Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Joh 5:25-47
(25) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
(26) Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
(27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.
(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
(29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
(30) Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
(31) Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;
(32) ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
(33) Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran;
(34) tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.
(35) Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
(36) Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
(37) Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
(38) dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
(39) Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
(40) namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
(41) Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
(42) Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.
(43) Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.
(44) Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
(45) Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.
(46) Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
(47) Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Mulai dari pasal 5 Yesus Kristus menyembuhkan seseorang yang sudah sakit selama 38 tahun. Sudah tiba kepada sesuatu konflik yang tidak mungkin dihindarkan lagi. Orang Yahudi mempertanyakan, "Siapakah Dia, dengan kuasa dan hak darimana Dia berani menyuruh orang melawan dan melanggar hari Sabat? Jikalau Dia hanya manusia biasa, mari kita membunuh Dia. Tetapi jika Dia adalah Allah bagaimana bisa membuktikan bahwa Dia Allah? Allah itu Roh, bukan daging. Allah ada di sorga, tidak mungkin ada di dunia ini. Lalu siapakah Yesus? Perdebatan yang sengit tentang Kristologi tidak bisa dihindarkan lagi. Pertemuan dengan Kristus mengakibatkan suatu krisis yang mengakibatkan suatu reaksi manusia yang harus dipertanggungjawabkan di dalam kekekalan. Jikalau Kristus sungguh-sungguh sudah menyatakan diri, diberitakan kepadamu, maka engkau dituntut untuk bereaksi secara bertanggung jawab kepada Tuhan.
Di dalam pasal ini kita melihat orang-orang Yahudi jatuh. Jatuh di hadapan ujian. Mereka diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan Kristus. Seharusnya setelah mereka berjumpa dengan Kristus, yang adalah Tuhan, maka mereka boleh mendapatkan segala jawaban bagi hidup mereka, bahkan bagi segala kesulitan-kesulitan di dalam rahasia sejarah manusia. Tetapi justru pertemuan dengan Kristus inilah mengakibatkan mereka tidak bisa tidak diadili di dalam kekekalan. Kekristenan bukan suatu penghiburan yang konyol. Kekristenan tidak berarti berkat Tuhan yang dapat dipermainkan manusia. Tetapi Kekristenan adalah iman kepercayaan yang menyelamatkan atau menjatuhkan seseorang.
Yesus Kristus berdebat dengan mereka dan mengatakan beberapa kesaksian yang penting untuk iman terhadap Kristologi yang benar. Iman tentang kepercayaan kepada Kristus adalah pusat dari alam semesta. Kristus adalah Anak Allah Yang Tunggal, yang berinkarnasi dan yang tidak akan pernah diulangi lagi. Kristus adalah Juruselamat seluruh umat manusia didukung oleh kesaksian-kesaksian yang sangat penting. Yesus Kristus sendiri yang mengungkapkan hal ini. Siapakah yang lebih mengerti Kristus, selain Kristus sendiri? Siapa yang bisa mengenal Dia secara tepat, kecuali Roh Kristus memberikan pengenalan itu didalam pencerahan ke dalam hati manusia? Yesus Kristus di sini mengatakan "tentang Dia adalah yang mematikan dan yang menghidupkan." Mematikan dan menghidupkan adalah hak Tuhan Allah sendiri. Di dalam nats ini Yesus langsung mencetuskan suatu kalimat, sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Dan Ia (Allah Bapa) telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi (seluruh bumi), karena Ia adalah Anak Manusia (ayat 25, 27). Di sini bukan hanya suatu keistimewaan Kristus dibandingkan dengan manusia lain di seluruh sejarah, tetapi suatu ciri khas Kekristenan yang tidak ada bandingnya. Apa sebabnya? Karena di sini Yesus Kristus mengatakan ”Yang menghidupkan, yang mematikan adalah Anak”. Coba bandingkan kalimat ini dengan semua bidang-bidang yang paling penting. Di dalam sejarah kebudayaan manusia agama hanya berbicara tentang yang baik dan jahat. Ilmu hanya berbicara tentang yang benar dan yang tidak benar. Filsafat berbicara tentang yang tinggi, yang rendah, cara berpikir yang benar dan yang tidak benar. Tetapi Kekristenan berbicara tentang hidup dan mati. Semenjak dari Kejadian pasal 3 kita sudah melihat ada dua jalan yang besar. Jalan pertama adalah jalan pohon terlarang. Jalan kedua adalah jalan pohon hayat. Di dalam jalan pohon yang terlarang ada buah mengenai pengetahuan baik dan jahat. Tetapi di dalam pohon hayat ada buah yang menghidupkan manusia. Boleh saya katakan sepanjang sejarah, semua agama, filsafat, dan pengetahuan hanya berada di dalam jurusan pertama ini. Hanya Kristus Yesus datang ke dalam dunia menjadi Pohon Hidup yang sejati. Di dalam Kristus manusia bukan hanya mengenal yang baik dan yang jahat, boleh atau tidak, mengenai yang benar dan yang tidak benar saja tetapi juga hidup atau mati. Itu tidak di dalam Yohanes 3:16 mengatakan, "... supaya manusia tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Agama mengajar kita untuk "tidak berbuat jahat tetapi berbuat baik"; meningkat lebih daripada itu secara kualitas, "menghidupkan atau mematikan manusia".
Ada dua tahap di dalam menghidupkan manusia (baca ayat 25, 28-29) Kalau kita memperhatikan perbedaan antara kedua ayat ini di dalam ayat 25 Yesus berkata "Saatnya
akan tiba" disambung dengan suatu kalimat "sekarang sudah tiba"; sedangkan ayat 28 mengatakan "ada saat yang akan datang" dan tidak disambung dengan kalimat "sekarang sudah tiba." Apakah perbedaan kedua ayat yang sama-sama mengatakan Kristus menghidupkan manusia? Ayat ke-25 menyatakan tahap pertama, bahwa apa yang diharapkan oleh manusia sepanjang sejarah, khusus difokuskan di dalam Perjanjian Lama sudah sampai waktunya. Kapankah tiba saatnya manusia dapat lepas dari ikatan kematian, yang menghabiskan segala harapan manusia? Yesus Kristuslah Oknum yang ditunjukkan oleh Tuhan Allah, Yesus Kristuslah yang diinginkan oleh seluruh umat manusia. Yesus Kristuslah konkrit perjanjian Allah yang mutlak diturunkan ke dalam dunia ini. Itu sebabnya di sini Dia berkata "Saatnya akan tiba dan sekarang sudah tiba."
Seluruh Perjanjian Lama memberikan suatu fokus pengharapan yang bagi umat manusia melalui otak, rasio, dan akal budi itu mustahil, yaitu akhirnya kematian akan ditelan oleh kemenangan. Paul Tillich mengatakan bahwa, "Manusia harus menghadapi kematian, dan kematian merupakan suatu bukti bahwa segala sesuatu yang pernah dipikirkan oleh manusia akhirnya harus menjadi kosong. Bukankah manusia mempunyai ide yang tinggi? Yaitu Konsep Kesempurnaan? Tetapi konsep kesempurnaan itu selalu ditandai dengan keterbatasan di dalam dua hal:
Pertama, sadar kurang berarti.
Kedua, tubuh kita mengikat kita sehingga "ide tidak bisa dilaksanakan."
Kalimat-kalimat ini memang benar karena di situ ada konflik antara kekekalan dan kesementaraan. Kesementaraan dilambangkan oleh tubuh ini, kekekalan dilambangkan oleh jiwa. Kita mempunyai jiwa, pikiran, konsep yang muluk-muluk. Berapa banyak orang yang pada mulanya mempunyai mimpi- mimpi yang besar akhirnya harus menggelengkan kepala mengatakan, "Saya mengaku saya hanya orang yang bisa mati saja." Tunduk ke bawah kematian ini merupakan suatu arah yang tidak bisa kita belokkan, ini merupakan tujuan yang harus kita tempuh. Namun demikian apa bedanya orang Kristen dengan orang non-Kristen. Orang Kristen betul-betul dijanjikan oleh Tuhan akan hal sorgawi. Oleh sebab itu jangan terlalu berambisi di dalam hal duniawi, karena bagaimanapun itu bersifat sementara. Biarlah kita betul-betul melihat dengan jelas akan pimpinan Tuhan untuk suatu hal yang mulia di dalam rencana yang kekal dari Allah sendiri. Maka saudara-saudara jangan mau menyerah dan betul-betul berpegang pada janji Tuhan.Dia berkenan memimpin kita masing-masing.
Yesus Kristus di dalam kalimat ini mengatakan Dia akan membangkitkan. Di dalam Perjanjian Lama, kalimat ini adalah suatu kalimat yang tidak masuk akal. Manusia sulit untuk menerima bahwa kematian ditelan oleh kemenangan. "Kematian ditelan oleh kemenangan" merupakan suatu kalimat yang berlawanan dengan pengalaman manusia. Karena manusia selalu mempunyai konsep yaitu kematian menelan kemenangan. Setelah Napoleon menang berkali-kali akhirnya kemenangannya ditelan oleh kematian. Kemenangan Julius Caesar akhirnya ditelan kematian. Demikian juga Mao Tze Dong, yang demikian besar kuasa dan kemenangannya tetapi akhirnya ditelan oleh kematian. Kematian menelan kemenangan. Tetapi nabi Yesaya (Yesaya 25:8) mengatakan, "Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya." Kematian ditelan oleh kemenangan. Puji Tuhan! Inilah iman yang sejati dari Kekristenan di dalam Tuhan Allah: bukan kematian menelan kemenangan, tetapi kematian ditelan oleh kemenangan. Kemenangan siapa? Siapa yang menang sehingga akhirnya kematian tunduk kepadaNya? Yesus Kristus berkata, "Bukankah sudah lama engkau berharap dan menunggu saat itu tiba, saat itu akan tiba dan sekaranglah saatnya." Kairos sudah tiba. Orang Yunani mempunyai dua kata untuk pengertian "waktu": kronos dan kairos. Kairos berlainan secara kualitas dengan Kronos. Kronos adalah waktu yang bisa dihitung, diukur secara mekanis. Tetapi Kairos adalah saat yang belum pernah dapat diulangi lagi. Setiap kali Kairos itu terjadi berarti makna yang berkait dengan kekekalan itu sudah tiba pada manusia. Sesuatu peristiwa yang maknanya berkaitan dengan kekekalan sudah terjadi di tengah masyarakat manusia. Itulah Kairos. Pada waktu Yesus Kristus lahir, itulah detik yang ditunggu-tunggu oleh Perjanjian Lama. Pada waktu Yesus Kristus memberikan hidup kepada manusia itu adalah detik yang ditunggu-tunggu oleh manusia. Pada waktu Yesus Kristus mengubah hidupmu, melalui suatu khotbah atau satu kali kebaktian. Itu disebut Kairos.
Pada waktu Yesus mengatakan kalimat ini, "Saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup." Kalimat ini ditujukan kepada siapa? Apakah arti yang dilambangkan di dalam kalimat ini? Sebagian orang mengartikannya sebagai hari kiamat. Yesus Kristus mengatakan saat ini juga orang mati mendengar suaraNya akan menerima hidup. Bukan berarti hari kiamat, tetapi ditujukan kepada suatu hidup kekal oleh manusia yang pernah mati di dalam dosa pada waktu mendengarkan Firman yang hidup. Sekali lagi, ini diartikan suatu hidup yang diberikan atau diperanakkan pula kepada mereka yang pernah mati di dalam dosa sehingga mereka menerima hidup kembali. Apa artinya sifat manusia yang sudah jatuh di dalam dosa? Sifat manusia bukan saja sudah dicemari oleh dosa tetapi sebenarnya roh manusia sudah mati. Tetapi Alkitab mengatakan dosa dan maut itu diikat jadi satu. "Jangan engkau makan buah yang terlarang itu. Karena pada hari engkau makan, hari itu juga engkau mati." Dalam Alkitab dengan jelas diberitakan: dosa dan kematian tidak bisa dipisahkan. Dan pada Roma pasal 6, kita melihat dengan jelas bahwa upah dosa adalah maut.
Yesus Kristus berkata, "Barangsiapa yang sudah mati mendengar suara Anak Allah, dia akan bangkit kembali." Ini pertama kali di seluruh Injil Yohanes istilah "kematian" dikatakan oleh Kristus secara demikian jelas yang dikaitkan dengan manusia yang perlu diperanakkan kembali. Di dalam pembicaraan dengan Nikodemus Yesus Kristus mengatakan "Jikalau orang tidak diperanakkan oleh Roh Kudus dan oleh air tidak mungkin dia melihat dan masuk ke dalam kerajaan Allah." Istilah maut tidak keluar. Di sini Yesus Kristus berkata, "Jika orang yang mati mendengar suara Anak Manusia, dia akan hidup." Di sini bukan berbicara mengenai hari kiamat, dimana semua orang akan bangkit, tetapi berarti orang berdosa yang sudah mati di dalam dosa akan diberi hidup yang baru. Perbedaan antara kedua ayat ini menyatakan kepada kita secara berkesinambungan bahwa Kristus yang membangkitkan, Kristus juga yang menghakimi, dan yang memberikan hidup baru, adalah Kristus yang berhak membinasakan mereka yang tidak menerima Dia. Di sini yang menentukan hak untuk hidup dan menentukan hak mati adalah Anak Allah Yang Tunggal itu sendiri. Kalau demikian bagaimanakah pengertian sikap kita akan menerima Dia, yang diutus oleh Tuhan Allah? Ini yang dituntut oleh Yesus kepada orang-orang yang menerima perdebatan dalam argumen ini. Pada permulaan pasal 5, setelah Yesus menjalankan kesembuhan ini kepada orang yang sudah 38 tahun berbaring di pinggir kolam Betesda, sudah dimulai perdebatan yang sengit tentang Kristologi.
Apa hubungan antara hak penghakiman dan istilah karena Dia adalah manusia? Allah Bapa memberikan kuasa kepada Allah Anak supaya Allah Anak yang menjalankan Penghakiman. Jadi di dalam Oknum pertama, kedua, dan ketiga kita melihat Oknum pertama, disebut Bapa. Bapa menurunkan Anak ke dalam dunia, dan disini Oknum pertama memberikan hak kepada Oknum kedua untuk menjalankan tugas menghakimi seluruh dunia. Di sini kita melihat bahwa Oknum kedua sudah menerima mandat, tetapi atas dasar apakah Dia bisa dijadikan seorang hakim yang terbesar? Atas dasar apakah Dia bisa mempunyai kelayakan untuk menerima hak menghakimi seluruh dunia? Kalimat selanjutnya mengatakan sebab Dia adalah Anak Manusia. Nah ini yang membuat bingung. Kalau dia adalah Allah; Allah menghakimi dunia, itu beres. Tetapi kalau Dia adalah manusia bukankah saya juga manusia? Engkau juga manusia? Dia juga Manusia? Perhatikan hal yang paradoks tetapi tidak menjadi konflik yaitu Kristus adalah Allah yang menjadi manusia. Itu sebab Dia pernah mengalami proses di dalam dunia penghakiman dan dunia yang dihakimi, dunia sumber keadilan, dan dunia yang tidak adil. Dia telah menerobos. Karena Yesus adalah Allah, Yesus adalah yang tidak terbatas, Yesus Yang Mahaadil dan Mahasuci, tetapi Dia pernah melewati proses masuk ke dalam dunia yang tidak suci, yang tidak adil. Kalau Dia pernah menjadi manusia yang pernah diadili secara tidak adil, tetapi Dialah yang betul-betul adil dan suci di dalam surga. Maka Dia harus menyatakan keadilan untuk mengubah segala keadilan yang sudah dirobek-robek di dalam bidang hukum di dalam seluruh dunia. Yesus diperlakukan secara tidak adil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas hukum. Yesus datang ke dalam dunia justru mau melepaskan manusia keluar dari ketidakadilan. Dan pada waktu Yesus diadili oleh Pilatus. Waktu Yesus diadili oleh Hanas dan pembesar-pembesar dari imam itu, Dia diadili secara tidak adil. Anak Manusia diberikan hak karena Anak Manusia pernah diadili secara tidak adil. Sekarang saatnya sudah tiba barangsiapa yang mendengar suaraNya dia akan dibangkitkan, dia akan menerima hidup. Allah memberikan hak kepada Dia untuk mengadili seluruh dunia ini dan Yesus Kristus berkata, "Aku mengadili dunia dengan adil karena Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan menuruti kehendak Dia yang mengutus Aku." Anak-anak tidak pernah menuntut supaya orang tua mereka kaya, tetapi anak-anak di seluruh dunia menuntut satu hal yang sama, yaitu perlakuan dengan standar yang sama atas setiap anak.
Keadilan merupakan satu hal yang penting di dalam kepemimpinan. Jikalau pemimpin tidak memakai prinsip keadilan pasti pimpinannya itu tidak beres. Banyak hal di dalam gereja menjadi tidak beres, karena mempunyai dua macam ukuran hukum. Kedua macam hukum yang menjadi kebencian bagi Tuhan Allah. Kepada orang yang kita rasa tidak baik, kita cari dalil di dalam hukum untuk menghukumnya. Kalau kita merasa orang ini baik, maka kita mencari hukum untuk membela dia. Jadi hukum bukan ditaati manusia, hukum dipermainkan oleh manusia. Kadang-kadang kemauan kita yang menyetir hukum, bukan kemauan kita yang disetir oleh hukum. Nah ini yang dilawan oleh Yesus Kristus. Yesus mengatakan, "Aku datang ke dalam dunia, Aku menghakimi dunia ini bukan menurut kemauanKu sendiri. Kalau Aku menginginkan sesuatu untuk diriKu sendiri, pasti penghakimanKu tidak benar. Kalau Aku mempunyai motivasi untuk diriKu sendiri, pasti perkataan-perkataanku tidak mempunyai prinsip." Barangsiapa ingin hidupnya konsisten dan berprinsip, dia harus senantiasa tidak semaunya mengikuti keinginan dirinya sendiri. Janganlah kita pada waktu ada kemauan sendiri, ingin yang muluk-muluk. Pada waktu kita dalam kesulitan, keinginan kita padam dan kita menjadi dingin kepada Tuhan. Jangan kita memakai api sendiri untuk melayani di mezbah Tuhan. Jangan kita memakai kemauan sendiri untuk menolong pekerjaan Tuhan. Tuhan tidak mau. Yesus Kristus berkata, "Karena Aku menghakimi bukan menurut kemauanku sendiri, tetapi apa yang Tuhan mau." Itu sebabnya penghakimanNya adil adanya.
Saya kira semua orang, walaupun yang akan dimasukkan ke dalam neraka di dalam kekekalan mereka sekalipun, tetap akan mengakui bahwa pengadilan dari Yesus Kristus, Anak Allah yang Tunggal itu adalah penghakiman yang adil. Filipi 2:11 sampai selanjutnya mengatakan, setelah dibangkitkan, ditinggikan di dalam surga. Maka Allah mengakibatkan semua bibir menyebut Dia Tuhan, semua lutut bertekuk dihadapanNya. Apakah kalimat itu hanya dikatakan oleh orang-orang Kristen atau semua orang-orang yang binasa tetap menyebut Yesus Tuhan? Saya percaya pada suatu hari seluruh alam semesta mengaku Yesus adalah Tuhan, termasuk orang-orang yang masuk ke dalam neraka. Apa sebab? Merekapun tidak bisa lepas dari pengakuan bahwa penghakiman Allah itu adil adanya. Meskipun mereka harus binasa, mereka harus mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan Yang Adil dan mereka sepatutnya menerima pengadilan seperti itu. Jikalau Yesus hanya membela orang-orang Kristen karena mereka percaya kepadaNya, sehingga orang-orang kesayanganNya ini yang dimanja-manja jika berbuat dosa tidak apa-apa, Dia bukan Allah yang Adil. Tetapi kalau Yesus Kristus melakukan keadilan, maka Dia tidak memandang bulu. Semua dosa harus dihakimi dan justru karena dosa kita, Dia dihakimi di atas kayu salib menjadi pengganti kita masing-masing. Karena prinsip keadilan tidak bisa dilanggar meskipun oleh Anak Allah itu sendiri. Puji Tuhan! Sesudah Yesus menyelesaikan hal ini, Dia mengatakan lima kesaksian yang besar.
Kesaksian pertama, yaitu kesaksian dari Yohanes Pembaptis (ayat 33, 35) kesaksian pertama seperti di padang belantara, "Ada suara yang berseru-seru: 'Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran.'" (Yesaya 40:3-4) Dia mengatakan ratakan semua itu siapkan jalan karena Tuhan akan datang. Barangsiapa yang melayani Tuhan biar dia mempersiapkan segala sesuatu sehingga menempuh jalan bagi Tuhan, barangsiapa yang melayani Tuhan seperti Yohanes, biar dia berani berteriak dan dia berkata supaya persiapan-persiapan itu mungkin terjadi di dalam dunia yang tidak beres ini. Yesus berkata, "Yohanes bersaksi begiKu. Hei orang Yahudi engkau tidak pernah melihat diakah? Engkau tidak pernah mendengar teriakannya? Engkau belum melihat dia membaptiskan ribuan bahkan ratusan ribu orang di padang belantara disungai Yordan, dia adalah saksiKu, dia saksi tentangKu." Berarti Yohanes bukan fokus, Yohanes hanya persiapan dan suara itu saja. Ini kesaksian pertama dari Yohanes, ini kesaksian yang penting, jikalau kita mengulangi lagi kalimat-kalimat yang mempunyai prinsip, Yohanes bersaksi supaya mempersiapkan seluruh jaman datang kepada Tuhan Yesus, dia tidak membawa seluruh jaman kepada dia, dia bukan meninggikan diri sendiri, tetapi dia mempersiapkan hati seluruh bangsa, untuk melihat Yesus Kristus. Dialah Juruselamat. Dialah Anak Domba Allah. Behold The Lamb of God. Yesus Kristus berkata, "Engkau bukan datang kepada dia, seharusnya engkau datang kepadaKu." Datang kepada Yesus, bukan datang kepada hamba-hamba Tuhan, mereka hanya cahaya sementara saja.
Kesaksian kedua, ayat 36 yaitu kesaksian dari pekerjaan Yesus Kristus. "Engkau kalau tidak mau percaya kepadaKu silakan, tetapi lihat apa yang Kukerjakan, yang tidak bisa engkau bantah." Selain mengakui ini adalah pekerjaan Tuhan tidak ada jawaban lain. Mengapa dikutip sekali lagi istilah pekerjaan? Karena di dalam pasal ini ayat yang ke 18 Yesus berkata, "Bapaku bekerja sampai hari ini, maka Akupun bekerja juga. Aku sekarang tetap mengerjakan pekerjaan Tuhan." Kalau gereja dan para pemimpin-pemimpin gereja senantiasa sadar dengan sungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan yang tetap dikerjakan Allah Bapa tak mungkin gereja itu menjadi pudar. Tak mungkin api dari gereja menjadi suram. Dia sekarang masih bekerja dan sekarang Dia sedang bekerja. Pekerjaan yang disuruh oleh Bapa supaya kita kerjakan dan ini secara kontinyu, sehingga
gereja bisa bertahan. Mengapa ada gereja yang meluap api yang sungguh-sungguh tetapi ada juga gereja yang begitu suram, begitu dingin sehingga kelihatannya menakutkan.
Kuncinya di sini Aku sedang mengerjakan pekerjaan Bapa terus menerus atau tidak. Kalau sedang meneruskan pekerjaan Bapa, gereja tidak perlu tutup. Kalau gereja tidak lagi mengerjakan pekerjaan Bapa, maka gereja itu tidak bisa lagi menghindar lagi, harus tutup pintu. Yesus Kristus mengatakan, "Engkau tidak percaya kepadaKu? Lihatlah Yohanes, ia bersaksi bagiKu, engkau tetap tidak percaya? Aku mempunyai kesaksian yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mempunyai kesaksian yang begitu besar, begitu agung, mempersiapkan seluruh bangsa seluruh jaman untuk Yesus Kristus tetapi Yesus Kristus mengatakan Aku mempunyai pekerjaan yang lebih besar, Aku mempunyai kesaksian yang lebih besar dari kesaksian Yohanes Pembaptis, yaitu pekerjaan yang Kukerjakan sekarang. Apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus merupakan suatu kesaksian yang hidup mengenai siapa Yesus Kristus itu. Apakah engkau mau sungguh-sungguh mengabdikan diri seumur hidup untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan? Dalam pasal 4 Yesus berkata Aku telah mempunyai makanan. kami disuruh beli roti di kota, setelah bawa roti Engkau berkata engkau sudah mempunyai makanan. Kalau sudah ada makanan untuk apa menyuruh kita kesana. Yesus mengatakan, "makananKu ialah mengerjakan pekerjaan yang disuruh Bapa, menggenapi akan kehendakNya" Ini Kristus!
Kesaksian yang ketiga: dari Bapa itu sendiri ayat 37, 38. Segala kegiatan agama yang ada dalam hidup Yahudi dalam penilaian Yesus Kristus gagal total. Mereka punya imam besar yang ratusan jumlahnya, tempat beribadah besar, Yerusalem yang megah, Taurat dan hukum di tempat mahasuci. Mengapa Tuhan Yesus berani mengatakan demikian? Yesus berkata, "Engkau belum pernah melihat rupaNya" berarti peta dan teladan dalam Kejadian 1, Ef 4, (Imago Dei) yaitu teladan dari Allah Bapa sendiri. Juga belum pernah dengar suaraNya. Inilah seperti penghinaan Kristus kepada orang Yahudi sudah nyata. Mereka sadar sekarang ditelanjangi oleh Yesus. Kelihatan bermoral, ahli liturgi, berdoa panjang tetapi sesungguhnya belum pernah kenal Bapa dan suaraNya. Orang Yahudi mengatakan sudah hafal Taurat. Tetapi Yesus menyanggah, "BapaKu bersaksi bagiKu dan kamu anggap kenal Bapa berarti engkau pasti kenal saksi itu." Mendualisme Oknum pertama dan Oknum kedua itu tidak diperbolehkan oleh Yesus. Waktu Yesus berkata demikian berarti Ia berani meniadakan agama Yahudi. Mereka katakan kenal Perjanjian Lama. Tetapi seluruh Perjanjian Lama tujuannya adalah membuktikan Yesus adalah Allah. Tetapi mereka yang baca Perjanjian Lama tidak kenal Yesus Kristus, lalu apa yang mereka baca? Mereka membaca hanya untuk mengatakan, "Saya sudah baca Kitab Suci." Mereka ikut kebaktian hanya untuk mengatakan, "Saya sudah hadir." Mereka ikut agama, dibesarkan dalam keluarga Kristen tetapi tidak jumpa Kristus. Yesus mengatakan dengan sedih: "Orang Yahudi engkau kenal Allah seharusnya mengenal Aku. Sesungguhnya engkau belum mengenal Allah." Dua kemungkinan dari perkataan ini adalah mereka mengoreksi diri atau benci kepada Yesus. Orang Yahudi tidak mau mengoreksi diri dan mulai membenci Yesus.
Kesaksian keempat: ayat 39 Yesus mengoreksi sikap manusia yang tidak beres terhadap Kitab Suci. Mereka menyelidiki Kitab Suci bukan dengan baik-baik. Orang Yahudi jarang menganggap bahwa Kitab Suci ada hidup. Mereka sangka bisa hidup kalau taat kepada Kitab Suci. Karena Alkitab mengatakan dalam kitab Habakuk, orang benar akan hidup karena menjalankan iman. Berdasarkan iman ditafsirkan mentaati Taurat, berarti hidup baik-baik dihadapan Tuhan. Sampai Roma, Galatia, Ibrani ada kesinambungan akan hal ini. "Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehNya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku," Apa artinya? Kitab itu mempunyai kemungkinan memberi hidup kalau engkau mengerti arti sesungguhnya. Karena secara harafiah kitab itu mematikan tetapi secara rohaniah kitab itu menghidupkan. Paulus berkata kata-kata harafiah itu mematikan tetapi arti sesungguhnya menghidupkan. Ini prinsip PL (Perjanjian Lama) berarti sama-sama membaca Alkitab, mungkin makin lama engkau menjadi orang yang berpura-pura. Bisa juga menjadi orang penuh kuasa karena sungguh menggali arti kitab suci yang menunjuk kepada satu Oknum yaitu Yesus Kristus. Jika agama dijadikan satu patokan di mana manusia menyangka bisa memperoleh hidup, maka agama akan menjadi perintang utama manusia untuk datang kepada Tuhan. Sejarah membuktikan bahwa orang-orang yang paling menentang Yesus adalah orang-orang yang pernah sekolah di sekolah Kristen seperti Karl Marx, Darwin, Hegel, Nietzsche. Jangan belajar theologi di otak saja tetapi juga di hati.
Kesaksian kelima: ayat 45-47. Orang Farisi menerima Musa dan semua nabi. Orang Saduki hanya menerima Musa. Orang Yahudi mempunyai konflik yang paling besar. Mereka mencari kebangunan, tetapi ketika kebangunan mau terjadi harus ada nabi yang datang mendongkel ketidakbenaran. Ketika nabi datang, maka mereka menolak. Mereka menjadi paling suka kebangunan tetapi juga paling suka menganiaya nabi Tuhan. Yang paling suka melayani juga paling suka menganiaya hamba Tuhan. Tetapi herannya sudah datang ditolak, setelah mati dijunjung tinggi. Nanti kalau ada hamba Tuhan yang menegur dosamu, mati, baru generasi yang akan datang menghormati dia lagi. Saya kira sejarah terus mengulangi peristiwa yang sama. Di antara orang Yahudi ada orang Saduki dan orang Farisi yang bersekongkol dan setuju hanya kepada satu nabi saja yaitu Musa. Yesus berkata, "Engkau betul-betul murid Musa? Di dalam buku Musa, tertulis tentang Aku. Kalau engkau percaya kepada Musa tentu engkau juga akan percaya kepada Aku." Kalimat ini begitu keras dan kalimat ini mengakhiri perdebatan antara Kristologi di antara Kristus dan orang Yahudi untuk pertama kali. Jangan lupa bahwa suatu diskusi antara sorga dan neraka juga memakai kunci yang sama. Jikalau orang-orang di neraka memberikan suatu perdebatan antara Tuhan Yesus dengan orang Yahudi dengan jelas, demikian juga antara sorga dan neraka ada suatu dialog yang jelas. Ditutup dengan suatu kunci. Jikalau ada Firman tetapi tidak mau bertobat, ada mujizatpun mereka tidak akan mau bertobat. Kalau orang bertobat hanya karena mujizat belum berarti dia sudah beriman. Iman datang dari mendengarkan Firman.
Dan Yesus berkata, "Musa bersaksi bagiKu, kitab bersaksi bagiKu, Bapa yang mengutus bersaksi bagiKu, hal yang Kukerjakan bersaksi bagiKu dan Yesus berkata Yohanes Pembaptispun bersaksi bagiKu. Sudahkah engkau datang kepadaKu? Kalau engkau belum datang kepadaKu, engkau masih ada di dalam kegelapan."
Sumber : http://www.fica.org/ficalist/fica/teach/stong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar