inii pun diantar oleh angin laut untuk bertengger diatas pegunungan dan kemudian awan ini menitikkan air yang dikandungnya dengan berbagai macam cara diatas gunung tersebut. Luar biasa, hal seperti ini tidak mungkin tidak diatur, karena sangat teratur prosesnya. Pasti ada pengaturnya. Sangat tidak masuk akal bila ada orang yang tidak percaya Tuhan, hal ini begitu jelas dan sangat ajaib.

Begitu pula saat kita memperhatikan makrokosmos seperti susunan astronomi yang sanagt teratur. Dimana disetiap benda-benda angkasa memiliki gaya gravitasi sendiri-sendiri. Dan uniknya setiap benda-benda angkasa memiliki lintasan sendiri-sendiri. Siapa yang mengatur alam semesta ini dan memerintahkan benda-benda langit untuk berputar pada lintasannya masing-masing. Apakah konglomerat dengan uang mereka mampu melakukan hal ini ? Sangat tidak mungkin bahkan saat terjadi bencana didunia, mereka mencoba menyelamatkan diri mereka dengan uang mereka namun sering kali mereka tidak memungkinkan untuk berlari dari bencana yang menimpa mereka. Apakah kaum cendikiawan gabungan dari ahli fisika dan astronomi membuat dan menciptakan hal seperti ini, hal ini juga tidak memungkinkan, karena jauh sebelum cabang ilmu mereka berkembang, alam semesta sudah seperti ini. Mereka hanya bisa mengamati dan meneliti setiap hal yang terjadi di alam semesta ini, dan membuat suatu dalil yang sesuai dengan setiap hukum yang berlaku dengan hukum alam ini. Kaum intelektual di bidang ilmu pasti seperti ini hanya belajar dari alam semesta tanpa bisa berbuat apa-apa(mencegah) bila terjadi sesuatu yang sangat berbahaya.

Bahkan lebih jauh lagi saat mencermati bumi yang ditinggali oleh manusia, ternyata banyak sekali marabahaya yang berasal dari luar angkasa yang setiap saat bisa menghancurkan bumi dan segala isinya. Tetapi pada bumi terdapat lapisan atmosfer sebagai filter benda-benda angkasa yang akan memasuki bumi ini. Sehingga benda-benda luar angkasa, mulai dari sinar ultraviolet-meteor terkena filter ini dan pada saat tiba dibumi, sifat merusaknya sudah tereduksi sedemikian rupa. Lalu bila ada meteor yang cukup besar jatuh kebumi, uniknya hampir selalu jatuh ditempat yang tidak ditinggali manusia (Hal ini diungkapkan oleh Dr Iratius Radiman , beliau adalah : Asisten Profesor ; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di ITB, dan saat ini tergabung didalam assoc. Professor in Astronomy, 1973 - sekarang). Bahkan pada saat ada meteor atau komet dengan ukuran yang luar biasa bila memiliki lintasan kebumi dan diperkirakan bila menabrak bumi maka bumi dan segala isinya akan musnah, meteor dan komet-komet ini selalu terhalang oleh cicin saturnus ataupun planet Jupiter sehingga benda-benda luar angkasa ini tidak menghantam bumi.

Hal-hal seperti ini, sangat memperlihatkan adanya keteraturan dan penjagaan terhadap umat manusia. Sehingga dari hal-hal seperti ini dapat membuktikan bahwa ada suatu Oknum yang telah menciptakan dan memelihara alam semesta ini. Hal ini pun membuktikan bahwa yang menciptakan dan memihara alam ini adalah suatu Oknum yang sangat cerdas karena telah merancang setiap hal yang ada ini sedemikian rupa dan teratur.

Kesimpulan dari argumentasi ini : Alam semesta ini membuktikan bahwa ada Allah Sang Pencipta-nya.

Salah satu hal yang secara praktis dapat diaplikasikan dari hal ini adalah :
Disaat orang-orang dunia ini mengalami ketidakstabilan didalam problem-problem mereka, kesadaran kita akan keberadaan Allah melalui argumentasi ini akan menuntun kita kedalam kehidupan yang sadar bahwa Allah itu ada, Allah itu hidup, Allah itu memelihara kita dan alam semesta ini, sehingga kita tidak turut serta didalam ketidakstabilan mereka, tetapi kita dapat bersama-sama menjadi saksiNya dimanapun kita berada dan sesuai dengan tanggungjawab yang dipercayakan Allah pada kita. Mari kita belajar bersama-sama untuk tidak menjadi bodoh ditengah-tengah dunia yang tidak mengenal dan menyadari Sang PenciptaNya !!

(Pro 1:7) Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.


(Bersambung)

Literatur yang digunakan :
1. Teologi Sistematika, Jilid 1, Louis Berkhof
2. Mengenali Kebenaran, Bruce Milne
3. Dasar-dasar Kebenaran Iman Kristen, RC Sproul
4. Institusio, John Calvin
5. Teologi Dasar, Charles C Ryrie
6. The Sovereignty of God, A W Pink

Tidak ada komentar:

Posting Komentar