Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus. (Filipi 3:7-8)
Senin, 31 Januari 2011
When the Bible Blows Your Mind
Oleh Rev. John Piper
The Bible teaches us to expect mental jolts when we think about God. It teaches us that our familiar ways of seeing things may be replaced. For example, it says, "Oh, the depth of the riches and wisdom and knowledge of God! How unsearchable are his judgments and how inscrutable his ways!" (Romans 11:33). Or again, "As the heavens are higher than the earth, so are my ways higher than your ways and my thoughts than your thoughts" (Isaiah 55:9).
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk mengharapkan suatu goncangan pada pikiran kita, ketika kita memikirkan Allah. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa cara berpikir kita yang biasanya kita gunakan terhadap segala sesuatu dapat diperbaharui. Sebagai contoh, dikatakan : “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Rom 11:33). Atau , “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:9).
One of the reasons (not the only one) that some people reject the biblical teaching of unconditional election is that it seems and feels to them out of sync with other teachings in the Bible - like the compassion of God for people or the moral accountability of people before God. It seems to many that God can't choose unconditionally to save some and not others and then also feel compassion for those he does not choose and hold them accountable for their sin.
Salah satu alasan (bukan satu-satunya) dari beberapa orang yang menolak pengajaran Alkitab tentang pemilihan yang tidak bersyarat adalah bahwa pengajaran tersebut bagi mereka nampak dan terasa tidak sesuai dengan pengajaran pada bagian yang lain di Alkitab – seperti belas kasih Allah untuk manusia atau pertanggungjawaban moral manusia dihadapan Allah. Disini sangat terlihat bahwa Allah tidak dapat memilih secara tidak bersyarat, untuk menyelamatkan beberapa orang dan yang lain tidak diselamatkan dan kemudian memiliki rasa belas kasih kepada orang-orang yang tidak dipilih dan menetapkan mereka untuk bertanggungjawab atas dosa-dosa mereka.
The problem here is that our instinct or intuition for what is right or possible for God does not fit Scripture. And the danger is that we shape Scripture to fit our feelings.
Yang menjadi persoalan disini adalah naluri atau intuisi kita untuk menentukan benar atau kemasuk-akalan Allah melakukan hal tersebut, (dimana kita mempertimbangkannya) - bukan berdasarkan Alkitab. Dan yang berbahaya adalah pada saat kita membentuk/merumuskan Alkitab sesuai dengan perasaan kita.
The Scriptures teach that God chooses who will be saved before we are born or have done anything good or evil (Romans 9:10-12). "It depends not on human will or exertion, but on God, who has mercy" (Romans 9:16). The Scriptures also teach that we are responsible for the obedience of faith and will be judged if we are disobedient. "But for those who are self-seeking and do not obey the truth, but obey unrighteousness, there will be wrath and fury" (Romans 2:8). We are chosen (or not chosen) unconditionally for salvation. And we are accountable for our faith (or unbelief).
Alkitab mengajarkan bahwa Allah memilih orang-orang yang akan diselamatkan sebelum kita dilahirkan atau sebelum kita melakukan segala hal yang baik atau segala hal yang jahat (Bandingkan Rom 9:10-12 : Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya-- (12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"). “Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah” (Rom 9:16). Alkitab juga mengajarkan bahwa kita bertanggungjawab untuk ketaatan iman dan kita akan dihakimi bila kita tidak taat. “Tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman” (Rom 2:8). Kita dipilih (atau tidak dipilih) untuk menerima keselamatan secara tidak bersyarat. Dan kita bertanggungjawab atas iman kita (atau atas ketidakpercayaan kita).
As I said in my sermon on 12-8-02, I do not fully understand how God renders certain the belief of the elect and the unbelief of the non-elect. If you want to go deeper into this, I recommend Jonathan Edwards' book The Freedom of the Will. It is slow reading, but you will grow more from the effort than you can imagine.
Sebagaimana yang telah saya katakan dalam khotbah saya sebelumnya, Saya tidak memahami secara tuntas bagaimana Allah membagi kaum pilihan yang percaya dan orang-orang yang tidak dipilih dan yang tidak percaya. Jika anda ingin masuk kedalam topik ini lebih dalam, saya merekomendasikan buku Jonathan Edward yang berjudul The Freedom of The Will. Buku ini adalah buku yang “slow reading” (tidak mudah untuk dicerna), tetapi anda akan bertumbuh lebih dari yang anda harapkan.
To help you accustom yourself to living with such felt tensions (unconditional election and human accountability) consider two similar ones from the example of Christ.
Untuk menolong anda membiasakan diri anda untuk hidup dengan beberapa tekanan ini (pemilihan tidak bersyarat dan pertanggungjawaban manusia), pertimbangkan dua hal yang sama dari contoh yang diberikan Tuhan Yesus.
First, we see Jesus weeping over Jerusalem because the things of the kingdom were "hidden from [their] eyes." But on the other hand we also hear Jesus say that God has "hidden these things."
• Luke 19:41-42. And when he drew near and saw the city, he wept over it, saying, "Would that you, even you, had known on this day the things that make for peace! But now they are hidden from your eyes."
• Luke 10:21. In that same hour he rejoiced in the Holy Spirit and said, "I thank you, Father, Lord of heaven and earth, that you have hidden these things from the wise and understanding and revealed them to little children; yes, Father, for such was your gracious will."
Pertama, kita melihat Tuhan Yesus mencucurkan air mata atas Yerusalem karena “hal Kerajaan Allah tersembunyi (tertutup) bagi mereka”. Akan tetapi dibagian lain kita juga mendengar bahwa Tuhan Yesus berkata bahwa “Allah telah menyembunyikan hal-hal ini (hal tentang Kerajaan Allah)”.
• Luk 19:41-42. Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
• Luk 10:21. Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Second, we see Jesus feeling compassion for those who were sick - irrespective, it seems of their faith. On the other hand, we know from illustrations and teachings elsewhere in the Bible that God is finally and decisively in control of sickness. So we have Jesus feeling sorry for people who have sicknesses that God's wisdom has ordained (at least for a time).
• Matthew 14:14. When [Jesus] went ashore he saw a great crowd, and he had compassion on them and healed their sick.
• Exodus 4:11. Then the LORD said to him, "Who has made man's mouth? Who makes him mute, or deaf, or seeing, or blind? Is it not I, the LORD?"
• 1 Samuel 2:6. The LORD kills and brings to life; he brings down to Sheol and raises up.
Kedua, kita melihat Tuhan Yesus memiliki perasaan belas kasihan (terharu) kepada mereka yang sakit-terkucilkan, dimana hal-hal ini terlihat dari iman mereka. Pada sisi yang satu, kita mengetahui dari ilustrasi dan pegajaran dibagian lain pada Alkitab akhir dari segala sesuatu adalah Allah dan Allah menentukan serta mengatur segala macam penyakit. Sehingga kita melihat Tuhan Yesus memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang menderita sakit penyakit dimana Allah telah menetapkan hal tersebut dengan hikmatNya (setidaknya untuk sementara waktu).
• Mat 14:14. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
• Keluaran 4:11. Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
• 1Samuel 2:6. TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.
Implications:
1) Don't cancel one truth in the Bible because it feels out of sync with another.
2) Don't draw emotional or behavioral implications from God's sovereignty that contradict faith, compassion, accountability, prayer, evangelism, or hard work. On the contrary, consider Colossians 3:12 and let your unspeakably happy condition as "chosen, holy and loved" produce "compassion, kindness, humility and meekness."
Implikasi :
1. Jangan menyangkal satu kebenaran dalam Alkitab karena merasa kebenaran tersebut tidak sesuai dengan bagian lain dalam Alkitab.
2. Jangan bersikap dengan emosional pada saat menarik implikasi dari kedaulatan Allah bahwa hal ini berkontradiksi dengan iman, belas kasihan/kasih , tanggungjawab, doa, penginjilan atau bekerja keras. Sebaliknya, pertimbangkanlah Col 3:12, “ Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran”.
© Desiring God
Permissions: You are permitted and encouraged to reproduce and distribute this material in any format provided that you do not alter the wording in any way and do not charge a fee beyond the cost of reproduction. For web posting, a link to this document on our website is preferred. Any exceptions to the above must be approved by Desiring God.
Please include the following statement on any distributed copy :
By John Piper.
© Desiring God.
Website: desiringGod.org
Source : http://www.desiringgod.org/resource-library/taste-see-articles/when-the-bible-blows-your-mind
Diterjemahkan oleh : Yun Tonce KP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar