Tema ini adalah salah satu tema yang vital dalam Kitab Suci karena menyangkut identitas kita sebagai manusia, lebih khusus lagi hal ini menyangkut tujuan hidup kita sebagai orang Kristen. Siapakah manusia itu ? pertanyaan ini adalah pertanyaan sepanjang abad karena banyak para filsuf yang mempertanyakan identitas ini sehingga Socrates berkata : “ Kenalilah dirimu sendiri. Siapakah kita ini, manusia kecil yang nampak tiada bermakna ditengah alam raya yang maha luas ? dimana pertanyaan semacam ini dilanjutkan oleh muridnya Plato, lalu Aristoteles dan para filsuf lainnya. Bagi kita orang Kristen, pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan yang sangat krusial karena orang Kristen yang kehilangan identitasnya akan mengalami kekacauan orientasi hidup dan akan terlibat didalam 2 hal yaitu yang pertama adalah hidup yang munafik karena terjadi dikotomi kehidupan antara kehidupan sehari-hari dengan kehidupan rohani dimana pada kehidupan sehari-hari orang ini akan meninggalkan imannya dan pada saat digereja maupun pelayanan akan kembali mengenakan seragam rohani. Kedua akan benar-benar terhanyut didalam arus dunia karena mengalami mati rohani maupun kelumpuhan rohani. Jika demikian apakah yang harus kita lakukan agar tidak terjebak didalam hal yang sedemikian kacau, kita harus menegakkan identitas kita sebagai orang Kristen sejelas mungkin dan berintegritas didalam hidup kita. Berikut akan dibahas mengenai dosa, jenis perbudakan yang terdapat dalam Kitab Suci, karakter dari hamba Allah sejati beserta aplikasi praktisnya yang akan menuntun kita kearah kehidupan yang bertanggungjawab dan kudus dihadapan Allah.
I. Eksposisi Dari Definisi Dan Sifat Dosa
Apakah dosa itu ? Dosa berasal dari bahasa Yunani “Hammartia” yang berarti meleset dari sasaran, dari sasaran apa? Dari hukum-hukum Allah. Jadi dosa adalah pelanggaran akan hukum Allah bahkan lebih jauh lagi dosa merupakan suatu sikap perbuatan, pikiran bahkan perkataan yang antroposentris(berpusat pada diri sendiri) bukan bersifat teosentris. Siapakah yang telah berdosa? Roma 3:23 menyatakan bahwa semua orang telah berdosa. Hal ini telah menyatakan dengan jelas bahwa semua orang termasuk pendiri agama-agama besar telah berdosa, kecuali Kristus karena Kristus adalah satu-satunya yang tidak berasal dari bibit dosa, hal ini nampak jelas pada tantangan Kristus untuk membuktikan diriNya berdosa (Yoh 8:46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? ). Adapun efek dari dosa salah satunya adalah menyebabkan perbudakan dosa (Yoh 8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. ) yang mengakibatkan setiap hamba dosa akan terus dirangsang untuk berbuat dosa dan hidup dengan menikmati dosa (bdk Roma 1:21,22,24,28 dan 29) bahkan lebih jauh lagi hal ini akan berakhir pada kematian kekal!!. Dengan demikian, setiap orang telah masuk kedalam perbudakan ini termasuk pendiri agama-agama besar dunia !! Bagaimanakah dengan saya dan saudara, adakah kita yang terus hidup dengan menikmati dosa-dosa kita bahkan merasa senang ketika melakukannya?
II. Eksposisi Jenis-Jenis Perbudakan Yang Terdapat Dalam Alkitab
Perbudakan rohani adalah suatu identitas manusia yang sangat mendasar, karena siapa yang memimpin kita, maka dialah yang akan kita taati bahkan hak ntuk hidup pun kita serahkan kepada pemimpin kita. Adapun definisi perbudakan terdapat pada Roma 6:16 "Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?."
Dimana seorang budak (slaves) adalah seorang yang menyerahkan dirinya kepada untuk taat kepada pemiliknya. Diatas telah sedikit disebutkan tentang perbudakan dosa, berikut akan dibahas perbudakan-perbudakan yang ada dalam Kitab Suci secara komprehensif.
Didalam Kitab Suci, terdapat hanya ada 2 macam perbudakan :
1. Perbudakan dosa.
Perbudakan dosa adalah suatu perbudakan dimana dosa menjadi pimpinan utama sehingga apapun yang kita lakukan adalah untuk memuaskan keinginan dosa kita ! Perbudakan dosa membuat tubuh kita, pikiran kita dan hati kita meminta untuk dipuaskan dengan perbuatan yang berdosa!! Sehingga timbul hukum yang demikian : semakin kita puaskan tubuh kita, maka kita akan semakin cemar dan najis, semakin kita puaskan kita akan menjadi semakin ketagihan untuk terus berbuat dosa. Salah satu sifat yang berbahaya dari perbudakan ini adalah sekali orang berusaha memuaskan keinginan daging/dosanya maka orang tersebut makin terjerumus didalam dosanya dan semakin menikmati kenikmatan fana dari dosa (bdk Roma 1:21,22,24,28 dan 29). Dengan kata lain dosa bersifat “candu”, dimana semakin berbuat dosa, semakin menikmati dosa, yang berakhir pada kelumpuhan rohani, kematian rohani dan kematian kekal sehingga kita dibuang oleh Allah dan meninggalkan wajah Allah untuk selama-lamanya!!. Demikian pula dengan hidup kita sehari-hari, Adakah kita hidup senang berbuat dosa? Suka porno-porno? Bahkan menjadi pelakunya dalam hidup sehari-hari? Suka bermalas-malasan? Melempem didalam sekolah kita, kuliah kita, pekerjaan kita? Bila masih ya, berarti hal ini menandakan kita masih terjebak didalam perbudakan dosa !! Kita harus bertobat dihadapan Allah dengan lebih bersungguh-sungguh lagi!! Perbudakan dosa akan membuat kita menjadi manusia yang mengalami kekacauan tujuan hidup dan hidup hanya berorientasi pada yang kelihatan dan sementara, bukan kekekalan.
2. Perbudakan Allah.
Perbudakan Allah adalah suatu perbudakan dimana Allah menjadi pemimpin utama kita, sehingga apapun yang kita lakukan adalah hanya semata-mata untuk menyenangkan hati Allah dan mempermuliakan Dia dengan apapun yang telah Dia pinjamkan pada kita!! Perbudakan Allah dapat disebut sebagai Perbudakan Kristus dimana Kristus menjadi satu-satunya tuan/pemimpin bagi seseorang. Orang yang mengalami perbudakan Kristus pasti akan berusaha untuk memuaskan keinginan Allah dan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memuliakan Kristus didalam setiap aspek kehidupannya tanpa terjadi dikotomi/pemisahan hal sekuler dan rohani, bahkan hidup orang tersebut sudah diserahkan kepada Kristus untuk memuliakan Allah sampai mati. Perbudakan Kristus membuat tubuh kita, pikiran kita dan hati kita menjadi semakin murni dari dosa, membuat kita semakin sadar betapa berdosanya kita dimata Tuhan, betapa kotornya hidup kita hadapan Tuhan dan Roh Kudus sendirilah yang akan memegang kendali hidup kita dan menyadarkan kita akan segala macam dosa kita sehingga didalam perbudakan Kristus ini, kita boleh datang kembali kepada Allah dan boleh menyerahkan hidup kita untuk dipergunakan oleh Allah sebagai alat untuk menyatakan kehendak dan kemulianNya. (bdk Roma 6:19, 21 dan 22).
Dalam hidup kita hanya terdapat dua jenis perbudakan : perbudakan dosa dan perbudakan Allah, perbudakan setan dan pebudakan Allah !! Pada setiap orang hanya terdapat 2 jenis perhambaan, jika dia tidak memuliakan Allah, berarti jelas hidupnya memuliakan setan. Jika dia hidup berorientasi kepada diri sendiri berarti jelas bahwa dia adalah budak dosa, budak setan. Namun jika dia hidup memuliakan Kristus berarti dia adalah budak ALLAH dan hidupnya pun diserahkan seluruhnya pada Kristus. Dimanakah posisi kita berada, budak setan ataukah budak Allah?
III. Cara Allah Melepaskan Kita Dari Perbudakan Dosa
Pada bagian lalu telah dibahas bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan hal ini menyebabkan semua manusia berada dalam perbudakan dosa. Sehingga tidak heran jika pada jaman ini yang namanya perbuatan-perbuatan yang tecela dapat dilakukan oleh orang sekitar kita dengan tidak memiliki malu bahkan cenderung untuk saling membanggakan perbuatan dosanya! Kenapa hal ini terjadi, karena seluruh manusia telah jatuh kedalam perbudakan dosa. Akan tetapi Allah sangat mengasihi kita dan Dia tidak ingin kita terjatuh kedalam perbudakan dosa, karena itulah maka Allah Bapa mengirim Allah Anak untuk mati menebus dosa kita dan Allah Roh Kudus untuk menguduskan dan menyucikan hidup kita. Kuasa Kristus adalah satu-satunya “obat” untuk kita terlepas dari perbudakan dosa masuk keperbudakan Kristus.
Manusia hanya dapat mengalami kemerdekaannya dari dosa hanya didalam Kristus sehingga 1 Petrus 2:24 dikatakan bahwa hanya oleh bilur-bilur Kristus saja kita mengalami bebas dari perbudakan dosa menuju kepada perbudakan Allah. Bilur-bilur Kristus tidak menyembuhkan kita dari penyakit secara fisik seperti yang diajarkan oleh pendeta-pendeta yang tidak bertanggung jawab, tetapi bilur-bilur Kristus menyembuhkan kita dari penyakit dosa kita (Hal ini sesuai dengan konteks 1 Petrus).
Pada saat kita masih mati rohani, kita pasti sangat menikmati dosa, tetapi pada saat rohani kita mulai dilahirbarukan oleh Roh Kudus, maka kita pasti akan jijik dan merasa kotor akan segala dosa-dosa yang kita lakukan bahkan oleh hal-hal yang kelihatannya sepele seperti kemalasan, masalah ketertiban bermasyarakat dan dalam bersosialisasi dengan sesama pada saat kita mempermalukan nama Tuhan pasti kita akan malu setengah mati, kenapa? Karena kita adalah orang Kristen, pada saat kita kalah rajin dengan orang lain, pada saat kita kalah pandai dengan orang lain, kita pasti akan merasa malu, kenapa? Karena kita adalah orang Kristen. Siapakah Orang Kristen ? Orang Kristen sejati adalah kaum pilihan Allah yang telah ditebus oleh Kristus dari perhambaan dosa menuju hamba Allah (Roma 6:22), dari mati rohani menjadi memiliki kerohanian yang hidup !! Orang Kristen adalah representasi dari Kristus, sehingga yang seharusnya kita lakukan adalah memuliakan Kristus, bukan mempermalukan Kristus !!
Diatas telah diuraikan hasil pembenaran dari Kristus dan pembelian Kristus dari perbudakan dosa menuju perbudakan Allah, berikut akan diuraikan lebih lanjut tentang proses peralihan perbudakan dari perbudakan dosa menuju perbudakan Allah, namun terlebih kita harus mengetahui konteks Kitab Roma.
Adapun konteks tujuan Kitab Roma (dari Introducing Roman in TNIV Study Bible especially The Purpose Of This Letter) :
1. Rasul Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan untuk kedatangannya ke Roma dan minatnya untuk bermisi diSpanyol (Roma 1:10-15 ; 15:22-29).
2. Rasul Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan dasar dari system penebusan Kristus kepada gereja yang tidak menerima pengajaran dari rasul-rasul.
3. Rasul Paulus menjelaskan relasi antara orang Yahudi dan Non Yahudi didalam keseluruhan rencana Allah didalam penebusan. (bdk ayat 6).
Pada Roma 6:3 terdapat pernyataan :”Tidak tahukah kamu…” , dari pernyataan ini tersimpan suatu hikmat dimana doktrin Kristen merupakan kebutuhan bagi kehidupan Kristen merupakan salah satu titik pertumbuhan terpenting dalam kehidupan Kristen, dimana hal ini kelihatannya sepele dan kelihatannya tidak memiliki signifikansi apapun ternyata doktrin Kristen adalah suatu fondasi yang mendasar untuk kita berpijak dalam kehidupan praktis. Dalam hal ini, pernyataan “tidak tahukah kamu” berulang kali muncul (bdk Roma 6:3, 16 ;7:1 ; 1 Kor 3:16 ; 5:6 ; 6:2 ,3,9,15,19 ; 9:13, 24) Dimana pernyataan ini menjadi awal bagi kita untuk memahami proses bagaimana proses Kristus menebus kita. Dari Roma 6:3,4 dan 5, kita dapat melihat bahwa setiap orang Kristen sejati telah dibabtis Kristus dalam kematianNya, dikubur bersama-sama Kristus, dan dibangkitkan seperti Kristus dalam hidup yang baru. Sehingga dikatakan bahwa kita telah mati atas dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus (bdk Roma 6:11)
Hanya didalam Kristuslah, kita dapat mengalami peralihan dari perbudakan dosa menuju perbudakan Allah, adakah kita terus menerus cinta dan menikmati dosa-dosa kita, kita harus kembali kepada Allah karena Kristus telah mati bagi kita. Apa yang harus kita lakukan agar kita dapat menjadi hamba Allah? Datanglah kepada Allah dalam Kristus, karena Bapa menanti kita seperti anak yang hilang, Kristus adalah Gembala Yang Baik, hanya didalam Dialah kita akan menemukan makna kehidupan yang sejati karena Dia akan menuntun jiwa kita dan menyegarkan hidup kita.
IV. Natur Hamba Kristus
1. Dalam Korelasinya Dengan Dosa
Hamba Allah adalah setiap orang yang telah terlepas dari perbudakan dosa, hamba Tuhan bukan hanya pendeta dan majelis!! Dapatkah seorang hamba Tuhan dapat terjatuh kedalam dosa? Dapatkah seorang hamba Tuhan masih bermain-main dengan dosa? Dapat, karena kita masih hidup dengan menggunakan tubuh jasmani kita yang masih berdosa dan tubuh rohani kita yang telah disucikan oleh darah Kristus!! Hal ini membuat kita berada dalam posisi sulit, karena keinginan daging ingin terus dipuaskan dan keinginan roh kita ingin memuliakan Allah. Ditengah hal inilah maka setan sering bermain-main didalam hati kita. Disatu sisi, setan berusaha menawarkan kepuasan jasmani dan rohani dengan segala hal-hal fana dan berpusat pada kepuasan diri sendiri, akan tetapi kita harus ingat posisi kita bahwa kita adalah budak Kristus, bukan budak setan!! Setan jelas tidak bisa menguasai pikiran dan tubuh kita karena kita adalah milik Kristus.
Roma 6:1 diawali dengan pertanyaan : “ Bolehkah kita bertekun dalam dosa ? (TNIV : Shall we go on sinning so thet grace may increase?) ayat 2 pun melanjutkan : “ Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup didalamnya? (TNIV : We are those who have died to sin, how can we live in it any longer?) Ayat 15 pun demikian : “ Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada dibawah hukum Taurat, tetapi dibawah kasih karunia? (TNIV : Shall we sin because we are not under the law but under grace?) dan ayat 19 menyatakan :” Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan...”. Hal ini jelas menyatakan bahwa orang Kristen yang tinggal diRoma pada saat itu juga terus hidup berkubang dalam dosa, akan tetapi Paulus langsung menyikapi hal ini dengan mengingatkan bahwa : Orang Kristen Sejati pasti tidak akan tahan hidup berkubang dan terus menerus menikmati dosa!! Kenapa? Karena jelas itu bukan natur kita!! Orang Kristen sejati pasti akan jijik didalam berbuat dosa (bdk Roma 6:21) !! Kita adalah budak Allah, bukan budak dosa! Kitab Suci pun menyatakan bahwa : Kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah (bdk Roma 6:11) Kita memang masih bisa berbuat dosa tetapi kita tidak akan mungkin tahan untuk hidup dan menikmati dosa. Sedangkan budak dosa pasti akan menikmati dan terus mencari kepuasan dalam perbuatan-perbuatannya yang berdosa, bahkan mereka dengan tidak malu-malu menyatakannya kepada orang lain dan mereka pun saling membanggakan dosanya, semakin hebat dosanya, makin bangga!! semakin liar hidup, pikiran dan perkataan, semakin bangga!! Inilah gambaran masyarakat umum yang berada disekeliling kita. Dimana hal ini akan terbukti bila kita sudah mulai membaur dengan masyarakat luas (tentunya dengan tidak bersifat selektif), maka akan terlihat sifat tersebut mulai dari para mahasiswa, sampai orang tua pun demikian(mereka makin berdosa, makin bangga). Inilah yang saya sebut sebagai –The Dark Spirit- (Semangat kegelapan yang mengarah ke neraka). Sedangkan seorang hamba Tuhan sejati pasti hidupnya Theosentris (berpusat pada Allah), bukan antroposentris (akuisme), bila dia berbuat dosa pasti akan malu dan jijik sekali, bila dia kalah bijaksana dengan orang yang tidak percaya juga akan malu sekali. Inilah yang saya sebut sebagai The Fighting Spirit Of Christianity (Semangat berjuang keKristenan). Sudahkah kita merasa demikian? Bila belum, marilah saudara mau kembali kepada Kristus. Akuilah dosa-dosa kita dihadapan Allah maka Dia pun akan mengampuni kita dari segala dosa kita dan membersihkan kita dari segala kejahatan (bdk 1 Yoh 1:8,9 ).
2. Dalam Korelasinya Dengan Kekudusan
Seorang Hamba Allah yang sejati, memiliki hati yang penuh dengan kerinduan akan Firman Tuhan dan menuntut diri untuk hidup suci dihadapan Allah. Hal ini jelas disebabkan oleh perubahan orientasi hidup dari pemuasan diri menjadi pemuasan Allah. Sehingga seorang hamba Tuhan yang sejati semakin mengenal Allah, maka Dia akan mengetahui bahwa hidupnya kotor sehingga akan terus mengejar kekudusan Allah dan keserupaan dengan Kristus melalui ketaatan kepada Firman Tuhan. Inilah yang disebut sebagai pengudusan emosi dan pengudusan diri. Jika ada hamba Tuhan baik itu pendeta, majelis maupun pengurus persekutuan yang hidup sembarangan dan kotor, jelas dia bukan hamba Tuhan sejati karena dia masih diperbudak oleh dosa dan setan!! Inilah perbedaan hamba Tuhan sejati dengan hamba Tuhan palsu! Bagaimana dengan kita, sudahkah kita hidup kudus dihadapan Allah? Harus!! Karena buah dari perbudakan Allah adalah hidup dalam kekudusan Allah.
V. Karakter Hamba Allah
Rasul Paulus didalam beberapa suratnya, selalu dia menyatakan diri sebagai hamba Allah/hamba Kristus (bdk Roma 1:1; Gal 1:10 ; Titus 1:1 ; Filemon 1:1), dimana Rasul Paulus menyatakan bahwa dia sebagai hamba Kristus, hanya hidup mencari perkenanan Allah, bukan manusia. Bahkan Rasul Paulus pun menyatakan hal ini secara keras sebagai seorang hukuman karena Kristus (bdk Filemon 1:1) dan dia pun menyatakan bahwa sebagai seorang hamba Allah bila masih mencari perkenanan manusia berarti dia bukan hamba Kristus melainkan hamba setan (bdk Gal 1:10). Kita sebagai orang Kristen, harus meneladani raksasa-raksasa rohani seperti Paulus didalam ketaatan kepada pemilik kita yaitu Kristus sendiri. Apa sajakah karakter hati seorang budak Allah? Berikut akan dibahas satu persatu :
1. Ketaatan Mutlak Kepada Allah (Roma 6:16)
Seorang hamba Allah harus memiliki ketaatan mutlak kepada Allah. Hal ini bukan bersifat bermain-main, misal : terkadang taat kepada Allah tetapi bila situasi mulai mengancam maka akan taat kepada setan. Akan tetapi banyak orang Kristen yang sedemikian kacaunya dan sering bermain-main didalam Tuhan, padahal Kristus telah memperingatkan : ” Janganlah engkau mencobai Tuhan Allah-mu”(bdk Matius 4:7) karena Allah adalah Allah yang tidak suka dipermainkan dan Allah akan memperhitungkan hal ini pada akhir jaman (bdk Ef 6:7)!! Ketaatan mutlak ini pun terlihat dari orang Kristen abad pertama, dimana bila mereka mengakui Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat dihadapan umum, maka mereka pasti akan diburu dan dibunuh dengan kejam oleh orang Roma. Demikianlah ketaatan mutlak kepada Kristus menuntut kita bagaimana kita tetap taat sebagai hambaNya didalam studi kita dengan kita mengerjakan yang terbaik dan menyerahkannya kepada Kristus agar nama Kristus dipermuliakan. Ketaatan mutlak kepada Kristus menuntut kita harus memiliki kerajinan yang lebih dibandingkan dengan orang-orang lain nonKristen karena Kristus harus dipermuliakan. Ketaatan kepada Kristus menuntut kita juga harus lebih bijaksana daripada orang-orang lain, karena kita sebagai hamba Allah juga akan berada dipihak Allah yang akan menghakimi manusia dan malaikat (bdk 1 Kor 6:2 dan 3), bagaimana kita berada dipihak Allah dimana Allah sendiri akan menghakimi dunia ,jika ternyata hidup kita sebagai hamba Allah ternyata jauh lebih bodoh daripada orang-orang dunia!! Banyak orang Kristen sekarang yang hanya menang slogan!! Pada saat mereka bicara mengenai pekerjaan, jodoh dan uang mereka seperti ”Gunung Mau Meletus”, begitu berapi-api, tetapi pada saat bicara Firman Tuhan, langsung melempem, dimana semangatnya ? dimana apinya? apakah ini tabiat orang Kristen? Banyak anak Tuhan pula yang pada saat gereja begitu berapi-api, pada saat pelayanan begitu bersemangat, tetapi pada saat keluar gereja langsung meninggalkan ”Seragam Rohani” berganti menggunakan ”Seragam Dunia” sama seperti para pemain sinetron, dimanakah integritas antara Firman dan kehidupan? inikah yang disebut hamba Allah? Bukan, jika masih seperti ini, berarti masih termasuk hamba setan!!
Orang Kristen sebagai hamba Allah harus mau menyalibkan segala keinginannya dan diganti dengan salib yaitu dengan bekerja keras, belajar Fiman Tuhan baik-baik terstruktur dan sistematis, serta siap untuk menderita serta mau memeras diri, lebih daripada dunia agar Kristus boleh dipermuliakan. Ketaatan mutlak kepada Allah juga membawa penderitaan bagi hamba-hambaNya. Hal ini nampak didalam Kristus didalam ketaatanNya kepada Bapa sampai naik keatas salib dan mati. Begitu pula dengan para Rasul banyak yang hidup menderita dan berakhir dalam kematiaan yang cukup mengerikan, kecuali Rasul Yohanes. Begitu pula dengan orang-orang Kristen abad pertama. Bagaimana dengan kita, maukah kita berjalan didalam ketaatan mutlak kepada Kristus, walau jalan terjal berliku? walau kita terkadang ditinggal orang dan merasa sendiri (feel lonely) karena ketaatan kepada Kristus? Ya, harus. Karena untuk itulah kita dipanggil menjadi hamba-hambaNya. Sehingga Paulus pun mengatakan demikian : ”Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu (Bdk Ef 5:14). Maukah kita bangun dari tidur rohani kita? Ya mari kita bangun dari tidur rohani kita dari antara orang-orang yang akan binasa dan memancarkan Kristus melalui ketaatan mutlak kepadaNya dalam hidup kita dan seumur hidup kita.
2. Meyerahkan apa yang ada pada kita kepada Allah sebagai senjata-senjata kebenaran (Roma 6:13)
Kita orang Kristen adalah seperti sampah yang dipungut oleh raja untuk dijadikan hamba-hambaNya. Sebagai hamba Tuhan didalam menjalankan ketaatan total kepada pemiliknya yaitu Kristus, harus menyerahkan apa yang sudah Tuhan anugrahkan untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran. Apa sajakah yang harus kita serahkan untuk kemuliaanNya : 1. Waktu. 2. Talenta dan bakat. 3. Segala harta benda. Inilah yang harus kita serahkan kembali kepada Allah untuk dijadikan sebagai senjata kebenaran. Namun banyak sekali orang Kristen yang tidak menyerahkan hal ini kepada Allah tetapi menyerahkannya kepada setan, melalui penggunaan hal-hal ini secara antroposentris, yang mana semuanya ini digunakan hanya untuk kepentingan si”Aku” bukan kepentingan Allah!! Banyak orang Kristen menggunakan waktu hanya untuk menyenangkan dan memuaskan dirinya!! Banyak orang Kristen menggunakan kepandaiannya bukan untuk Allah tetapi untuk perut sendiri!! Banyak orang Kristen yang telah mengerti teknologi tetapi menggunakannya hanya untuk hal yang sia-sia dan antroposentris seperti facebook, games dan nonton film, bila untuk memuliakan Tuhan itu baik, bila untuk media penginjilan itu benar, tetapi bila untuk memuliakan setan melalui pemuasan mata, pikiran dan telinga?!! Inikah keKristenan!!?? Bukan, ini bukan keKristenan, melainkan orang ateis yang mengenakan jubah Kristen!! Kita sebagai hamba Allah, seharusnya ingat bahwa kita ini adalah kotor seperti sampah yang dipungut oleh Tuhan Allah untuk menjadi anak-anakNya dan semua yang ada hanyalah titipan-Nya yang harus kita serahkan kembali kepada pemiliknya yang sejati (The Real Master) untuk dijadikan senjata-senjata terang. Bila kita tidak menyerahkan setiap hal yang telah Tuhan titipkan kepadaNya kembali, berarti jelas kita menyerahkannya kepada setan!! Akan tetapi bila kita menyerahkannya kepada Tuhan berarti kita memuliakanNya sebagai Pemilik Kita!!
Mari kita menyerahkan anggota-anggota tubuh kita sebagai senjata kebenaran dengan cara demikian :
1. Kita harus memulai dengan komitmen setiap hari kepada Tuhan.
2. Kita harus mau melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah (secara Teosentris)
3. Kita harus memaksimalkan penggunaan waktu dengan belajar dan bekerja keras untuk mengaktualisasi/meng-update diri kita dalam Tuhan, jauh melebihi orang-orang yang tidak percaya.
John Calvin, dalam biografinya dituliskan bahwa dalam 1 hari, dia hanya memiliki waktu untuk istirahat selama 2-3 jam dan seumur hidupnya dia dililit penyakit yang cukup berat mulai dari komplikasi ginjal, asma sampai tukak lambung dan seumur hidupnya dia terus bekerja keras bagi kemuliaan nama ALLAH. Bagaimanakah dengan kita? Maukah kita memeras tubuh kita dengan kita bekerja keras, belajar keras dan mempersembahkan itu semua bagi Kristus? Oleh karena itu, setiap hamba Tuhan sejati seharusnya menyatakan demikian : ”Tuhan aku mau menyerahkan anggota-anggota tubuhku sebagai hamba kebenaran” ...bagaimana dengan saudara, maukah saudara mengatakan demikian serta melakukannya dalam keseluruhan hidup saudara?
3. Malu dan jijik dalam berbuat dosa (Roma 6:20, 21)
Pada jaman sekarang, hampir tidak ada namanya malu dan jijik dalam berbuat dosa. Yang tersisa hanya kebanggan dalam berbuat dosa, makin berdosa makin bangga. Inilah jaman dimana kemoralan makin merosot. Disinilah posisi kita sebagai hamba Allah ditempatkan, yaitu pada jaman yang terjadi degradasi karakter dan moral. Jika seorang hamba Allah memiliki sikap yang sama dengan hamba setan, maka hati kita pun sama-sama dimiliki setan, cuma KTP saja yang tertulis Kristen. Hamba Allah harus memiliki karakter malu dan jijik dalam berbuat dosa. Dosa bagi kita adalah suatu hal yang tidak dapat lagi kita nikmati, karena itu bukan natur kita. Jika kita melihat orang lain lebih pandai dari kita pun seharusnya kita malu, kenapa karena identitas kita adalah hamba Allah dan kita harus mengejar kekurang pandaian kita dengan belajar lebih keras. Jika kita melihat orang lain lebih bijak dari kita, kita harus malu, begitu pula bila kita diajar orang yang tidak memiliki Kitab Suci, sudah seharusnya kita malu, kenapa? karena kita adalah hamba Allah, Allah telah memberikan Kitab Suci yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain yang dapat membuat hidup kita jauh lebih berkualitas jika kita mau belajar baik-baik dan ini juga membuktikan satu hal yaitu kita sebagai hamba Allah ternyata memiliki tabiat kemalasan yang jauh lebih hebat daripada orang lain. Bagaimana dengan pornografi yang cukup marak berada disekeliling kita? kita harus jijik pada saat melihatnya, kenapa? karena pada saat kita melihat dan menikmati maka disitulah mata kita dan pikiran kita berintegrasi didalam perzinahan dengan kenikmatan dunia dan hal inipun memberikan indikasi bahwa sebagai hamba Allah, kita belum memuliakan dan menikmati Allah. Seorang hamba Allah sejati, hanya mendapatkan kepuasan yang sejati dari Allah, bukan kepuasan dari yang dunia tawarkan!! Karena itulah sebagai hamba Allah kita harus merasa malu dan jijik didalam berbuat dosa yang berusaha memuaskan diri kita dengan segala kepuasan-kepuasan palsu. Bagimana dengan saudara, maukah saudara demikian? Ya, harus, karena engkau pun sudah ditebus oleh Kristus untuk menjadi hambaNya!!
4. Buah : Hidup kudus dihadapan Allah (Roma 6:22)
Seorang hamba Allah yang setia untuk terus hidup didalam kebenaran, semakin lama dia hidup maka akan terpancar suatu pola hidup kudus yang makin lama makin kudus. Dan hidup kudus ini adalah buah dari perhambaan Allah. Kudus dapat diartikan sebagai murni, murni untuk apa? Jelas untuk memuliakan Allah. Belajar hidup kudus disini berarti belajar hidup semakin murni dihadapan Allah, semakin murni untuk apa? semakin murni didalam keseluruhan hidup, didalam keseluruhan talenta yang telah Tuhan berikan, didalam pekerjaan yang Tuhan berikan kepada kita dimana kita melakukan itu semua dengan penuh tangung jawab dan berkenan dihadapan Tuhan serta berorientasi hanya untuk kemuliaan Kristus!! Orang yang hidup kudus, adalah orang yang mencari kesukaan Allah bukan kesukaan manusia (bdk Gal 1:10)!! Bahkan Rasul Paulus pun menambahkan, jika dia masih mencoba berkenan dimata manusia berarti dia bukan budak Kristus. Disini kita melihat bagaimana pola hidup hamba Tuhan yang sebenarnya : Yaitu Mencari kesukaan Allah, berkenan dihadapan Allah dan bertanggung jawab kepada Allah. Hal ini berlaku bagi kita dimanapun Tuhan tempatkan kita, entah kita sedang belajar disekolah maupun universitas, entah kita berada ditengah keluarga, entah kita berada ditengah masyarakat, entah kita berada digereja, entah kita bekerja dimanapun Tuhan tempatkan kita. Ini adalah kunci akan hidup kudus dihadapan Allah. Hal inipun menunjukkan identitas kita sebagai hamba Allah. Maukah saudara hidup kudus sebagai hamba Allah? Maukah kita hidup hanya dengan mencari perkenanan Allah? Ya dan harus. Kita harus hidup dengan menegakkan identitas kita sebagai hamba Allah ditengah-tengah masyarakat yang sudah bengkok oleh dosa.
5. Memiliki kerinduan untuk memberitakan Injil (Roma 1:14)
Seorang budak Allah yang sejati harus memiliki suatu hasrat yang mendalam untuk memberitakan Injil dimanapun dia berada dan kapanpun. Perhatikan kata-kata Rasul Paulus : bahwa dia berhutang untuk memberitakan Injil baik kepada orang terpelajar maupun orang tidak terpelajar dan rasul Paulus pun sangat berhasrat untuk memberitakan Injil dikota Roma yang menurut TNIV Note (Introduction of Romans), gereja diRoma tidak pernah secara langsung didirikannya. Disini kita dapat melihat teladan Rasul Paulus, walaupun dia tidak ikut mendirikan gereja diRoma tetapi dia tetap memiliki semangat yang luar biasa (sangat berapi-api) untuk memberitakan Injil disana. Bagaimana dengan kita? Apakah kita pun sangat berhasrat untuk memberitakan Injil Kristus, bahwa Kristus telah mati dan bangkit bagi kita untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa masuk kedalam perbudakan Allah? Jika kita belum memiliki hasrat demikian, kita perlu untuk bertelut dengan sungguh-sungguh lagi dihadapan Tuhan agar kita lebih peka didalam mendengarkan pimpinan Tuhan melalui Firman didalam kehidupan kita.
Yang kedua dapat kita pelajari adalah Rasul Paulus memiliki hutang kepada semua orang. Hutang apakah itu? Sejak kapan rasul Paulus berhutang dengan banyak orang? Rasul Paulus memiliki hutang Injil kepada setiap orang. Dia memiliki hutang ini sejak Kristus mencelikkan mata rohaninya /melahirbarukannya. Sehingga sejak dia telah sadar bahwa dia telah lahir baru maka sejak saat itulah Rasul Paulus sadar bahwa dirinya telah berhutang Injil!! Jadi setiap budak Allah pun secara sadar atau tidak sadar pasti memiliki hutang Injil kepada setiap orang dan harus mempertanggungjawabkannya kepada Kristus pada akhir jaman!! Maukah saudara memberitakan Injil kepada setiap orang yang saudara temui melalui bidang apapun yang telah Kristus percayakan kepada saudara? Saudara harus memberitakan Injil !! tetapi bukan karena keterpaksaan karena Kristus akan menuntut pertanggungjawaban saudara pada akhir jaman, tetapi secara sukacita karena itulah natur kita sebagai budak Allah!!
Yang ketiga yang dapat kita pelajari : Bahwa Rasul Paulus, berhutang Injil kepada 2 jenis manusia yaitu orang terpelajar dan orang tidak terpelajar. Konteks orang terpelajar : orang-orang Yunani yang sangat pandai. Jadi Rasul Paulus juga sangat berhasrat untuk memberitakan Injil kepada orang-orang pandai jaman itu dan juga orang-orang bodoh (TNIV : verse 14 >> foolish). Jika kita melihat situasi pada saat itu tentu tidak mudah untuk memberitakan Injil pada orang-orang Yunani yang pandai karena mereka pun memiliki berbagai macam filsafat yang cukup bijak. Jadi hanya ada satu kemungkinan untuk mau menginjili mereka, Rasul Paulus harus meng-upgrade dirinya agar lebih bijak dari mereka dengan hikmat Kristus. Ini adalah salah satu teladan baik dari Alkitab yang dapat kita teladani sebagai hamba Allah, yaitu : Sebelum kita menginjili orang lain, kita seharusnya belajar lebih keras, lebih rajin, dan hidup jauh lebih bertanggungjawab daripada orang-orang yang tidak percaya!! Kenapa ? jika kita lebih bodoh dari mereka, mereka pasti akan menertawakan kita!! Apalagi jika mereka tahu hidup kita jauh lebih malas dari hidup mereka, mereka pasti akan mencap bahwa orang Kristen itu orang adalah orang pemalas!! Lebih jauh lagi, bila kita tidak memulai dengan hidup bertanggung jawab, mereka pasti bilang bahwa bahwa ternyata keKristenan itu mengajarkan hidup yang tidak bertanggungjawab!! Maka itu, saya mengingatkan sebelum saudara memberitakan Injil, saudara harus cek dulu hidup saudara!! Apakah kita sudah hidup bersungguh-sungguh bagi Tuhan? apakah kita sudah hidup kudus dihadapan Allah? Apakah kita sudah hidup dengan bertanggungjawab dilingkungan masyarakat? Apakah kitapun sudah mulai peka dengan lingkungan kita, masyarakat sekitar kita? Apakah selama hidup kita, kita sudah menjadi teladan yang baik dikeluarga kita? Apakah kita sudah menjadi teladan yang baik dilingkungan sekolah dan kampus kita? Apakah dilingkunan sekolah, kerajinan kita sudah jauh melebihi teman-teman kita? Mari saudaraku yang terkasih dalam Kristus, sebelum kita memulai peng-Injil-an dengan mulut kita, mari kita mulai dengan hidup kita, perkataan kita dan orientasi hidup kita hanya untuk mempermuliakan Kristus.
Amin
KPPM Darmo , September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar