Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus. (Filipi 3:7-8)
Senin, 31 Januari 2011
When the Bible Blows Your Mind
Oleh Rev. John Piper
The Bible teaches us to expect mental jolts when we think about God. It teaches us that our familiar ways of seeing things may be replaced. For example, it says, "Oh, the depth of the riches and wisdom and knowledge of God! How unsearchable are his judgments and how inscrutable his ways!" (Romans 11:33). Or again, "As the heavens are higher than the earth, so are my ways higher than your ways and my thoughts than your thoughts" (Isaiah 55:9).
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk mengharapkan suatu goncangan pada pikiran kita, ketika kita memikirkan Allah. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa cara berpikir kita yang biasanya kita gunakan terhadap segala sesuatu dapat diperbaharui. Sebagai contoh, dikatakan : “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Rom 11:33). Atau , “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:9).
One of the reasons (not the only one) that some people reject the biblical teaching of unconditional election is that it seems and feels to them out of sync with other teachings in the Bible - like the compassion of God for people or the moral accountability of people before God. It seems to many that God can't choose unconditionally to save some and not others and then also feel compassion for those he does not choose and hold them accountable for their sin.
Salah satu alasan (bukan satu-satunya) dari beberapa orang yang menolak pengajaran Alkitab tentang pemilihan yang tidak bersyarat adalah bahwa pengajaran tersebut bagi mereka nampak dan terasa tidak sesuai dengan pengajaran pada bagian yang lain di Alkitab – seperti belas kasih Allah untuk manusia atau pertanggungjawaban moral manusia dihadapan Allah. Disini sangat terlihat bahwa Allah tidak dapat memilih secara tidak bersyarat, untuk menyelamatkan beberapa orang dan yang lain tidak diselamatkan dan kemudian memiliki rasa belas kasih kepada orang-orang yang tidak dipilih dan menetapkan mereka untuk bertanggungjawab atas dosa-dosa mereka.
The problem here is that our instinct or intuition for what is right or possible for God does not fit Scripture. And the danger is that we shape Scripture to fit our feelings.
Yang menjadi persoalan disini adalah naluri atau intuisi kita untuk menentukan benar atau kemasuk-akalan Allah melakukan hal tersebut, (dimana kita mempertimbangkannya) - bukan berdasarkan Alkitab. Dan yang berbahaya adalah pada saat kita membentuk/merumuskan Alkitab sesuai dengan perasaan kita.
The Scriptures teach that God chooses who will be saved before we are born or have done anything good or evil (Romans 9:10-12). "It depends not on human will or exertion, but on God, who has mercy" (Romans 9:16). The Scriptures also teach that we are responsible for the obedience of faith and will be judged if we are disobedient. "But for those who are self-seeking and do not obey the truth, but obey unrighteousness, there will be wrath and fury" (Romans 2:8). We are chosen (or not chosen) unconditionally for salvation. And we are accountable for our faith (or unbelief).
Alkitab mengajarkan bahwa Allah memilih orang-orang yang akan diselamatkan sebelum kita dilahirkan atau sebelum kita melakukan segala hal yang baik atau segala hal yang jahat (Bandingkan Rom 9:10-12 : Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya-- (12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"). “Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah” (Rom 9:16). Alkitab juga mengajarkan bahwa kita bertanggungjawab untuk ketaatan iman dan kita akan dihakimi bila kita tidak taat. “Tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman” (Rom 2:8). Kita dipilih (atau tidak dipilih) untuk menerima keselamatan secara tidak bersyarat. Dan kita bertanggungjawab atas iman kita (atau atas ketidakpercayaan kita).
As I said in my sermon on 12-8-02, I do not fully understand how God renders certain the belief of the elect and the unbelief of the non-elect. If you want to go deeper into this, I recommend Jonathan Edwards' book The Freedom of the Will. It is slow reading, but you will grow more from the effort than you can imagine.
Sebagaimana yang telah saya katakan dalam khotbah saya sebelumnya, Saya tidak memahami secara tuntas bagaimana Allah membagi kaum pilihan yang percaya dan orang-orang yang tidak dipilih dan yang tidak percaya. Jika anda ingin masuk kedalam topik ini lebih dalam, saya merekomendasikan buku Jonathan Edward yang berjudul The Freedom of The Will. Buku ini adalah buku yang “slow reading” (tidak mudah untuk dicerna), tetapi anda akan bertumbuh lebih dari yang anda harapkan.
To help you accustom yourself to living with such felt tensions (unconditional election and human accountability) consider two similar ones from the example of Christ.
Untuk menolong anda membiasakan diri anda untuk hidup dengan beberapa tekanan ini (pemilihan tidak bersyarat dan pertanggungjawaban manusia), pertimbangkan dua hal yang sama dari contoh yang diberikan Tuhan Yesus.
First, we see Jesus weeping over Jerusalem because the things of the kingdom were "hidden from [their] eyes." But on the other hand we also hear Jesus say that God has "hidden these things."
• Luke 19:41-42. And when he drew near and saw the city, he wept over it, saying, "Would that you, even you, had known on this day the things that make for peace! But now they are hidden from your eyes."
• Luke 10:21. In that same hour he rejoiced in the Holy Spirit and said, "I thank you, Father, Lord of heaven and earth, that you have hidden these things from the wise and understanding and revealed them to little children; yes, Father, for such was your gracious will."
Pertama, kita melihat Tuhan Yesus mencucurkan air mata atas Yerusalem karena “hal Kerajaan Allah tersembunyi (tertutup) bagi mereka”. Akan tetapi dibagian lain kita juga mendengar bahwa Tuhan Yesus berkata bahwa “Allah telah menyembunyikan hal-hal ini (hal tentang Kerajaan Allah)”.
• Luk 19:41-42. Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
• Luk 10:21. Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Second, we see Jesus feeling compassion for those who were sick - irrespective, it seems of their faith. On the other hand, we know from illustrations and teachings elsewhere in the Bible that God is finally and decisively in control of sickness. So we have Jesus feeling sorry for people who have sicknesses that God's wisdom has ordained (at least for a time).
• Matthew 14:14. When [Jesus] went ashore he saw a great crowd, and he had compassion on them and healed their sick.
• Exodus 4:11. Then the LORD said to him, "Who has made man's mouth? Who makes him mute, or deaf, or seeing, or blind? Is it not I, the LORD?"
• 1 Samuel 2:6. The LORD kills and brings to life; he brings down to Sheol and raises up.
Kedua, kita melihat Tuhan Yesus memiliki perasaan belas kasihan (terharu) kepada mereka yang sakit-terkucilkan, dimana hal-hal ini terlihat dari iman mereka. Pada sisi yang satu, kita mengetahui dari ilustrasi dan pegajaran dibagian lain pada Alkitab akhir dari segala sesuatu adalah Allah dan Allah menentukan serta mengatur segala macam penyakit. Sehingga kita melihat Tuhan Yesus memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang menderita sakit penyakit dimana Allah telah menetapkan hal tersebut dengan hikmatNya (setidaknya untuk sementara waktu).
• Mat 14:14. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
• Keluaran 4:11. Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
• 1Samuel 2:6. TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.
Implications:
1) Don't cancel one truth in the Bible because it feels out of sync with another.
2) Don't draw emotional or behavioral implications from God's sovereignty that contradict faith, compassion, accountability, prayer, evangelism, or hard work. On the contrary, consider Colossians 3:12 and let your unspeakably happy condition as "chosen, holy and loved" produce "compassion, kindness, humility and meekness."
Implikasi :
1. Jangan menyangkal satu kebenaran dalam Alkitab karena merasa kebenaran tersebut tidak sesuai dengan bagian lain dalam Alkitab.
2. Jangan bersikap dengan emosional pada saat menarik implikasi dari kedaulatan Allah bahwa hal ini berkontradiksi dengan iman, belas kasihan/kasih , tanggungjawab, doa, penginjilan atau bekerja keras. Sebaliknya, pertimbangkanlah Col 3:12, “ Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran”.
© Desiring God
Permissions: You are permitted and encouraged to reproduce and distribute this material in any format provided that you do not alter the wording in any way and do not charge a fee beyond the cost of reproduction. For web posting, a link to this document on our website is preferred. Any exceptions to the above must be approved by Desiring God.
Please include the following statement on any distributed copy :
By John Piper.
© Desiring God.
Website: desiringGod.org
Source : http://www.desiringgod.org/resource-library/taste-see-articles/when-the-bible-blows-your-mind
Diterjemahkan oleh : Yun Tonce KP
Minggu, 30 Januari 2011
Orang Bijak Menurut Kitab Amsal (Relasi - 3)
( Lanjutan Relasi Orang Bijak )
iii. Relasi Orang Bijak dengan anak-anaknya
1. Orang Bijak adalah orang yang mengasihi anak-anaknya.
Ayat Referensi :
(Pro 3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
NIV : because the LORD disciplines those he loves, as a father the son he delights in.
(Pro 13:24) Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.
NIV : He who spares the rod hates his son, but he who loves him is careful to discipline him.
Pro 23:13-14
(13) Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan.
NIV : Do not withhold discipline from a child; if you punish him with the rod, he will not die.
(14) Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.
NIV : Punish him with the rod and save his soul from death.
2. Orang Bijak adalah orang yang selalu memperhatikan anak-anaknya.
Ayat Referensi :
Pro 1:8-9
(8) Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
NIV : Listen, my son, to your father's instruction and do not forsake your mother's teaching.
(9) sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.
NIV : They will be a garland to grace your head and a chain to adorn your neck.
(10) Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut;
NIV : My son, if sinners entice you, do not give in to them.
Pro 2:1-5
(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
NIV :My son, if you accept my words and store up my commands within you,
(2) sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,
NIV : turning your ear to wisdom and applying your heart to understanding,
(3) ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian,
NIV : and if you call out for insight and cry aloud for understanding,
(4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,
NIV : and if you look for it as for silver and search for it as for hidden treasure,
(5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.
NIV : then you will understand the fear of the LORD and find the knowledge of God.
Pro 3:21-26
(21) Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu,
NIV : My son, preserve sound judgment and discernment, do not let them out of your sight;
(22) maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu.
NIV : they will be life for you, an ornament to grace your neck.
(23) Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk.
NIV : Then you will go on your way in safety, and your foot will not stumble;
(24) Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak.
NIV : when you lie down, you will not be afraid; when you lie down, your sleep will be sweet.
(25) Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang.
NIV : Have no fear of sudden disaster or of the ruin that overtakes the wicked,
(26) Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.
NIV : for the LORD will be your confidence and will keep your foot from being snared.
Pro 4:10-15
(10) Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.
NIV : Listen, my son, accept what I say, and the years of your life will be many.
(11) Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.
NIV : I guide you in the way of wisdom and lead you along straight paths.
(12) Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.
NIV : When you walk, your steps will not be hampered; when you run, you will not stumble.
(13) Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
NIV : Hold on to instruction, do not let it go; guard it well, for it is your life.
(14) Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.
NIV : Do not set foot on the path of the wicked or walk in the way of evil men.
(15) Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.
NIV : Avoid it, do not travel on it; turn from it and go on your way.
Pro 4:20-27
(20) Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
NIV : My son, pay attention to what I say; listen closely to my words.
(21) janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
NIV : Do not let them out of your sight, keep them within your heart;
(22) Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
NIV : for they are life to those who find them and health to a man's whole body.
(23) Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
NIV : Above all else, guard your heart, for it is the wellspring of life.
(24) Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
NIV : Put away perversity from your mouth; keep corrupt talk far from your lips.
(25) Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
NIV : Let your eyes look straight ahead, fix your gaze directly before you.
(26) : Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
NIV : Make level paths for your feet and take only ways that are firm.
(27) Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
NIV : Do not swerve to the right or the left; keep your foot from evil.
Pro 5:1,2 dan 7
(1) Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,
NIV : My son, pay attention to my wisdom, listen well to my words of insight,
(2) supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan.
NIV : that you may maintain discretion and your lips may preserve knowledge.
(7) Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.
NIV : Now then, my sons, listen to me; do not turn aside from what I say.
Pro 6:20-24
(20) Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.
NIV : My son, keep your father's commands and do not forsake your mother's teaching.
(21) Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu.
NIV : Bind them upon your heart forever; fasten them around your neck.
(22) Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya.
NIV : When you walk, they will guide you; when you sleep, they will watch over you; when you awake, they will speak to you.
(23) : Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,
NIV : For these commands are a lamp, this teaching is a light, and the corrections of discipline are the way to life,
(24) yang melindungi engkau terhadap perempuan jahat, terhadap kelicikan lidah perempuan asing.
NIV : keeping you from the immoral woman, from the smooth tongue of the wayward wife.
Pro 7:1-5
(1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu.
NIV : My son, keep my words and store up my commands within you.
(2) Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu.
NIV : Keep my commands and you will live; guard my teachings as the apple of your eye.
(3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.
NIV : Bind them on your fingers; write them on the tablet of your heart.
(4) Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu,
NIV : Say to wisdom, "You are my sister," and call understanding your kinsman;
(5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.
NIV : they will keep you from the adulteress, from the wayward wife with her seductive words.
Catatan : Pada bagian ini, teks referensi outline yang digunakan menunjuk pada keseluruhan dari Amsal 1:8-9:18) tetapi saya hanya menggunakan sebagian kecil dari teks yang diberikan.
3. Orang Bijak adalah orang yang melatih anak-anaknya.
a. Latar belakang/alasan untuk melatih anak-anak :
i. Agar anak-anak mendapatkan kedamaian dari pikiran dan kesukacitaan.
Ayat Referensi :
Pro 23:19-26
(19) Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar.
NIV : Listen, my son, and be wise, and keep your heart on the right path.
(20) Janganlah engkau ada di antara peminum anggur dan pelahap daging.
NIV : Do not join those who drink too much wine or gorge themselves on meat,
(21) Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.
NIV : for drunkards and gluttons become poor, and drowsiness clothes them in rags.
(22) Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.
NIV : Listen to your father, who gave you life, and do not despise your mother when she is old.
(23) Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.
NIV : Buy the truth and do not sell it; get wisdom, discipline and understanding.
(24) Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia.
NIV : The father of a righteous man has great joy; he who has a wise son delights in him.
(25) Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau.
NIV : May your father and mother be glad; may she who gave you birth rejoice!
(26) Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku.
NIV : My son, give me your heart and let your eyes keep to my ways,
(Pro 29:17) Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
NIV : Discipline your son, and he will give you peace; he will bring delight to your soul.
ii. Agar anak-anak mendapatkan kemuliaan dan tempat/keberadaan yang baik.
Ayat Referensi :
Pro 1:8-9
(8) Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
NIV : Listen, my son, to your father's instruction and do not forsake your mother's teaching.
(9) sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.
NIV : They will be a garland to grace your head and a chain to adorn your neck.
Pro 3:1-4
(1) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,
NIV : My son, do not forget my teaching, but keep my commands in your heart,
(2) karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.
NIV : for they will prolong your life many years and bring you prosperity.
(3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
NIV : Let love and faithfulness never leave you; bind them around your neck, write them on the tablet of your heart.
(4) maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.
NIV : Then you will win favor and a good name in the sight of God and man.
(Pro 19:18) Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.
NIV : Discipline your son, for in that there is hope; do not be a willing party to his death.
Pro 23:13-14
(13) Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan.
NIV : Do not withhold discipline from a child; if you punish him with the rod, he will not die.
(14) Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.
NIV : Punish him with the rod and save his soul from death.
b. Orang bijak melatih anak-anaknya dengan memberikan pengajaran/pendidikan kepada anak-anak.
Ayat Referensi :
(Pro 1:10) Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut;
NIV : My son, if sinners entice you, do not give in to them.
(Pro 28:7) Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya.
NIV : He who keeps the law is a discerning son, but a companion of gluttons disgraces his father.
Ayat-ayat diatas dibandingkan dengan :
Pro 4:1-9
(1) Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,
NIV : Listen, my sons, to a father's instruction; pay attention and gain understanding.
(2) karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku.
NIV : I give you sound learning, so do not forsake my teaching.
(3) Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,
NIV : When I was a boy in my father's house, still tender, and an only child of my mother,
(4) aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.
NIV : he taught me and said, "Lay hold of my words with all your heart; keep my commands and you will live.
(5) Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
NIV : Get wisdom, get understanding; do not forget my words or swerve from them.
(6) Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.
NIV : Do not forsake wisdom, and she will protect you; love her, and she will watch over you.
(7) Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.
NIV : Wisdom is supreme; therefore get wisdom. Though it cost all you have, get understanding.
(8) Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.
NIV : Esteem her, and she will exalt you; embrace her, and she will honor you.
(9) Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."
NIV : She will set a garland of grace on your head and present you with a crown of splendor."
(10) Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.
NIV : Listen, my son, accept what I say, and the years of your life will be many.
(11) Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.
NIV : I guide you in the way of wisdom and lead you along straight paths.
(12) Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.
NIV : When you walk, your steps will not be hampered; when you run, you will not stumble.
(13) Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
NIV : Hold on to instruction, do not let it go; guard it well, for it is your life.
Catatan : Outline pada NIV memberikan Amsal pasal 5-7 sebagai tambahan ayat referensi untuk bagian ini.
c. Orang Bijak melatih anak-anaknya dengan mendisplinkan mereka.
i. Dengan dengan mendidik anak-anak secara lisan (verbal).
Ayat Referensi :
Pro 4:20-22
(20) Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
NIV : My son, pay attention to what I say; listen closely to my words.
(21) janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
NIV : Do not let them out of your sight, keep them within your heart;
(22) Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
NIV : for they are life to those who find them and health to a man's whole body.
(Pro 13:1) Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan.
NIV : A wise son heeds his father's instruction, but a mocker does not listen to rebuke.
ii. Dengan mendidik anak-anak secara fisik.
Ayat Referensi :
(Pro 13:24) Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.
NIV : He who spares the rod hates his son, but he who loves him is careful to discipline him.
(Pro 22:6) Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
NIV : Train a child in the way he should go, and when he is old he will not turn from it.
(Pro 22:15) Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
NIV : Folly is bound up in the heart of a child, but the rod of discipline will drive it far from him.
Pro 23:13-18
(13) Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan.
NIV : Do not withhold discipline from a child; if you punish him with the rod, he will not die.
(14) Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.
NIV : Punish him with the rod and save his soul from death.
(15) Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita.
NIV : My son, if your heart is wise, then my heart will be glad;
(16) Jiwaku bersukaria, kalau bibirmu mengatakan yang jujur.
NIV : my inmost being will rejoice when your lips speak what is right.
(17) Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.
NIV : Do not let your heart envy sinners, but always be zealous for the fear of the LORD.
(18) Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
NIV : There is surely a future hope for you, and your hope will not be cut off.
(Pro 29:15) Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.
NIV : The rod of correction imparts wisdom, but a child left to himself disgraces his mother.
Bandingkan ayat-ayat diatas dengan :
Ibrani 12:5-8
(5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
NIV : And you have forgotten that word of encouragement that addresses you as sons: "My son, do not make light of the Lord's discipline, and do not lose heart when he rebukes you,
(6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
NIV : because the Lord disciplines those he loves, and he punishes everyone he accepts as a son."
(7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
NIV : Endure hardship as discipline; God is treating you as sons. For what son is not disciplined by his father?
(8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
NIV : If you are not disciplined (and everyone undergoes discipline), then you are illegitimate children and not true sons.
d. Orang Bijak menyediakan bagi anak-anaknya :
i. Orang Bijak menyediakan kebutuhan fisik anak-anaknya.
Ayat Referensi :
(Pro 21:20) Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.
NIV : In the house of the wise are stores of choice food and oil, but a foolish man devours all he has.
Pro 27:23-27
(23) Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu.
NIV : Be sure you know the condition of your flocks, give careful attention to your herds;
(24) Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?
NIV : for riches do not endure forever, and a crown is not secure for all generations.
(25) Kalau rumput menghilang dan tunas muda nampak, dan rumput gunung dikumpulkan,
NIV : When the hay is removed and new growth appears and the grass from the hills is gathered in,
(26) maka engkau mempunyai domba-domba muda untuk pakaianmu dan kambing-kambing jantan untuk pembeli ladang,
NIV : the lambs will provide you with clothing, and the goats with the price of a field.
(27) pula cukup susu kambing untuk makananmu dan makanan keluargamu, dan untuk penghidupan pelayan-pelayanmu perempuan.
NIV : You will have plenty of goats' milk to feed you and your family and to nourish your servant girls.
ii. Orang Bijak memberikan harta warisan spiritual bagi anak-anaknya.
Ayat Referensi :
(Pro 14:26) Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
NIV : He who fears the LORD has a secure fortress, and for his children it will be a refuge.
(Pro 20:7) Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya.
NIV : The righteous man leads a blameless life; blessed are his children after him.
Bandingkan dengan :
Psa 34:8-12
(8) Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.
NIV : The angel of the LORD encamps around those who fear him, and he delivers them.
(9) Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
NIV : Taste and see that the LORD is good; blessed is the man who takes refuge in him.
(10) Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!
NIV : Fear the LORD, you his saints, for those who fear him lack nothing.
(11) Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.
NIV : The lions may grow weak and hungry, but those who seek the LORD lack no good thing.
(12) Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu!
NIV : Come, my children, listen to me ; I will teach you the fear of the LORD.
Psa 112:1-4
(1) Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
NIV : Praise the LORD. Blessed is the man who fears the LORD, who finds great delight in his commands.
(2) Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.
NIV : His children will be mighty in the land; the generation of the upright will be blessed.
(3) Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.
NIV : Wealth and riches are in his house, and his righteousness endures forever.
(4) Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.
NIV : Even in darkness light dawns for the upright, for the gracious and compassionate and righteous man.
(Bersambung - Relasi Orang Bijak dengan teman dan tetangga-tetangganya)
Sumber Penulisan :
- Artikel ini adalah artikel hasil adopsi outline dari TNIV Study Bible hal 1023 dengan beberapa penambahan ayat referensi.
- Buku Treasury of Scriptural Knowledge dalam program E-Sword
How To Count Your Days
Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong
Setiap tahun memiliki 365 hari lebih seperempat, waktu satu tahun berlalu selalu menggeser kita menjadi lebih tua, lebih dekat dengan saat masuk ke liang kubur. Bagaimana cara kita menghitung waktu hidup kita? Ada empat (pernah kita bahas di awal th. 1990, dalam seri khotbah "Hikmat dan Waktu") :
1. [Tambah]. Cara anak-anak menghitung hari: usiaku tambah satu, aku tambah besar.
2. [Kurang]. Setelah kita berumur, kita malah takut dengan istilah [tambah] (kecuali uangnya bertambah) lebih menyukai istilah [kurang]: setiap tahun baru berarti umur kita berkurang satu tahun. Ini menandakan kita mulai bijaksana.
Di manakah th.2003? Di memori kita, karena sudah berlalu dan digantikan dengan tahun 2004 yang baru, tapi 365 hari kemudian tahun 2004 juga akan berlalu. Berapa kali di dalam hidup kita ini kita mengganti kalender, mungkin sampai seratus kalikah? Selain petugas cleaning service di kantor yang bertugas mengganti kalender lama di setiap ruangan, jarang orang melakukannya sampai seratus kali. Karena sedikit sekali orang yang bisa mencapai usia itu. Setiap kau mengganti kalendermu di tahun baru, berkatalah kepada dirimu: umurku kurang satu tahun lagi. Selain umur, apalagi yang berkurang? Kesempatan bersaksi; memuliakan Tuhan, melayani Tuhan, menjadi berkat bagi orang juga berkurang. Biarlah di setiap akhir tahun kita merenungkan: apa yang sudah ku kerjakan di tahun ini, berapa banyak gerakan Tuhan yang sudah ku patuhi, bukan malah menghitung-hitung berapa banyak keuntungan yang telah ku dapat di tahun ini?
Di tahun 2003 yang lalu, paling sedikit ada dua perkara yang sangat menghibur hati saya, karena begitu Tuhan menggerakkan, saya langsung mengerjakannya:
a. Di akhir KKR Jakarta 2003, saya merasakan satu gerakan: jangan bubarkan paduan suara besar ini, maka saya mengajak mereka menyanyi di konser Natal di Balai Sidang, mereka langsung menyambut dengan tepuk tangan, masalahnya: di mana mereka bisa berlatih? Perlu menyewa aula besar seperti Kampus Emas, Graha Gepembri. Dari mana uangnya? Saya tidak mengambil serupiahpun dari gereja. Pimpinan Tuhan memang ajaib, konser itupun berlangsung. Padahal awalnya orang kuatir "berapa banyak orang yang akan menghadiri konser itu?" "Yang menyanyi seribu orang, kalau papa mamanya, pacarnya, mantan pacarnya hadir, sudah ada 4000 orang, belum lagi yang lain. Tak perlu takut!"
Dengan iman kita lakukan, ternyata konser hari itu dihadiri 4.000 orang. Puji Tuhan! Acara konser disiarkan di Metro TV, saya yakin di seluruh Indonesia, paling sedikit ada lima juta orang menyaksikan pementasan lagu-lagu agung itu. Sebelum acara konser itu, saya minta Ndaru Darsono melatih beberapa lagu. Memang susah, apalagi lagu For unto us, sayapun sempat kuatir, karena bila lagu itu tidak dinyanyikan dengan tepat, bisa terdengar seperti suara bayi menangis. Jadi hari itu memang membutuhkan iman yang besar sekali. Bahkan sampai kali terakhir latihan, waktu Vincent datang dari Taiwan merekam, dia geleng-geleng kepala, tapi di malam konser itu terjadi mujizat, lagu itu dinyanyikan dengan sehati, tidak salah barang satu ketukpun. Puji Tuhan!
b. Mengapa KKR Natal hanya diadakan di Jakarta tidak diadakan di kota-kota lain? Saya segera menelepon ke Hong Kong, Singapura, Kuala Lumpur.... minta mereka menyewa gedung yang terbesar. Karena di masa Natal memang lebih gampang mengajak orang datang mendengar firman Tuhan. Meski jadwal saya jadi acak-acakan: Taipei, Surabaya, Singapura, Hong Kong, Kucing...., biaya penyewaan gedung juga mahal luar biasa. Tapi setelah selesai, saya bersyukur pada Tuhan, karena jumlah hadir di KKR Natal dari tgl. 13 sampai 28 Desember adalah 38.400 orang. Banyak orang baru menerima Tuhan Yesus. Di akhir tahun, saya berkata: Tuhan di tahun 2003, saya sudah menjalankan kehendakMu, maka untuk kebaktian tahun baru 2004, saya memilih tema, "Meskipun Lelah Tetap Mengejar". Karena lelah plus senang lebih baik dari santai plus susah. Puji Tuhan! Inilah rahasia hidup: hidup hanya satu kali, mengapa tidak mau berjerih lelah untuk Tuhan? Orang yang berjerih lelah untukTuhan, waktu di sorga nanti, Tuhan sendiri akan membelainya. Orang yang menangis untuk Tuhan, Tuhanlah yang akan menghapus air matanya dengan tangan yang pernah Dia pakai untuk menciptakan langit dan bumi.
Di th.2004 ini, saya berkata pada Tuhan: Tuhan, aku bersyukur padaMu masih mengizinkanku memasuki tahun ini, padahal dulu, waktu studi di sekolah teologi, saya harus kuliah dengan membawa bantal karena sakit. Saat itu saya pernah terlintas pikiran, kalau saya bisa mencapai usia 40 tahun sudah puji Tuhan, nyatanya saya masih bisa mencapai usia 41 tahun, maka saya melayani dengan lebih giat, juga sempat berpikir: kalau saya mati di usia 45 tahun, itupun lebih panjang dua tahun dari umur John Sung. Memang, di saat berusia 44 tahun, dokter pernah menvonis saya akan mati karena penyakit lever, sehingga pikir saya, inilah waktunya, maka jadwal khotbah saya justru saya buat lebih padat dari sebelumnya, tapi sampai usia 60 tahun belum mati. Puji Tuhan! Tahun ini, saya memasuki usia 64 tahun, orang yang seusia saya dan masih begitu banyak berkhotbah sudah jarang bukan? Bahkan kalau anda hanya mendengar suara khotbah saya, mungkin anda pikir saya baru berusia 30-an. Padahal waktu saya berusia 30-an, seorang yang berusia 70-an di Singkawang berkata, kalau saya hanya mendengar suara khotbahmu, dari kalimatmu, bahan khotbahmu, pengalamanmu, saya kira kau ini orang tua, nyatanya kau baru berusia 30-an; masih muda. Jadi, waktu saya masih muda, orang yang hanya mendengar suara khotbah saya mengira saya adalah orang tua, tapi sekarang, saat saya sudah berusia 60 sekian tahun, orang yang hanya mendengar suara khotbah saya mengira saya adalah anak muda. Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib. Puji Tuhan!
Bagaimana cara kita menghitung hari-hari, seperti cara anak-anak:tambah atau justru cara orang dewasa: kurang? Musa berkata ajarlah kami bagaimana menghitung waktu, agar kami memperoleh hati yang bijaksana, bukan beroleh otak yang berpengetahuan. Knowledge is not wisdom, wisdom is not knowledge. Knowledge can be gained by memories book, study and learn from others, but wisdom should be given from God with the fear of the Lord.
3. [Kali] ; Cara yang paling efisien, melakukan beberapa pekerjaan secara bersamaan. Jangan hanya melakukan satu perkara dalam satu waktu, tapi biasakan diri untuk melakukan dua atau tiga pekerjaan bersamaan. Orang yang suka menonton TV adalah orang yang paling bodoh. Karena waktu dia menonton TV, matanya, telinganya, otaknya disita oleh TV, berbeda dengan orang yang mendengar musik, dia bisa sambil mendengar sambil mengerjakan perkara lain. bagaimana caranya menghemat waktu? Cara saya adalah: membeli banyak buku heavy duty yang berisi teori, prinsip, dalil yang penting. Dari sanalah kita mengkristalkan bijaksana: 2000 tahun yang lalu si A mengucapkan kalimat ini, kalimat yang mirip juga pernah dikatakan oleh si B dari negara lain pada 2200 tahun yang lalu, coba bandingkan, dengan begitu prinsip-prinsip penting di sepanjang sejarah kita kristalisasikan. Hanya sedikit sekali orang yang tahu akan cara ini, maka ada orang yang dalam tiga tahun sudah menambah pengetahuan segudang, ada juga yang tidak menambah pengetahuan apa-apa. Memang, ada banyak orang yang tidak menyadari waktu adalah aset induk yang bisa diisi dengan lebih banyak aset; waktu adalah modal sekaligus kontener yang sangat penting. Cobalah catch your time, utilize your time, occupy your time. Kalau waktumu sudah berlalu tak ada yang bisa kau lakukan lagi. Bayangkan, kalau di bulan Desember lalu saya hanya mempersiapkan KKR Natal di Balai Sidang dengan santai, maka kesempatan berkhotbah kepada 38.400 orang itupun hilang. Tahun depan, kalau mungkin, KKR Natal akan diadakan di lebih banyak kota, Manila, Tokyo.., biayanya tentu akan membengkak, tapi tetaplah beriman sampai kehendak Tuhan nyata. Saya harap semangat seperti ini menular merangsang anda merencanakan hidupmu semaksimal mungkin.
4.[Bagi] ; Inilah satu prinsip yang luar biasa : anugerah Tuhan yang tak terhingga itu dibagikan kepada berapa banyak orangpun tetap tidak terhingga. Kalau seorang pria yang sudah beristeri mempunyai perempuan lain, isterinya tentu akan marah, tapi bila seorang ibu yang sudah mempunyai sepuluh orang anak melahirkan seorang anak lagi, anak-anak lain tetap bisa menerima. Karena cinta ibu itu satu, kalau dia hanya mempunyai seorang anak, si anak mendapatkan cintanya secara utuh, bila dia mempunyai sepuluh orang anak, masing-masing anak juga mendapatkan cintanya secara utuh, karena cintanya bisa dia bagikan pada mereka. Berbeda dengan cinta antar suami dan isteri, hanya difokuskan pada pasangan hidupnya. Sama seperti sebuah lilin yang bersinar di dalam ruangan yang berisi lima orang, kelima orang itu mendapatkan cahaya darinya, kalau tambah satu orang lagi, sinar yang didapat lima orang tadi tdak mungkin menjadi berkurang, karena lilin sanggup membagikan sinarnya pada banyak orang. Begitu juga hidup. Biarlah hidup kita, bakat kita, waktu kita, pengalaman kita, kristalisasi bijaksana yang kita kumpulkan kita bagi-bagikan. Hidup yang kita bagikan pada orang adalah hidup yang berlimpah, tapi hidup yang tidak dibagikan pada orang adalah hidup yang egois. Tuhan Yesus berkata, Aku datang untuk memberi hidup bahkan hidup yang berkelimpahan. Satu orang bisa menjadi berkat bagi berapa orang? Tak seorangpun bisa merumuskan atau membatasi. Selama 2.600 tahun, Kongfuzu, seorang, memberi pengaruh pada orang-orang di Vietnam, Korea, Jepang, Tiongkok, Asia Tenggara, juga para scholar di Barat. Mahatma Gandhi, seorang, memberi pengaruh pada satu milyar orang di India, bahkan mungkin milyaran orang di luar India. Satu orang yang bajik, yang bermoral, berkeadilan, berkesucian, berjiwa rela berkorban akan terus menerus membagikan hidupnya pada orang. Berulang kali saya sampaikan lewat mimbar ini: di dunia ini hanya ada dua macam hidup:
A. Hidup untuk diri sendiri, memandang orang yang memperlakukanku dengan baik sebagai kawan dan memandang orang yang memperlakukanku tidak baik sebagai lawan. Dia terus menerus memperkaya diri dan tidak segan-segan merugikan orang. Dia adalah pengemis yang tidak menyadari dirinya adalah pengemis.
B. Hidup yang terus menerus dibagikan pada orang, yang bersumber pada anugerah Tuhan yang tak kunjung habis. Kalau kau tidak bisa membagikan apa-apa, paling tidak kau bisa membagikan senyummu, memberi orang spirit, pemikiran yang bersifat konstruktif sehingga kemanapun kau pergi orang dikuatkan, perkataanmu membangun, membentuk, memberi pengharapan pada orang. Semakin banyak kau membagi semakin limpah anugerah Tuhan atas dirimu: the more you share yourself to others the more abundant life you will obtain. Itulah rahasianya. Tangan kiri kita adalah bangsawan: cincin, arloji dikenakan padanya, sementara tangan kanan adalah tangan kuli, terus menerus bekerja: menulis, berjabat tangan..... Adakah tangan kanan yang terus menerus bekerja menjadi semakin lemah, semakin kecil? Tidak , justru menjadi semakin kuat. Di gerejapun begitu, orang yang lebih banyak melayani lebih kuat dan lebih sehat, hidupnyapun lebih berlimpah, amin? Contohnya: Pendetamu yang terus menerus membagikan hidupnya pada orang. Pernah ada orang berkata, pak Tong, jangan terus menerus pergi, nanti anak-anakmu jadi rusak. Buktinya mereka bisa memelihara moral dengan baik, takut pada Tuhan, studi dengan baik. Apa sebabnya? Nyonya saya sehati. Mengizinkan, menyetujui, mendoakan, mendukung, agar keluarga kami bisa membagikan hidup pada orang.
Biarlah khotbah ini menjadi berita utama di tahun baru ini:
How to count your days?
Dengan tambah? Itu cara yang dipakai anak-anak. Dengan kurang? Itu cara orang dewasa menghitung, menandakan pikirannya sudah lebih matang. Dengan kali? Mulai menandakan kau berbijaksana. Dengan bagi? Menandakan kau lebih bijaksana. How to count our days? Kalau iman, rohani, kesabaran, kasih, pengharapan..... kita bertambah-tambah terus memang bagus. Namun setelah semua itu bertambah-tambah, kau gunakan untuk siapa? Untuk dirimu sendiri? Kalau itu yang kau pilih, berarti kesempatanmu mulai hilang dan hilang.Orang yang hanya mementingkan profit tanpa menyadari hal yang lebih berharga lenyap darinya adalah orang bodoh. Di Amerika, ada orang yang setiap hari kerjanya hanya mencari tempat-tempat yang mengadakan sale (obral), memberi diskon di surat kabar, lalu pergi berbelanja, dia hanya tahu menikmati sedikit profit yang dia peroleh dari diskon, sementara dia lupa bahwa dia telah menghamburkan waktu, bensin, energi..... hal-hal yang lebih berharga. Itu adalah perbuatan bodoh. Mari kita menghitung hidup kita dengan baik.
Setiap tahun memiliki 365 hari lebih seperempat, waktu satu tahun berlalu selalu menggeser kita menjadi lebih tua, lebih dekat dengan saat masuk ke liang kubur. Bagaimana cara kita menghitung waktu hidup kita? Ada empat (pernah kita bahas di awal th. 1990, dalam seri khotbah "Hikmat dan Waktu") :
1. [Tambah]. Cara anak-anak menghitung hari: usiaku tambah satu, aku tambah besar.
2. [Kurang]. Setelah kita berumur, kita malah takut dengan istilah [tambah] (kecuali uangnya bertambah) lebih menyukai istilah [kurang]: setiap tahun baru berarti umur kita berkurang satu tahun. Ini menandakan kita mulai bijaksana.
Di manakah th.2003? Di memori kita, karena sudah berlalu dan digantikan dengan tahun 2004 yang baru, tapi 365 hari kemudian tahun 2004 juga akan berlalu. Berapa kali di dalam hidup kita ini kita mengganti kalender, mungkin sampai seratus kalikah? Selain petugas cleaning service di kantor yang bertugas mengganti kalender lama di setiap ruangan, jarang orang melakukannya sampai seratus kali. Karena sedikit sekali orang yang bisa mencapai usia itu. Setiap kau mengganti kalendermu di tahun baru, berkatalah kepada dirimu: umurku kurang satu tahun lagi. Selain umur, apalagi yang berkurang? Kesempatan bersaksi; memuliakan Tuhan, melayani Tuhan, menjadi berkat bagi orang juga berkurang. Biarlah di setiap akhir tahun kita merenungkan: apa yang sudah ku kerjakan di tahun ini, berapa banyak gerakan Tuhan yang sudah ku patuhi, bukan malah menghitung-hitung berapa banyak keuntungan yang telah ku dapat di tahun ini?
Di tahun 2003 yang lalu, paling sedikit ada dua perkara yang sangat menghibur hati saya, karena begitu Tuhan menggerakkan, saya langsung mengerjakannya:
a. Di akhir KKR Jakarta 2003, saya merasakan satu gerakan: jangan bubarkan paduan suara besar ini, maka saya mengajak mereka menyanyi di konser Natal di Balai Sidang, mereka langsung menyambut dengan tepuk tangan, masalahnya: di mana mereka bisa berlatih? Perlu menyewa aula besar seperti Kampus Emas, Graha Gepembri. Dari mana uangnya? Saya tidak mengambil serupiahpun dari gereja. Pimpinan Tuhan memang ajaib, konser itupun berlangsung. Padahal awalnya orang kuatir "berapa banyak orang yang akan menghadiri konser itu?" "Yang menyanyi seribu orang, kalau papa mamanya, pacarnya, mantan pacarnya hadir, sudah ada 4000 orang, belum lagi yang lain. Tak perlu takut!"
Dengan iman kita lakukan, ternyata konser hari itu dihadiri 4.000 orang. Puji Tuhan! Acara konser disiarkan di Metro TV, saya yakin di seluruh Indonesia, paling sedikit ada lima juta orang menyaksikan pementasan lagu-lagu agung itu. Sebelum acara konser itu, saya minta Ndaru Darsono melatih beberapa lagu. Memang susah, apalagi lagu For unto us, sayapun sempat kuatir, karena bila lagu itu tidak dinyanyikan dengan tepat, bisa terdengar seperti suara bayi menangis. Jadi hari itu memang membutuhkan iman yang besar sekali. Bahkan sampai kali terakhir latihan, waktu Vincent datang dari Taiwan merekam, dia geleng-geleng kepala, tapi di malam konser itu terjadi mujizat, lagu itu dinyanyikan dengan sehati, tidak salah barang satu ketukpun. Puji Tuhan!
b. Mengapa KKR Natal hanya diadakan di Jakarta tidak diadakan di kota-kota lain? Saya segera menelepon ke Hong Kong, Singapura, Kuala Lumpur.... minta mereka menyewa gedung yang terbesar. Karena di masa Natal memang lebih gampang mengajak orang datang mendengar firman Tuhan. Meski jadwal saya jadi acak-acakan: Taipei, Surabaya, Singapura, Hong Kong, Kucing...., biaya penyewaan gedung juga mahal luar biasa. Tapi setelah selesai, saya bersyukur pada Tuhan, karena jumlah hadir di KKR Natal dari tgl. 13 sampai 28 Desember adalah 38.400 orang. Banyak orang baru menerima Tuhan Yesus. Di akhir tahun, saya berkata: Tuhan di tahun 2003, saya sudah menjalankan kehendakMu, maka untuk kebaktian tahun baru 2004, saya memilih tema, "Meskipun Lelah Tetap Mengejar". Karena lelah plus senang lebih baik dari santai plus susah. Puji Tuhan! Inilah rahasia hidup: hidup hanya satu kali, mengapa tidak mau berjerih lelah untuk Tuhan? Orang yang berjerih lelah untukTuhan, waktu di sorga nanti, Tuhan sendiri akan membelainya. Orang yang menangis untuk Tuhan, Tuhanlah yang akan menghapus air matanya dengan tangan yang pernah Dia pakai untuk menciptakan langit dan bumi.
Di th.2004 ini, saya berkata pada Tuhan: Tuhan, aku bersyukur padaMu masih mengizinkanku memasuki tahun ini, padahal dulu, waktu studi di sekolah teologi, saya harus kuliah dengan membawa bantal karena sakit. Saat itu saya pernah terlintas pikiran, kalau saya bisa mencapai usia 40 tahun sudah puji Tuhan, nyatanya saya masih bisa mencapai usia 41 tahun, maka saya melayani dengan lebih giat, juga sempat berpikir: kalau saya mati di usia 45 tahun, itupun lebih panjang dua tahun dari umur John Sung. Memang, di saat berusia 44 tahun, dokter pernah menvonis saya akan mati karena penyakit lever, sehingga pikir saya, inilah waktunya, maka jadwal khotbah saya justru saya buat lebih padat dari sebelumnya, tapi sampai usia 60 tahun belum mati. Puji Tuhan! Tahun ini, saya memasuki usia 64 tahun, orang yang seusia saya dan masih begitu banyak berkhotbah sudah jarang bukan? Bahkan kalau anda hanya mendengar suara khotbah saya, mungkin anda pikir saya baru berusia 30-an. Padahal waktu saya berusia 30-an, seorang yang berusia 70-an di Singkawang berkata, kalau saya hanya mendengar suara khotbahmu, dari kalimatmu, bahan khotbahmu, pengalamanmu, saya kira kau ini orang tua, nyatanya kau baru berusia 30-an; masih muda. Jadi, waktu saya masih muda, orang yang hanya mendengar suara khotbah saya mengira saya adalah orang tua, tapi sekarang, saat saya sudah berusia 60 sekian tahun, orang yang hanya mendengar suara khotbah saya mengira saya adalah anak muda. Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib. Puji Tuhan!
Bagaimana cara kita menghitung hari-hari, seperti cara anak-anak:tambah atau justru cara orang dewasa: kurang? Musa berkata ajarlah kami bagaimana menghitung waktu, agar kami memperoleh hati yang bijaksana, bukan beroleh otak yang berpengetahuan. Knowledge is not wisdom, wisdom is not knowledge. Knowledge can be gained by memories book, study and learn from others, but wisdom should be given from God with the fear of the Lord.
3. [Kali] ; Cara yang paling efisien, melakukan beberapa pekerjaan secara bersamaan. Jangan hanya melakukan satu perkara dalam satu waktu, tapi biasakan diri untuk melakukan dua atau tiga pekerjaan bersamaan. Orang yang suka menonton TV adalah orang yang paling bodoh. Karena waktu dia menonton TV, matanya, telinganya, otaknya disita oleh TV, berbeda dengan orang yang mendengar musik, dia bisa sambil mendengar sambil mengerjakan perkara lain. bagaimana caranya menghemat waktu? Cara saya adalah: membeli banyak buku heavy duty yang berisi teori, prinsip, dalil yang penting. Dari sanalah kita mengkristalkan bijaksana: 2000 tahun yang lalu si A mengucapkan kalimat ini, kalimat yang mirip juga pernah dikatakan oleh si B dari negara lain pada 2200 tahun yang lalu, coba bandingkan, dengan begitu prinsip-prinsip penting di sepanjang sejarah kita kristalisasikan. Hanya sedikit sekali orang yang tahu akan cara ini, maka ada orang yang dalam tiga tahun sudah menambah pengetahuan segudang, ada juga yang tidak menambah pengetahuan apa-apa. Memang, ada banyak orang yang tidak menyadari waktu adalah aset induk yang bisa diisi dengan lebih banyak aset; waktu adalah modal sekaligus kontener yang sangat penting. Cobalah catch your time, utilize your time, occupy your time. Kalau waktumu sudah berlalu tak ada yang bisa kau lakukan lagi. Bayangkan, kalau di bulan Desember lalu saya hanya mempersiapkan KKR Natal di Balai Sidang dengan santai, maka kesempatan berkhotbah kepada 38.400 orang itupun hilang. Tahun depan, kalau mungkin, KKR Natal akan diadakan di lebih banyak kota, Manila, Tokyo.., biayanya tentu akan membengkak, tapi tetaplah beriman sampai kehendak Tuhan nyata. Saya harap semangat seperti ini menular merangsang anda merencanakan hidupmu semaksimal mungkin.
4.[Bagi] ; Inilah satu prinsip yang luar biasa : anugerah Tuhan yang tak terhingga itu dibagikan kepada berapa banyak orangpun tetap tidak terhingga. Kalau seorang pria yang sudah beristeri mempunyai perempuan lain, isterinya tentu akan marah, tapi bila seorang ibu yang sudah mempunyai sepuluh orang anak melahirkan seorang anak lagi, anak-anak lain tetap bisa menerima. Karena cinta ibu itu satu, kalau dia hanya mempunyai seorang anak, si anak mendapatkan cintanya secara utuh, bila dia mempunyai sepuluh orang anak, masing-masing anak juga mendapatkan cintanya secara utuh, karena cintanya bisa dia bagikan pada mereka. Berbeda dengan cinta antar suami dan isteri, hanya difokuskan pada pasangan hidupnya. Sama seperti sebuah lilin yang bersinar di dalam ruangan yang berisi lima orang, kelima orang itu mendapatkan cahaya darinya, kalau tambah satu orang lagi, sinar yang didapat lima orang tadi tdak mungkin menjadi berkurang, karena lilin sanggup membagikan sinarnya pada banyak orang. Begitu juga hidup. Biarlah hidup kita, bakat kita, waktu kita, pengalaman kita, kristalisasi bijaksana yang kita kumpulkan kita bagi-bagikan. Hidup yang kita bagikan pada orang adalah hidup yang berlimpah, tapi hidup yang tidak dibagikan pada orang adalah hidup yang egois. Tuhan Yesus berkata, Aku datang untuk memberi hidup bahkan hidup yang berkelimpahan. Satu orang bisa menjadi berkat bagi berapa orang? Tak seorangpun bisa merumuskan atau membatasi. Selama 2.600 tahun, Kongfuzu, seorang, memberi pengaruh pada orang-orang di Vietnam, Korea, Jepang, Tiongkok, Asia Tenggara, juga para scholar di Barat. Mahatma Gandhi, seorang, memberi pengaruh pada satu milyar orang di India, bahkan mungkin milyaran orang di luar India. Satu orang yang bajik, yang bermoral, berkeadilan, berkesucian, berjiwa rela berkorban akan terus menerus membagikan hidupnya pada orang. Berulang kali saya sampaikan lewat mimbar ini: di dunia ini hanya ada dua macam hidup:
A. Hidup untuk diri sendiri, memandang orang yang memperlakukanku dengan baik sebagai kawan dan memandang orang yang memperlakukanku tidak baik sebagai lawan. Dia terus menerus memperkaya diri dan tidak segan-segan merugikan orang. Dia adalah pengemis yang tidak menyadari dirinya adalah pengemis.
B. Hidup yang terus menerus dibagikan pada orang, yang bersumber pada anugerah Tuhan yang tak kunjung habis. Kalau kau tidak bisa membagikan apa-apa, paling tidak kau bisa membagikan senyummu, memberi orang spirit, pemikiran yang bersifat konstruktif sehingga kemanapun kau pergi orang dikuatkan, perkataanmu membangun, membentuk, memberi pengharapan pada orang. Semakin banyak kau membagi semakin limpah anugerah Tuhan atas dirimu: the more you share yourself to others the more abundant life you will obtain. Itulah rahasianya. Tangan kiri kita adalah bangsawan: cincin, arloji dikenakan padanya, sementara tangan kanan adalah tangan kuli, terus menerus bekerja: menulis, berjabat tangan..... Adakah tangan kanan yang terus menerus bekerja menjadi semakin lemah, semakin kecil? Tidak , justru menjadi semakin kuat. Di gerejapun begitu, orang yang lebih banyak melayani lebih kuat dan lebih sehat, hidupnyapun lebih berlimpah, amin? Contohnya: Pendetamu yang terus menerus membagikan hidupnya pada orang. Pernah ada orang berkata, pak Tong, jangan terus menerus pergi, nanti anak-anakmu jadi rusak. Buktinya mereka bisa memelihara moral dengan baik, takut pada Tuhan, studi dengan baik. Apa sebabnya? Nyonya saya sehati. Mengizinkan, menyetujui, mendoakan, mendukung, agar keluarga kami bisa membagikan hidup pada orang.
Biarlah khotbah ini menjadi berita utama di tahun baru ini:
How to count your days?
Dengan tambah? Itu cara yang dipakai anak-anak. Dengan kurang? Itu cara orang dewasa menghitung, menandakan pikirannya sudah lebih matang. Dengan kali? Mulai menandakan kau berbijaksana. Dengan bagi? Menandakan kau lebih bijaksana. How to count our days? Kalau iman, rohani, kesabaran, kasih, pengharapan..... kita bertambah-tambah terus memang bagus. Namun setelah semua itu bertambah-tambah, kau gunakan untuk siapa? Untuk dirimu sendiri? Kalau itu yang kau pilih, berarti kesempatanmu mulai hilang dan hilang.Orang yang hanya mementingkan profit tanpa menyadari hal yang lebih berharga lenyap darinya adalah orang bodoh. Di Amerika, ada orang yang setiap hari kerjanya hanya mencari tempat-tempat yang mengadakan sale (obral), memberi diskon di surat kabar, lalu pergi berbelanja, dia hanya tahu menikmati sedikit profit yang dia peroleh dari diskon, sementara dia lupa bahwa dia telah menghamburkan waktu, bensin, energi..... hal-hal yang lebih berharga. Itu adalah perbuatan bodoh. Mari kita menghitung hidup kita dengan baik.
Sabtu, 29 Januari 2011
Penghakiman Kristus dan Kesaksian Mengenai Dia
Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Joh 5:25-47
(25) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
(26) Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
(27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.
(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
(29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
(30) Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
(31) Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;
(32) ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
(33) Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran;
(34) tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.
(35) Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
(36) Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
(37) Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
(38) dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
(39) Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
(40) namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
(41) Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
(42) Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.
(43) Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.
(44) Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
(45) Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.
(46) Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
(47) Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Mulai dari pasal 5 Yesus Kristus menyembuhkan seseorang yang sudah sakit selama 38 tahun. Sudah tiba kepada sesuatu konflik yang tidak mungkin dihindarkan lagi. Orang Yahudi mempertanyakan, "Siapakah Dia, dengan kuasa dan hak darimana Dia berani menyuruh orang melawan dan melanggar hari Sabat? Jikalau Dia hanya manusia biasa, mari kita membunuh Dia. Tetapi jika Dia adalah Allah bagaimana bisa membuktikan bahwa Dia Allah? Allah itu Roh, bukan daging. Allah ada di sorga, tidak mungkin ada di dunia ini. Lalu siapakah Yesus? Perdebatan yang sengit tentang Kristologi tidak bisa dihindarkan lagi. Pertemuan dengan Kristus mengakibatkan suatu krisis yang mengakibatkan suatu reaksi manusia yang harus dipertanggungjawabkan di dalam kekekalan. Jikalau Kristus sungguh-sungguh sudah menyatakan diri, diberitakan kepadamu, maka engkau dituntut untuk bereaksi secara bertanggung jawab kepada Tuhan.
Di dalam pasal ini kita melihat orang-orang Yahudi jatuh. Jatuh di hadapan ujian. Mereka diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan Kristus. Seharusnya setelah mereka berjumpa dengan Kristus, yang adalah Tuhan, maka mereka boleh mendapatkan segala jawaban bagi hidup mereka, bahkan bagi segala kesulitan-kesulitan di dalam rahasia sejarah manusia. Tetapi justru pertemuan dengan Kristus inilah mengakibatkan mereka tidak bisa tidak diadili di dalam kekekalan. Kekristenan bukan suatu penghiburan yang konyol. Kekristenan tidak berarti berkat Tuhan yang dapat dipermainkan manusia. Tetapi Kekristenan adalah iman kepercayaan yang menyelamatkan atau menjatuhkan seseorang.
Yesus Kristus berdebat dengan mereka dan mengatakan beberapa kesaksian yang penting untuk iman terhadap Kristologi yang benar. Iman tentang kepercayaan kepada Kristus adalah pusat dari alam semesta. Kristus adalah Anak Allah Yang Tunggal, yang berinkarnasi dan yang tidak akan pernah diulangi lagi. Kristus adalah Juruselamat seluruh umat manusia didukung oleh kesaksian-kesaksian yang sangat penting. Yesus Kristus sendiri yang mengungkapkan hal ini. Siapakah yang lebih mengerti Kristus, selain Kristus sendiri? Siapa yang bisa mengenal Dia secara tepat, kecuali Roh Kristus memberikan pengenalan itu didalam pencerahan ke dalam hati manusia? Yesus Kristus di sini mengatakan "tentang Dia adalah yang mematikan dan yang menghidupkan." Mematikan dan menghidupkan adalah hak Tuhan Allah sendiri. Di dalam nats ini Yesus langsung mencetuskan suatu kalimat, sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Dan Ia (Allah Bapa) telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi (seluruh bumi), karena Ia adalah Anak Manusia (ayat 25, 27). Di sini bukan hanya suatu keistimewaan Kristus dibandingkan dengan manusia lain di seluruh sejarah, tetapi suatu ciri khas Kekristenan yang tidak ada bandingnya. Apa sebabnya? Karena di sini Yesus Kristus mengatakan ”Yang menghidupkan, yang mematikan adalah Anak”. Coba bandingkan kalimat ini dengan semua bidang-bidang yang paling penting. Di dalam sejarah kebudayaan manusia agama hanya berbicara tentang yang baik dan jahat. Ilmu hanya berbicara tentang yang benar dan yang tidak benar. Filsafat berbicara tentang yang tinggi, yang rendah, cara berpikir yang benar dan yang tidak benar. Tetapi Kekristenan berbicara tentang hidup dan mati. Semenjak dari Kejadian pasal 3 kita sudah melihat ada dua jalan yang besar. Jalan pertama adalah jalan pohon terlarang. Jalan kedua adalah jalan pohon hayat. Di dalam jalan pohon yang terlarang ada buah mengenai pengetahuan baik dan jahat. Tetapi di dalam pohon hayat ada buah yang menghidupkan manusia. Boleh saya katakan sepanjang sejarah, semua agama, filsafat, dan pengetahuan hanya berada di dalam jurusan pertama ini. Hanya Kristus Yesus datang ke dalam dunia menjadi Pohon Hidup yang sejati. Di dalam Kristus manusia bukan hanya mengenal yang baik dan yang jahat, boleh atau tidak, mengenai yang benar dan yang tidak benar saja tetapi juga hidup atau mati. Itu tidak di dalam Yohanes 3:16 mengatakan, "... supaya manusia tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Agama mengajar kita untuk "tidak berbuat jahat tetapi berbuat baik"; meningkat lebih daripada itu secara kualitas, "menghidupkan atau mematikan manusia".
Ada dua tahap di dalam menghidupkan manusia (baca ayat 25, 28-29) Kalau kita memperhatikan perbedaan antara kedua ayat ini di dalam ayat 25 Yesus berkata "Saatnya
akan tiba" disambung dengan suatu kalimat "sekarang sudah tiba"; sedangkan ayat 28 mengatakan "ada saat yang akan datang" dan tidak disambung dengan kalimat "sekarang sudah tiba." Apakah perbedaan kedua ayat yang sama-sama mengatakan Kristus menghidupkan manusia? Ayat ke-25 menyatakan tahap pertama, bahwa apa yang diharapkan oleh manusia sepanjang sejarah, khusus difokuskan di dalam Perjanjian Lama sudah sampai waktunya. Kapankah tiba saatnya manusia dapat lepas dari ikatan kematian, yang menghabiskan segala harapan manusia? Yesus Kristuslah Oknum yang ditunjukkan oleh Tuhan Allah, Yesus Kristuslah yang diinginkan oleh seluruh umat manusia. Yesus Kristuslah konkrit perjanjian Allah yang mutlak diturunkan ke dalam dunia ini. Itu sebabnya di sini Dia berkata "Saatnya akan tiba dan sekarang sudah tiba."
Seluruh Perjanjian Lama memberikan suatu fokus pengharapan yang bagi umat manusia melalui otak, rasio, dan akal budi itu mustahil, yaitu akhirnya kematian akan ditelan oleh kemenangan. Paul Tillich mengatakan bahwa, "Manusia harus menghadapi kematian, dan kematian merupakan suatu bukti bahwa segala sesuatu yang pernah dipikirkan oleh manusia akhirnya harus menjadi kosong. Bukankah manusia mempunyai ide yang tinggi? Yaitu Konsep Kesempurnaan? Tetapi konsep kesempurnaan itu selalu ditandai dengan keterbatasan di dalam dua hal:
Pertama, sadar kurang berarti.
Kedua, tubuh kita mengikat kita sehingga "ide tidak bisa dilaksanakan."
Kalimat-kalimat ini memang benar karena di situ ada konflik antara kekekalan dan kesementaraan. Kesementaraan dilambangkan oleh tubuh ini, kekekalan dilambangkan oleh jiwa. Kita mempunyai jiwa, pikiran, konsep yang muluk-muluk. Berapa banyak orang yang pada mulanya mempunyai mimpi- mimpi yang besar akhirnya harus menggelengkan kepala mengatakan, "Saya mengaku saya hanya orang yang bisa mati saja." Tunduk ke bawah kematian ini merupakan suatu arah yang tidak bisa kita belokkan, ini merupakan tujuan yang harus kita tempuh. Namun demikian apa bedanya orang Kristen dengan orang non-Kristen. Orang Kristen betul-betul dijanjikan oleh Tuhan akan hal sorgawi. Oleh sebab itu jangan terlalu berambisi di dalam hal duniawi, karena bagaimanapun itu bersifat sementara. Biarlah kita betul-betul melihat dengan jelas akan pimpinan Tuhan untuk suatu hal yang mulia di dalam rencana yang kekal dari Allah sendiri. Maka saudara-saudara jangan mau menyerah dan betul-betul berpegang pada janji Tuhan.Dia berkenan memimpin kita masing-masing.
Yesus Kristus di dalam kalimat ini mengatakan Dia akan membangkitkan. Di dalam Perjanjian Lama, kalimat ini adalah suatu kalimat yang tidak masuk akal. Manusia sulit untuk menerima bahwa kematian ditelan oleh kemenangan. "Kematian ditelan oleh kemenangan" merupakan suatu kalimat yang berlawanan dengan pengalaman manusia. Karena manusia selalu mempunyai konsep yaitu kematian menelan kemenangan. Setelah Napoleon menang berkali-kali akhirnya kemenangannya ditelan oleh kematian. Kemenangan Julius Caesar akhirnya ditelan kematian. Demikian juga Mao Tze Dong, yang demikian besar kuasa dan kemenangannya tetapi akhirnya ditelan oleh kematian. Kematian menelan kemenangan. Tetapi nabi Yesaya (Yesaya 25:8) mengatakan, "Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya." Kematian ditelan oleh kemenangan. Puji Tuhan! Inilah iman yang sejati dari Kekristenan di dalam Tuhan Allah: bukan kematian menelan kemenangan, tetapi kematian ditelan oleh kemenangan. Kemenangan siapa? Siapa yang menang sehingga akhirnya kematian tunduk kepadaNya? Yesus Kristus berkata, "Bukankah sudah lama engkau berharap dan menunggu saat itu tiba, saat itu akan tiba dan sekaranglah saatnya." Kairos sudah tiba. Orang Yunani mempunyai dua kata untuk pengertian "waktu": kronos dan kairos. Kairos berlainan secara kualitas dengan Kronos. Kronos adalah waktu yang bisa dihitung, diukur secara mekanis. Tetapi Kairos adalah saat yang belum pernah dapat diulangi lagi. Setiap kali Kairos itu terjadi berarti makna yang berkait dengan kekekalan itu sudah tiba pada manusia. Sesuatu peristiwa yang maknanya berkaitan dengan kekekalan sudah terjadi di tengah masyarakat manusia. Itulah Kairos. Pada waktu Yesus Kristus lahir, itulah detik yang ditunggu-tunggu oleh Perjanjian Lama. Pada waktu Yesus Kristus memberikan hidup kepada manusia itu adalah detik yang ditunggu-tunggu oleh manusia. Pada waktu Yesus Kristus mengubah hidupmu, melalui suatu khotbah atau satu kali kebaktian. Itu disebut Kairos.
Pada waktu Yesus mengatakan kalimat ini, "Saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup." Kalimat ini ditujukan kepada siapa? Apakah arti yang dilambangkan di dalam kalimat ini? Sebagian orang mengartikannya sebagai hari kiamat. Yesus Kristus mengatakan saat ini juga orang mati mendengar suaraNya akan menerima hidup. Bukan berarti hari kiamat, tetapi ditujukan kepada suatu hidup kekal oleh manusia yang pernah mati di dalam dosa pada waktu mendengarkan Firman yang hidup. Sekali lagi, ini diartikan suatu hidup yang diberikan atau diperanakkan pula kepada mereka yang pernah mati di dalam dosa sehingga mereka menerima hidup kembali. Apa artinya sifat manusia yang sudah jatuh di dalam dosa? Sifat manusia bukan saja sudah dicemari oleh dosa tetapi sebenarnya roh manusia sudah mati. Tetapi Alkitab mengatakan dosa dan maut itu diikat jadi satu. "Jangan engkau makan buah yang terlarang itu. Karena pada hari engkau makan, hari itu juga engkau mati." Dalam Alkitab dengan jelas diberitakan: dosa dan kematian tidak bisa dipisahkan. Dan pada Roma pasal 6, kita melihat dengan jelas bahwa upah dosa adalah maut.
Yesus Kristus berkata, "Barangsiapa yang sudah mati mendengar suara Anak Allah, dia akan bangkit kembali." Ini pertama kali di seluruh Injil Yohanes istilah "kematian" dikatakan oleh Kristus secara demikian jelas yang dikaitkan dengan manusia yang perlu diperanakkan kembali. Di dalam pembicaraan dengan Nikodemus Yesus Kristus mengatakan "Jikalau orang tidak diperanakkan oleh Roh Kudus dan oleh air tidak mungkin dia melihat dan masuk ke dalam kerajaan Allah." Istilah maut tidak keluar. Di sini Yesus Kristus berkata, "Jika orang yang mati mendengar suara Anak Manusia, dia akan hidup." Di sini bukan berbicara mengenai hari kiamat, dimana semua orang akan bangkit, tetapi berarti orang berdosa yang sudah mati di dalam dosa akan diberi hidup yang baru. Perbedaan antara kedua ayat ini menyatakan kepada kita secara berkesinambungan bahwa Kristus yang membangkitkan, Kristus juga yang menghakimi, dan yang memberikan hidup baru, adalah Kristus yang berhak membinasakan mereka yang tidak menerima Dia. Di sini yang menentukan hak untuk hidup dan menentukan hak mati adalah Anak Allah Yang Tunggal itu sendiri. Kalau demikian bagaimanakah pengertian sikap kita akan menerima Dia, yang diutus oleh Tuhan Allah? Ini yang dituntut oleh Yesus kepada orang-orang yang menerima perdebatan dalam argumen ini. Pada permulaan pasal 5, setelah Yesus menjalankan kesembuhan ini kepada orang yang sudah 38 tahun berbaring di pinggir kolam Betesda, sudah dimulai perdebatan yang sengit tentang Kristologi.
Apa hubungan antara hak penghakiman dan istilah karena Dia adalah manusia? Allah Bapa memberikan kuasa kepada Allah Anak supaya Allah Anak yang menjalankan Penghakiman. Jadi di dalam Oknum pertama, kedua, dan ketiga kita melihat Oknum pertama, disebut Bapa. Bapa menurunkan Anak ke dalam dunia, dan disini Oknum pertama memberikan hak kepada Oknum kedua untuk menjalankan tugas menghakimi seluruh dunia. Di sini kita melihat bahwa Oknum kedua sudah menerima mandat, tetapi atas dasar apakah Dia bisa dijadikan seorang hakim yang terbesar? Atas dasar apakah Dia bisa mempunyai kelayakan untuk menerima hak menghakimi seluruh dunia? Kalimat selanjutnya mengatakan sebab Dia adalah Anak Manusia. Nah ini yang membuat bingung. Kalau dia adalah Allah; Allah menghakimi dunia, itu beres. Tetapi kalau Dia adalah manusia bukankah saya juga manusia? Engkau juga manusia? Dia juga Manusia? Perhatikan hal yang paradoks tetapi tidak menjadi konflik yaitu Kristus adalah Allah yang menjadi manusia. Itu sebab Dia pernah mengalami proses di dalam dunia penghakiman dan dunia yang dihakimi, dunia sumber keadilan, dan dunia yang tidak adil. Dia telah menerobos. Karena Yesus adalah Allah, Yesus adalah yang tidak terbatas, Yesus Yang Mahaadil dan Mahasuci, tetapi Dia pernah melewati proses masuk ke dalam dunia yang tidak suci, yang tidak adil. Kalau Dia pernah menjadi manusia yang pernah diadili secara tidak adil, tetapi Dialah yang betul-betul adil dan suci di dalam surga. Maka Dia harus menyatakan keadilan untuk mengubah segala keadilan yang sudah dirobek-robek di dalam bidang hukum di dalam seluruh dunia. Yesus diperlakukan secara tidak adil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas hukum. Yesus datang ke dalam dunia justru mau melepaskan manusia keluar dari ketidakadilan. Dan pada waktu Yesus diadili oleh Pilatus. Waktu Yesus diadili oleh Hanas dan pembesar-pembesar dari imam itu, Dia diadili secara tidak adil. Anak Manusia diberikan hak karena Anak Manusia pernah diadili secara tidak adil. Sekarang saatnya sudah tiba barangsiapa yang mendengar suaraNya dia akan dibangkitkan, dia akan menerima hidup. Allah memberikan hak kepada Dia untuk mengadili seluruh dunia ini dan Yesus Kristus berkata, "Aku mengadili dunia dengan adil karena Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan menuruti kehendak Dia yang mengutus Aku." Anak-anak tidak pernah menuntut supaya orang tua mereka kaya, tetapi anak-anak di seluruh dunia menuntut satu hal yang sama, yaitu perlakuan dengan standar yang sama atas setiap anak.
Keadilan merupakan satu hal yang penting di dalam kepemimpinan. Jikalau pemimpin tidak memakai prinsip keadilan pasti pimpinannya itu tidak beres. Banyak hal di dalam gereja menjadi tidak beres, karena mempunyai dua macam ukuran hukum. Kedua macam hukum yang menjadi kebencian bagi Tuhan Allah. Kepada orang yang kita rasa tidak baik, kita cari dalil di dalam hukum untuk menghukumnya. Kalau kita merasa orang ini baik, maka kita mencari hukum untuk membela dia. Jadi hukum bukan ditaati manusia, hukum dipermainkan oleh manusia. Kadang-kadang kemauan kita yang menyetir hukum, bukan kemauan kita yang disetir oleh hukum. Nah ini yang dilawan oleh Yesus Kristus. Yesus mengatakan, "Aku datang ke dalam dunia, Aku menghakimi dunia ini bukan menurut kemauanKu sendiri. Kalau Aku menginginkan sesuatu untuk diriKu sendiri, pasti penghakimanKu tidak benar. Kalau Aku mempunyai motivasi untuk diriKu sendiri, pasti perkataan-perkataanku tidak mempunyai prinsip." Barangsiapa ingin hidupnya konsisten dan berprinsip, dia harus senantiasa tidak semaunya mengikuti keinginan dirinya sendiri. Janganlah kita pada waktu ada kemauan sendiri, ingin yang muluk-muluk. Pada waktu kita dalam kesulitan, keinginan kita padam dan kita menjadi dingin kepada Tuhan. Jangan kita memakai api sendiri untuk melayani di mezbah Tuhan. Jangan kita memakai kemauan sendiri untuk menolong pekerjaan Tuhan. Tuhan tidak mau. Yesus Kristus berkata, "Karena Aku menghakimi bukan menurut kemauanku sendiri, tetapi apa yang Tuhan mau." Itu sebabnya penghakimanNya adil adanya.
Saya kira semua orang, walaupun yang akan dimasukkan ke dalam neraka di dalam kekekalan mereka sekalipun, tetap akan mengakui bahwa pengadilan dari Yesus Kristus, Anak Allah yang Tunggal itu adalah penghakiman yang adil. Filipi 2:11 sampai selanjutnya mengatakan, setelah dibangkitkan, ditinggikan di dalam surga. Maka Allah mengakibatkan semua bibir menyebut Dia Tuhan, semua lutut bertekuk dihadapanNya. Apakah kalimat itu hanya dikatakan oleh orang-orang Kristen atau semua orang-orang yang binasa tetap menyebut Yesus Tuhan? Saya percaya pada suatu hari seluruh alam semesta mengaku Yesus adalah Tuhan, termasuk orang-orang yang masuk ke dalam neraka. Apa sebab? Merekapun tidak bisa lepas dari pengakuan bahwa penghakiman Allah itu adil adanya. Meskipun mereka harus binasa, mereka harus mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan Yang Adil dan mereka sepatutnya menerima pengadilan seperti itu. Jikalau Yesus hanya membela orang-orang Kristen karena mereka percaya kepadaNya, sehingga orang-orang kesayanganNya ini yang dimanja-manja jika berbuat dosa tidak apa-apa, Dia bukan Allah yang Adil. Tetapi kalau Yesus Kristus melakukan keadilan, maka Dia tidak memandang bulu. Semua dosa harus dihakimi dan justru karena dosa kita, Dia dihakimi di atas kayu salib menjadi pengganti kita masing-masing. Karena prinsip keadilan tidak bisa dilanggar meskipun oleh Anak Allah itu sendiri. Puji Tuhan! Sesudah Yesus menyelesaikan hal ini, Dia mengatakan lima kesaksian yang besar.
Kesaksian pertama, yaitu kesaksian dari Yohanes Pembaptis (ayat 33, 35) kesaksian pertama seperti di padang belantara, "Ada suara yang berseru-seru: 'Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran.'" (Yesaya 40:3-4) Dia mengatakan ratakan semua itu siapkan jalan karena Tuhan akan datang. Barangsiapa yang melayani Tuhan biar dia mempersiapkan segala sesuatu sehingga menempuh jalan bagi Tuhan, barangsiapa yang melayani Tuhan seperti Yohanes, biar dia berani berteriak dan dia berkata supaya persiapan-persiapan itu mungkin terjadi di dalam dunia yang tidak beres ini. Yesus berkata, "Yohanes bersaksi begiKu. Hei orang Yahudi engkau tidak pernah melihat diakah? Engkau tidak pernah mendengar teriakannya? Engkau belum melihat dia membaptiskan ribuan bahkan ratusan ribu orang di padang belantara disungai Yordan, dia adalah saksiKu, dia saksi tentangKu." Berarti Yohanes bukan fokus, Yohanes hanya persiapan dan suara itu saja. Ini kesaksian pertama dari Yohanes, ini kesaksian yang penting, jikalau kita mengulangi lagi kalimat-kalimat yang mempunyai prinsip, Yohanes bersaksi supaya mempersiapkan seluruh jaman datang kepada Tuhan Yesus, dia tidak membawa seluruh jaman kepada dia, dia bukan meninggikan diri sendiri, tetapi dia mempersiapkan hati seluruh bangsa, untuk melihat Yesus Kristus. Dialah Juruselamat. Dialah Anak Domba Allah. Behold The Lamb of God. Yesus Kristus berkata, "Engkau bukan datang kepada dia, seharusnya engkau datang kepadaKu." Datang kepada Yesus, bukan datang kepada hamba-hamba Tuhan, mereka hanya cahaya sementara saja.
Kesaksian kedua, ayat 36 yaitu kesaksian dari pekerjaan Yesus Kristus. "Engkau kalau tidak mau percaya kepadaKu silakan, tetapi lihat apa yang Kukerjakan, yang tidak bisa engkau bantah." Selain mengakui ini adalah pekerjaan Tuhan tidak ada jawaban lain. Mengapa dikutip sekali lagi istilah pekerjaan? Karena di dalam pasal ini ayat yang ke 18 Yesus berkata, "Bapaku bekerja sampai hari ini, maka Akupun bekerja juga. Aku sekarang tetap mengerjakan pekerjaan Tuhan." Kalau gereja dan para pemimpin-pemimpin gereja senantiasa sadar dengan sungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan yang tetap dikerjakan Allah Bapa tak mungkin gereja itu menjadi pudar. Tak mungkin api dari gereja menjadi suram. Dia sekarang masih bekerja dan sekarang Dia sedang bekerja. Pekerjaan yang disuruh oleh Bapa supaya kita kerjakan dan ini secara kontinyu, sehingga
gereja bisa bertahan. Mengapa ada gereja yang meluap api yang sungguh-sungguh tetapi ada juga gereja yang begitu suram, begitu dingin sehingga kelihatannya menakutkan.
Kuncinya di sini Aku sedang mengerjakan pekerjaan Bapa terus menerus atau tidak. Kalau sedang meneruskan pekerjaan Bapa, gereja tidak perlu tutup. Kalau gereja tidak lagi mengerjakan pekerjaan Bapa, maka gereja itu tidak bisa lagi menghindar lagi, harus tutup pintu. Yesus Kristus mengatakan, "Engkau tidak percaya kepadaKu? Lihatlah Yohanes, ia bersaksi bagiKu, engkau tetap tidak percaya? Aku mempunyai kesaksian yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mempunyai kesaksian yang begitu besar, begitu agung, mempersiapkan seluruh bangsa seluruh jaman untuk Yesus Kristus tetapi Yesus Kristus mengatakan Aku mempunyai pekerjaan yang lebih besar, Aku mempunyai kesaksian yang lebih besar dari kesaksian Yohanes Pembaptis, yaitu pekerjaan yang Kukerjakan sekarang. Apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus merupakan suatu kesaksian yang hidup mengenai siapa Yesus Kristus itu. Apakah engkau mau sungguh-sungguh mengabdikan diri seumur hidup untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan? Dalam pasal 4 Yesus berkata Aku telah mempunyai makanan. kami disuruh beli roti di kota, setelah bawa roti Engkau berkata engkau sudah mempunyai makanan. Kalau sudah ada makanan untuk apa menyuruh kita kesana. Yesus mengatakan, "makananKu ialah mengerjakan pekerjaan yang disuruh Bapa, menggenapi akan kehendakNya" Ini Kristus!
Kesaksian yang ketiga: dari Bapa itu sendiri ayat 37, 38. Segala kegiatan agama yang ada dalam hidup Yahudi dalam penilaian Yesus Kristus gagal total. Mereka punya imam besar yang ratusan jumlahnya, tempat beribadah besar, Yerusalem yang megah, Taurat dan hukum di tempat mahasuci. Mengapa Tuhan Yesus berani mengatakan demikian? Yesus berkata, "Engkau belum pernah melihat rupaNya" berarti peta dan teladan dalam Kejadian 1, Ef 4, (Imago Dei) yaitu teladan dari Allah Bapa sendiri. Juga belum pernah dengar suaraNya. Inilah seperti penghinaan Kristus kepada orang Yahudi sudah nyata. Mereka sadar sekarang ditelanjangi oleh Yesus. Kelihatan bermoral, ahli liturgi, berdoa panjang tetapi sesungguhnya belum pernah kenal Bapa dan suaraNya. Orang Yahudi mengatakan sudah hafal Taurat. Tetapi Yesus menyanggah, "BapaKu bersaksi bagiKu dan kamu anggap kenal Bapa berarti engkau pasti kenal saksi itu." Mendualisme Oknum pertama dan Oknum kedua itu tidak diperbolehkan oleh Yesus. Waktu Yesus berkata demikian berarti Ia berani meniadakan agama Yahudi. Mereka katakan kenal Perjanjian Lama. Tetapi seluruh Perjanjian Lama tujuannya adalah membuktikan Yesus adalah Allah. Tetapi mereka yang baca Perjanjian Lama tidak kenal Yesus Kristus, lalu apa yang mereka baca? Mereka membaca hanya untuk mengatakan, "Saya sudah baca Kitab Suci." Mereka ikut kebaktian hanya untuk mengatakan, "Saya sudah hadir." Mereka ikut agama, dibesarkan dalam keluarga Kristen tetapi tidak jumpa Kristus. Yesus mengatakan dengan sedih: "Orang Yahudi engkau kenal Allah seharusnya mengenal Aku. Sesungguhnya engkau belum mengenal Allah." Dua kemungkinan dari perkataan ini adalah mereka mengoreksi diri atau benci kepada Yesus. Orang Yahudi tidak mau mengoreksi diri dan mulai membenci Yesus.
Kesaksian keempat: ayat 39 Yesus mengoreksi sikap manusia yang tidak beres terhadap Kitab Suci. Mereka menyelidiki Kitab Suci bukan dengan baik-baik. Orang Yahudi jarang menganggap bahwa Kitab Suci ada hidup. Mereka sangka bisa hidup kalau taat kepada Kitab Suci. Karena Alkitab mengatakan dalam kitab Habakuk, orang benar akan hidup karena menjalankan iman. Berdasarkan iman ditafsirkan mentaati Taurat, berarti hidup baik-baik dihadapan Tuhan. Sampai Roma, Galatia, Ibrani ada kesinambungan akan hal ini. "Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehNya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku," Apa artinya? Kitab itu mempunyai kemungkinan memberi hidup kalau engkau mengerti arti sesungguhnya. Karena secara harafiah kitab itu mematikan tetapi secara rohaniah kitab itu menghidupkan. Paulus berkata kata-kata harafiah itu mematikan tetapi arti sesungguhnya menghidupkan. Ini prinsip PL (Perjanjian Lama) berarti sama-sama membaca Alkitab, mungkin makin lama engkau menjadi orang yang berpura-pura. Bisa juga menjadi orang penuh kuasa karena sungguh menggali arti kitab suci yang menunjuk kepada satu Oknum yaitu Yesus Kristus. Jika agama dijadikan satu patokan di mana manusia menyangka bisa memperoleh hidup, maka agama akan menjadi perintang utama manusia untuk datang kepada Tuhan. Sejarah membuktikan bahwa orang-orang yang paling menentang Yesus adalah orang-orang yang pernah sekolah di sekolah Kristen seperti Karl Marx, Darwin, Hegel, Nietzsche. Jangan belajar theologi di otak saja tetapi juga di hati.
Kesaksian kelima: ayat 45-47. Orang Farisi menerima Musa dan semua nabi. Orang Saduki hanya menerima Musa. Orang Yahudi mempunyai konflik yang paling besar. Mereka mencari kebangunan, tetapi ketika kebangunan mau terjadi harus ada nabi yang datang mendongkel ketidakbenaran. Ketika nabi datang, maka mereka menolak. Mereka menjadi paling suka kebangunan tetapi juga paling suka menganiaya nabi Tuhan. Yang paling suka melayani juga paling suka menganiaya hamba Tuhan. Tetapi herannya sudah datang ditolak, setelah mati dijunjung tinggi. Nanti kalau ada hamba Tuhan yang menegur dosamu, mati, baru generasi yang akan datang menghormati dia lagi. Saya kira sejarah terus mengulangi peristiwa yang sama. Di antara orang Yahudi ada orang Saduki dan orang Farisi yang bersekongkol dan setuju hanya kepada satu nabi saja yaitu Musa. Yesus berkata, "Engkau betul-betul murid Musa? Di dalam buku Musa, tertulis tentang Aku. Kalau engkau percaya kepada Musa tentu engkau juga akan percaya kepada Aku." Kalimat ini begitu keras dan kalimat ini mengakhiri perdebatan antara Kristologi di antara Kristus dan orang Yahudi untuk pertama kali. Jangan lupa bahwa suatu diskusi antara sorga dan neraka juga memakai kunci yang sama. Jikalau orang-orang di neraka memberikan suatu perdebatan antara Tuhan Yesus dengan orang Yahudi dengan jelas, demikian juga antara sorga dan neraka ada suatu dialog yang jelas. Ditutup dengan suatu kunci. Jikalau ada Firman tetapi tidak mau bertobat, ada mujizatpun mereka tidak akan mau bertobat. Kalau orang bertobat hanya karena mujizat belum berarti dia sudah beriman. Iman datang dari mendengarkan Firman.
Dan Yesus berkata, "Musa bersaksi bagiKu, kitab bersaksi bagiKu, Bapa yang mengutus bersaksi bagiKu, hal yang Kukerjakan bersaksi bagiKu dan Yesus berkata Yohanes Pembaptispun bersaksi bagiKu. Sudahkah engkau datang kepadaKu? Kalau engkau belum datang kepadaKu, engkau masih ada di dalam kegelapan."
Sumber : http://www.fica.org/ficalist/fica/teach/stong
Joh 5:25-47
(25) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
(26) Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
(27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.
(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
(29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
(30) Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
(31) Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;
(32) ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
(33) Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran;
(34) tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.
(35) Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
(36) Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
(37) Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
(38) dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
(39) Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
(40) namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
(41) Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
(42) Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.
(43) Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.
(44) Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
(45) Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.
(46) Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
(47) Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Mulai dari pasal 5 Yesus Kristus menyembuhkan seseorang yang sudah sakit selama 38 tahun. Sudah tiba kepada sesuatu konflik yang tidak mungkin dihindarkan lagi. Orang Yahudi mempertanyakan, "Siapakah Dia, dengan kuasa dan hak darimana Dia berani menyuruh orang melawan dan melanggar hari Sabat? Jikalau Dia hanya manusia biasa, mari kita membunuh Dia. Tetapi jika Dia adalah Allah bagaimana bisa membuktikan bahwa Dia Allah? Allah itu Roh, bukan daging. Allah ada di sorga, tidak mungkin ada di dunia ini. Lalu siapakah Yesus? Perdebatan yang sengit tentang Kristologi tidak bisa dihindarkan lagi. Pertemuan dengan Kristus mengakibatkan suatu krisis yang mengakibatkan suatu reaksi manusia yang harus dipertanggungjawabkan di dalam kekekalan. Jikalau Kristus sungguh-sungguh sudah menyatakan diri, diberitakan kepadamu, maka engkau dituntut untuk bereaksi secara bertanggung jawab kepada Tuhan.
Di dalam pasal ini kita melihat orang-orang Yahudi jatuh. Jatuh di hadapan ujian. Mereka diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan Kristus. Seharusnya setelah mereka berjumpa dengan Kristus, yang adalah Tuhan, maka mereka boleh mendapatkan segala jawaban bagi hidup mereka, bahkan bagi segala kesulitan-kesulitan di dalam rahasia sejarah manusia. Tetapi justru pertemuan dengan Kristus inilah mengakibatkan mereka tidak bisa tidak diadili di dalam kekekalan. Kekristenan bukan suatu penghiburan yang konyol. Kekristenan tidak berarti berkat Tuhan yang dapat dipermainkan manusia. Tetapi Kekristenan adalah iman kepercayaan yang menyelamatkan atau menjatuhkan seseorang.
Yesus Kristus berdebat dengan mereka dan mengatakan beberapa kesaksian yang penting untuk iman terhadap Kristologi yang benar. Iman tentang kepercayaan kepada Kristus adalah pusat dari alam semesta. Kristus adalah Anak Allah Yang Tunggal, yang berinkarnasi dan yang tidak akan pernah diulangi lagi. Kristus adalah Juruselamat seluruh umat manusia didukung oleh kesaksian-kesaksian yang sangat penting. Yesus Kristus sendiri yang mengungkapkan hal ini. Siapakah yang lebih mengerti Kristus, selain Kristus sendiri? Siapa yang bisa mengenal Dia secara tepat, kecuali Roh Kristus memberikan pengenalan itu didalam pencerahan ke dalam hati manusia? Yesus Kristus di sini mengatakan "tentang Dia adalah yang mematikan dan yang menghidupkan." Mematikan dan menghidupkan adalah hak Tuhan Allah sendiri. Di dalam nats ini Yesus langsung mencetuskan suatu kalimat, sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Dan Ia (Allah Bapa) telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi (seluruh bumi), karena Ia adalah Anak Manusia (ayat 25, 27). Di sini bukan hanya suatu keistimewaan Kristus dibandingkan dengan manusia lain di seluruh sejarah, tetapi suatu ciri khas Kekristenan yang tidak ada bandingnya. Apa sebabnya? Karena di sini Yesus Kristus mengatakan ”Yang menghidupkan, yang mematikan adalah Anak”. Coba bandingkan kalimat ini dengan semua bidang-bidang yang paling penting. Di dalam sejarah kebudayaan manusia agama hanya berbicara tentang yang baik dan jahat. Ilmu hanya berbicara tentang yang benar dan yang tidak benar. Filsafat berbicara tentang yang tinggi, yang rendah, cara berpikir yang benar dan yang tidak benar. Tetapi Kekristenan berbicara tentang hidup dan mati. Semenjak dari Kejadian pasal 3 kita sudah melihat ada dua jalan yang besar. Jalan pertama adalah jalan pohon terlarang. Jalan kedua adalah jalan pohon hayat. Di dalam jalan pohon yang terlarang ada buah mengenai pengetahuan baik dan jahat. Tetapi di dalam pohon hayat ada buah yang menghidupkan manusia. Boleh saya katakan sepanjang sejarah, semua agama, filsafat, dan pengetahuan hanya berada di dalam jurusan pertama ini. Hanya Kristus Yesus datang ke dalam dunia menjadi Pohon Hidup yang sejati. Di dalam Kristus manusia bukan hanya mengenal yang baik dan yang jahat, boleh atau tidak, mengenai yang benar dan yang tidak benar saja tetapi juga hidup atau mati. Itu tidak di dalam Yohanes 3:16 mengatakan, "... supaya manusia tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Agama mengajar kita untuk "tidak berbuat jahat tetapi berbuat baik"; meningkat lebih daripada itu secara kualitas, "menghidupkan atau mematikan manusia".
Ada dua tahap di dalam menghidupkan manusia (baca ayat 25, 28-29) Kalau kita memperhatikan perbedaan antara kedua ayat ini di dalam ayat 25 Yesus berkata "Saatnya
akan tiba" disambung dengan suatu kalimat "sekarang sudah tiba"; sedangkan ayat 28 mengatakan "ada saat yang akan datang" dan tidak disambung dengan kalimat "sekarang sudah tiba." Apakah perbedaan kedua ayat yang sama-sama mengatakan Kristus menghidupkan manusia? Ayat ke-25 menyatakan tahap pertama, bahwa apa yang diharapkan oleh manusia sepanjang sejarah, khusus difokuskan di dalam Perjanjian Lama sudah sampai waktunya. Kapankah tiba saatnya manusia dapat lepas dari ikatan kematian, yang menghabiskan segala harapan manusia? Yesus Kristuslah Oknum yang ditunjukkan oleh Tuhan Allah, Yesus Kristuslah yang diinginkan oleh seluruh umat manusia. Yesus Kristuslah konkrit perjanjian Allah yang mutlak diturunkan ke dalam dunia ini. Itu sebabnya di sini Dia berkata "Saatnya akan tiba dan sekarang sudah tiba."
Seluruh Perjanjian Lama memberikan suatu fokus pengharapan yang bagi umat manusia melalui otak, rasio, dan akal budi itu mustahil, yaitu akhirnya kematian akan ditelan oleh kemenangan. Paul Tillich mengatakan bahwa, "Manusia harus menghadapi kematian, dan kematian merupakan suatu bukti bahwa segala sesuatu yang pernah dipikirkan oleh manusia akhirnya harus menjadi kosong. Bukankah manusia mempunyai ide yang tinggi? Yaitu Konsep Kesempurnaan? Tetapi konsep kesempurnaan itu selalu ditandai dengan keterbatasan di dalam dua hal:
Pertama, sadar kurang berarti.
Kedua, tubuh kita mengikat kita sehingga "ide tidak bisa dilaksanakan."
Kalimat-kalimat ini memang benar karena di situ ada konflik antara kekekalan dan kesementaraan. Kesementaraan dilambangkan oleh tubuh ini, kekekalan dilambangkan oleh jiwa. Kita mempunyai jiwa, pikiran, konsep yang muluk-muluk. Berapa banyak orang yang pada mulanya mempunyai mimpi- mimpi yang besar akhirnya harus menggelengkan kepala mengatakan, "Saya mengaku saya hanya orang yang bisa mati saja." Tunduk ke bawah kematian ini merupakan suatu arah yang tidak bisa kita belokkan, ini merupakan tujuan yang harus kita tempuh. Namun demikian apa bedanya orang Kristen dengan orang non-Kristen. Orang Kristen betul-betul dijanjikan oleh Tuhan akan hal sorgawi. Oleh sebab itu jangan terlalu berambisi di dalam hal duniawi, karena bagaimanapun itu bersifat sementara. Biarlah kita betul-betul melihat dengan jelas akan pimpinan Tuhan untuk suatu hal yang mulia di dalam rencana yang kekal dari Allah sendiri. Maka saudara-saudara jangan mau menyerah dan betul-betul berpegang pada janji Tuhan.Dia berkenan memimpin kita masing-masing.
Yesus Kristus di dalam kalimat ini mengatakan Dia akan membangkitkan. Di dalam Perjanjian Lama, kalimat ini adalah suatu kalimat yang tidak masuk akal. Manusia sulit untuk menerima bahwa kematian ditelan oleh kemenangan. "Kematian ditelan oleh kemenangan" merupakan suatu kalimat yang berlawanan dengan pengalaman manusia. Karena manusia selalu mempunyai konsep yaitu kematian menelan kemenangan. Setelah Napoleon menang berkali-kali akhirnya kemenangannya ditelan oleh kematian. Kemenangan Julius Caesar akhirnya ditelan kematian. Demikian juga Mao Tze Dong, yang demikian besar kuasa dan kemenangannya tetapi akhirnya ditelan oleh kematian. Kematian menelan kemenangan. Tetapi nabi Yesaya (Yesaya 25:8) mengatakan, "Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya." Kematian ditelan oleh kemenangan. Puji Tuhan! Inilah iman yang sejati dari Kekristenan di dalam Tuhan Allah: bukan kematian menelan kemenangan, tetapi kematian ditelan oleh kemenangan. Kemenangan siapa? Siapa yang menang sehingga akhirnya kematian tunduk kepadaNya? Yesus Kristus berkata, "Bukankah sudah lama engkau berharap dan menunggu saat itu tiba, saat itu akan tiba dan sekaranglah saatnya." Kairos sudah tiba. Orang Yunani mempunyai dua kata untuk pengertian "waktu": kronos dan kairos. Kairos berlainan secara kualitas dengan Kronos. Kronos adalah waktu yang bisa dihitung, diukur secara mekanis. Tetapi Kairos adalah saat yang belum pernah dapat diulangi lagi. Setiap kali Kairos itu terjadi berarti makna yang berkait dengan kekekalan itu sudah tiba pada manusia. Sesuatu peristiwa yang maknanya berkaitan dengan kekekalan sudah terjadi di tengah masyarakat manusia. Itulah Kairos. Pada waktu Yesus Kristus lahir, itulah detik yang ditunggu-tunggu oleh Perjanjian Lama. Pada waktu Yesus Kristus memberikan hidup kepada manusia itu adalah detik yang ditunggu-tunggu oleh manusia. Pada waktu Yesus Kristus mengubah hidupmu, melalui suatu khotbah atau satu kali kebaktian. Itu disebut Kairos.
Pada waktu Yesus mengatakan kalimat ini, "Saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup." Kalimat ini ditujukan kepada siapa? Apakah arti yang dilambangkan di dalam kalimat ini? Sebagian orang mengartikannya sebagai hari kiamat. Yesus Kristus mengatakan saat ini juga orang mati mendengar suaraNya akan menerima hidup. Bukan berarti hari kiamat, tetapi ditujukan kepada suatu hidup kekal oleh manusia yang pernah mati di dalam dosa pada waktu mendengarkan Firman yang hidup. Sekali lagi, ini diartikan suatu hidup yang diberikan atau diperanakkan pula kepada mereka yang pernah mati di dalam dosa sehingga mereka menerima hidup kembali. Apa artinya sifat manusia yang sudah jatuh di dalam dosa? Sifat manusia bukan saja sudah dicemari oleh dosa tetapi sebenarnya roh manusia sudah mati. Tetapi Alkitab mengatakan dosa dan maut itu diikat jadi satu. "Jangan engkau makan buah yang terlarang itu. Karena pada hari engkau makan, hari itu juga engkau mati." Dalam Alkitab dengan jelas diberitakan: dosa dan kematian tidak bisa dipisahkan. Dan pada Roma pasal 6, kita melihat dengan jelas bahwa upah dosa adalah maut.
Yesus Kristus berkata, "Barangsiapa yang sudah mati mendengar suara Anak Allah, dia akan bangkit kembali." Ini pertama kali di seluruh Injil Yohanes istilah "kematian" dikatakan oleh Kristus secara demikian jelas yang dikaitkan dengan manusia yang perlu diperanakkan kembali. Di dalam pembicaraan dengan Nikodemus Yesus Kristus mengatakan "Jikalau orang tidak diperanakkan oleh Roh Kudus dan oleh air tidak mungkin dia melihat dan masuk ke dalam kerajaan Allah." Istilah maut tidak keluar. Di sini Yesus Kristus berkata, "Jika orang yang mati mendengar suara Anak Manusia, dia akan hidup." Di sini bukan berbicara mengenai hari kiamat, dimana semua orang akan bangkit, tetapi berarti orang berdosa yang sudah mati di dalam dosa akan diberi hidup yang baru. Perbedaan antara kedua ayat ini menyatakan kepada kita secara berkesinambungan bahwa Kristus yang membangkitkan, Kristus juga yang menghakimi, dan yang memberikan hidup baru, adalah Kristus yang berhak membinasakan mereka yang tidak menerima Dia. Di sini yang menentukan hak untuk hidup dan menentukan hak mati adalah Anak Allah Yang Tunggal itu sendiri. Kalau demikian bagaimanakah pengertian sikap kita akan menerima Dia, yang diutus oleh Tuhan Allah? Ini yang dituntut oleh Yesus kepada orang-orang yang menerima perdebatan dalam argumen ini. Pada permulaan pasal 5, setelah Yesus menjalankan kesembuhan ini kepada orang yang sudah 38 tahun berbaring di pinggir kolam Betesda, sudah dimulai perdebatan yang sengit tentang Kristologi.
Apa hubungan antara hak penghakiman dan istilah karena Dia adalah manusia? Allah Bapa memberikan kuasa kepada Allah Anak supaya Allah Anak yang menjalankan Penghakiman. Jadi di dalam Oknum pertama, kedua, dan ketiga kita melihat Oknum pertama, disebut Bapa. Bapa menurunkan Anak ke dalam dunia, dan disini Oknum pertama memberikan hak kepada Oknum kedua untuk menjalankan tugas menghakimi seluruh dunia. Di sini kita melihat bahwa Oknum kedua sudah menerima mandat, tetapi atas dasar apakah Dia bisa dijadikan seorang hakim yang terbesar? Atas dasar apakah Dia bisa mempunyai kelayakan untuk menerima hak menghakimi seluruh dunia? Kalimat selanjutnya mengatakan sebab Dia adalah Anak Manusia. Nah ini yang membuat bingung. Kalau dia adalah Allah; Allah menghakimi dunia, itu beres. Tetapi kalau Dia adalah manusia bukankah saya juga manusia? Engkau juga manusia? Dia juga Manusia? Perhatikan hal yang paradoks tetapi tidak menjadi konflik yaitu Kristus adalah Allah yang menjadi manusia. Itu sebab Dia pernah mengalami proses di dalam dunia penghakiman dan dunia yang dihakimi, dunia sumber keadilan, dan dunia yang tidak adil. Dia telah menerobos. Karena Yesus adalah Allah, Yesus adalah yang tidak terbatas, Yesus Yang Mahaadil dan Mahasuci, tetapi Dia pernah melewati proses masuk ke dalam dunia yang tidak suci, yang tidak adil. Kalau Dia pernah menjadi manusia yang pernah diadili secara tidak adil, tetapi Dialah yang betul-betul adil dan suci di dalam surga. Maka Dia harus menyatakan keadilan untuk mengubah segala keadilan yang sudah dirobek-robek di dalam bidang hukum di dalam seluruh dunia. Yesus diperlakukan secara tidak adil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas hukum. Yesus datang ke dalam dunia justru mau melepaskan manusia keluar dari ketidakadilan. Dan pada waktu Yesus diadili oleh Pilatus. Waktu Yesus diadili oleh Hanas dan pembesar-pembesar dari imam itu, Dia diadili secara tidak adil. Anak Manusia diberikan hak karena Anak Manusia pernah diadili secara tidak adil. Sekarang saatnya sudah tiba barangsiapa yang mendengar suaraNya dia akan dibangkitkan, dia akan menerima hidup. Allah memberikan hak kepada Dia untuk mengadili seluruh dunia ini dan Yesus Kristus berkata, "Aku mengadili dunia dengan adil karena Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan menuruti kehendak Dia yang mengutus Aku." Anak-anak tidak pernah menuntut supaya orang tua mereka kaya, tetapi anak-anak di seluruh dunia menuntut satu hal yang sama, yaitu perlakuan dengan standar yang sama atas setiap anak.
Keadilan merupakan satu hal yang penting di dalam kepemimpinan. Jikalau pemimpin tidak memakai prinsip keadilan pasti pimpinannya itu tidak beres. Banyak hal di dalam gereja menjadi tidak beres, karena mempunyai dua macam ukuran hukum. Kedua macam hukum yang menjadi kebencian bagi Tuhan Allah. Kepada orang yang kita rasa tidak baik, kita cari dalil di dalam hukum untuk menghukumnya. Kalau kita merasa orang ini baik, maka kita mencari hukum untuk membela dia. Jadi hukum bukan ditaati manusia, hukum dipermainkan oleh manusia. Kadang-kadang kemauan kita yang menyetir hukum, bukan kemauan kita yang disetir oleh hukum. Nah ini yang dilawan oleh Yesus Kristus. Yesus mengatakan, "Aku datang ke dalam dunia, Aku menghakimi dunia ini bukan menurut kemauanKu sendiri. Kalau Aku menginginkan sesuatu untuk diriKu sendiri, pasti penghakimanKu tidak benar. Kalau Aku mempunyai motivasi untuk diriKu sendiri, pasti perkataan-perkataanku tidak mempunyai prinsip." Barangsiapa ingin hidupnya konsisten dan berprinsip, dia harus senantiasa tidak semaunya mengikuti keinginan dirinya sendiri. Janganlah kita pada waktu ada kemauan sendiri, ingin yang muluk-muluk. Pada waktu kita dalam kesulitan, keinginan kita padam dan kita menjadi dingin kepada Tuhan. Jangan kita memakai api sendiri untuk melayani di mezbah Tuhan. Jangan kita memakai kemauan sendiri untuk menolong pekerjaan Tuhan. Tuhan tidak mau. Yesus Kristus berkata, "Karena Aku menghakimi bukan menurut kemauanku sendiri, tetapi apa yang Tuhan mau." Itu sebabnya penghakimanNya adil adanya.
Saya kira semua orang, walaupun yang akan dimasukkan ke dalam neraka di dalam kekekalan mereka sekalipun, tetap akan mengakui bahwa pengadilan dari Yesus Kristus, Anak Allah yang Tunggal itu adalah penghakiman yang adil. Filipi 2:11 sampai selanjutnya mengatakan, setelah dibangkitkan, ditinggikan di dalam surga. Maka Allah mengakibatkan semua bibir menyebut Dia Tuhan, semua lutut bertekuk dihadapanNya. Apakah kalimat itu hanya dikatakan oleh orang-orang Kristen atau semua orang-orang yang binasa tetap menyebut Yesus Tuhan? Saya percaya pada suatu hari seluruh alam semesta mengaku Yesus adalah Tuhan, termasuk orang-orang yang masuk ke dalam neraka. Apa sebab? Merekapun tidak bisa lepas dari pengakuan bahwa penghakiman Allah itu adil adanya. Meskipun mereka harus binasa, mereka harus mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan Yang Adil dan mereka sepatutnya menerima pengadilan seperti itu. Jikalau Yesus hanya membela orang-orang Kristen karena mereka percaya kepadaNya, sehingga orang-orang kesayanganNya ini yang dimanja-manja jika berbuat dosa tidak apa-apa, Dia bukan Allah yang Adil. Tetapi kalau Yesus Kristus melakukan keadilan, maka Dia tidak memandang bulu. Semua dosa harus dihakimi dan justru karena dosa kita, Dia dihakimi di atas kayu salib menjadi pengganti kita masing-masing. Karena prinsip keadilan tidak bisa dilanggar meskipun oleh Anak Allah itu sendiri. Puji Tuhan! Sesudah Yesus menyelesaikan hal ini, Dia mengatakan lima kesaksian yang besar.
Kesaksian pertama, yaitu kesaksian dari Yohanes Pembaptis (ayat 33, 35) kesaksian pertama seperti di padang belantara, "Ada suara yang berseru-seru: 'Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran.'" (Yesaya 40:3-4) Dia mengatakan ratakan semua itu siapkan jalan karena Tuhan akan datang. Barangsiapa yang melayani Tuhan biar dia mempersiapkan segala sesuatu sehingga menempuh jalan bagi Tuhan, barangsiapa yang melayani Tuhan seperti Yohanes, biar dia berani berteriak dan dia berkata supaya persiapan-persiapan itu mungkin terjadi di dalam dunia yang tidak beres ini. Yesus berkata, "Yohanes bersaksi begiKu. Hei orang Yahudi engkau tidak pernah melihat diakah? Engkau tidak pernah mendengar teriakannya? Engkau belum melihat dia membaptiskan ribuan bahkan ratusan ribu orang di padang belantara disungai Yordan, dia adalah saksiKu, dia saksi tentangKu." Berarti Yohanes bukan fokus, Yohanes hanya persiapan dan suara itu saja. Ini kesaksian pertama dari Yohanes, ini kesaksian yang penting, jikalau kita mengulangi lagi kalimat-kalimat yang mempunyai prinsip, Yohanes bersaksi supaya mempersiapkan seluruh jaman datang kepada Tuhan Yesus, dia tidak membawa seluruh jaman kepada dia, dia bukan meninggikan diri sendiri, tetapi dia mempersiapkan hati seluruh bangsa, untuk melihat Yesus Kristus. Dialah Juruselamat. Dialah Anak Domba Allah. Behold The Lamb of God. Yesus Kristus berkata, "Engkau bukan datang kepada dia, seharusnya engkau datang kepadaKu." Datang kepada Yesus, bukan datang kepada hamba-hamba Tuhan, mereka hanya cahaya sementara saja.
Kesaksian kedua, ayat 36 yaitu kesaksian dari pekerjaan Yesus Kristus. "Engkau kalau tidak mau percaya kepadaKu silakan, tetapi lihat apa yang Kukerjakan, yang tidak bisa engkau bantah." Selain mengakui ini adalah pekerjaan Tuhan tidak ada jawaban lain. Mengapa dikutip sekali lagi istilah pekerjaan? Karena di dalam pasal ini ayat yang ke 18 Yesus berkata, "Bapaku bekerja sampai hari ini, maka Akupun bekerja juga. Aku sekarang tetap mengerjakan pekerjaan Tuhan." Kalau gereja dan para pemimpin-pemimpin gereja senantiasa sadar dengan sungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan yang tetap dikerjakan Allah Bapa tak mungkin gereja itu menjadi pudar. Tak mungkin api dari gereja menjadi suram. Dia sekarang masih bekerja dan sekarang Dia sedang bekerja. Pekerjaan yang disuruh oleh Bapa supaya kita kerjakan dan ini secara kontinyu, sehingga
gereja bisa bertahan. Mengapa ada gereja yang meluap api yang sungguh-sungguh tetapi ada juga gereja yang begitu suram, begitu dingin sehingga kelihatannya menakutkan.
Kuncinya di sini Aku sedang mengerjakan pekerjaan Bapa terus menerus atau tidak. Kalau sedang meneruskan pekerjaan Bapa, gereja tidak perlu tutup. Kalau gereja tidak lagi mengerjakan pekerjaan Bapa, maka gereja itu tidak bisa lagi menghindar lagi, harus tutup pintu. Yesus Kristus mengatakan, "Engkau tidak percaya kepadaKu? Lihatlah Yohanes, ia bersaksi bagiKu, engkau tetap tidak percaya? Aku mempunyai kesaksian yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mempunyai kesaksian yang begitu besar, begitu agung, mempersiapkan seluruh bangsa seluruh jaman untuk Yesus Kristus tetapi Yesus Kristus mengatakan Aku mempunyai pekerjaan yang lebih besar, Aku mempunyai kesaksian yang lebih besar dari kesaksian Yohanes Pembaptis, yaitu pekerjaan yang Kukerjakan sekarang. Apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus merupakan suatu kesaksian yang hidup mengenai siapa Yesus Kristus itu. Apakah engkau mau sungguh-sungguh mengabdikan diri seumur hidup untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan? Dalam pasal 4 Yesus berkata Aku telah mempunyai makanan. kami disuruh beli roti di kota, setelah bawa roti Engkau berkata engkau sudah mempunyai makanan. Kalau sudah ada makanan untuk apa menyuruh kita kesana. Yesus mengatakan, "makananKu ialah mengerjakan pekerjaan yang disuruh Bapa, menggenapi akan kehendakNya" Ini Kristus!
Kesaksian yang ketiga: dari Bapa itu sendiri ayat 37, 38. Segala kegiatan agama yang ada dalam hidup Yahudi dalam penilaian Yesus Kristus gagal total. Mereka punya imam besar yang ratusan jumlahnya, tempat beribadah besar, Yerusalem yang megah, Taurat dan hukum di tempat mahasuci. Mengapa Tuhan Yesus berani mengatakan demikian? Yesus berkata, "Engkau belum pernah melihat rupaNya" berarti peta dan teladan dalam Kejadian 1, Ef 4, (Imago Dei) yaitu teladan dari Allah Bapa sendiri. Juga belum pernah dengar suaraNya. Inilah seperti penghinaan Kristus kepada orang Yahudi sudah nyata. Mereka sadar sekarang ditelanjangi oleh Yesus. Kelihatan bermoral, ahli liturgi, berdoa panjang tetapi sesungguhnya belum pernah kenal Bapa dan suaraNya. Orang Yahudi mengatakan sudah hafal Taurat. Tetapi Yesus menyanggah, "BapaKu bersaksi bagiKu dan kamu anggap kenal Bapa berarti engkau pasti kenal saksi itu." Mendualisme Oknum pertama dan Oknum kedua itu tidak diperbolehkan oleh Yesus. Waktu Yesus berkata demikian berarti Ia berani meniadakan agama Yahudi. Mereka katakan kenal Perjanjian Lama. Tetapi seluruh Perjanjian Lama tujuannya adalah membuktikan Yesus adalah Allah. Tetapi mereka yang baca Perjanjian Lama tidak kenal Yesus Kristus, lalu apa yang mereka baca? Mereka membaca hanya untuk mengatakan, "Saya sudah baca Kitab Suci." Mereka ikut kebaktian hanya untuk mengatakan, "Saya sudah hadir." Mereka ikut agama, dibesarkan dalam keluarga Kristen tetapi tidak jumpa Kristus. Yesus mengatakan dengan sedih: "Orang Yahudi engkau kenal Allah seharusnya mengenal Aku. Sesungguhnya engkau belum mengenal Allah." Dua kemungkinan dari perkataan ini adalah mereka mengoreksi diri atau benci kepada Yesus. Orang Yahudi tidak mau mengoreksi diri dan mulai membenci Yesus.
Kesaksian keempat: ayat 39 Yesus mengoreksi sikap manusia yang tidak beres terhadap Kitab Suci. Mereka menyelidiki Kitab Suci bukan dengan baik-baik. Orang Yahudi jarang menganggap bahwa Kitab Suci ada hidup. Mereka sangka bisa hidup kalau taat kepada Kitab Suci. Karena Alkitab mengatakan dalam kitab Habakuk, orang benar akan hidup karena menjalankan iman. Berdasarkan iman ditafsirkan mentaati Taurat, berarti hidup baik-baik dihadapan Tuhan. Sampai Roma, Galatia, Ibrani ada kesinambungan akan hal ini. "Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehNya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku," Apa artinya? Kitab itu mempunyai kemungkinan memberi hidup kalau engkau mengerti arti sesungguhnya. Karena secara harafiah kitab itu mematikan tetapi secara rohaniah kitab itu menghidupkan. Paulus berkata kata-kata harafiah itu mematikan tetapi arti sesungguhnya menghidupkan. Ini prinsip PL (Perjanjian Lama) berarti sama-sama membaca Alkitab, mungkin makin lama engkau menjadi orang yang berpura-pura. Bisa juga menjadi orang penuh kuasa karena sungguh menggali arti kitab suci yang menunjuk kepada satu Oknum yaitu Yesus Kristus. Jika agama dijadikan satu patokan di mana manusia menyangka bisa memperoleh hidup, maka agama akan menjadi perintang utama manusia untuk datang kepada Tuhan. Sejarah membuktikan bahwa orang-orang yang paling menentang Yesus adalah orang-orang yang pernah sekolah di sekolah Kristen seperti Karl Marx, Darwin, Hegel, Nietzsche. Jangan belajar theologi di otak saja tetapi juga di hati.
Kesaksian kelima: ayat 45-47. Orang Farisi menerima Musa dan semua nabi. Orang Saduki hanya menerima Musa. Orang Yahudi mempunyai konflik yang paling besar. Mereka mencari kebangunan, tetapi ketika kebangunan mau terjadi harus ada nabi yang datang mendongkel ketidakbenaran. Ketika nabi datang, maka mereka menolak. Mereka menjadi paling suka kebangunan tetapi juga paling suka menganiaya nabi Tuhan. Yang paling suka melayani juga paling suka menganiaya hamba Tuhan. Tetapi herannya sudah datang ditolak, setelah mati dijunjung tinggi. Nanti kalau ada hamba Tuhan yang menegur dosamu, mati, baru generasi yang akan datang menghormati dia lagi. Saya kira sejarah terus mengulangi peristiwa yang sama. Di antara orang Yahudi ada orang Saduki dan orang Farisi yang bersekongkol dan setuju hanya kepada satu nabi saja yaitu Musa. Yesus berkata, "Engkau betul-betul murid Musa? Di dalam buku Musa, tertulis tentang Aku. Kalau engkau percaya kepada Musa tentu engkau juga akan percaya kepada Aku." Kalimat ini begitu keras dan kalimat ini mengakhiri perdebatan antara Kristologi di antara Kristus dan orang Yahudi untuk pertama kali. Jangan lupa bahwa suatu diskusi antara sorga dan neraka juga memakai kunci yang sama. Jikalau orang-orang di neraka memberikan suatu perdebatan antara Tuhan Yesus dengan orang Yahudi dengan jelas, demikian juga antara sorga dan neraka ada suatu dialog yang jelas. Ditutup dengan suatu kunci. Jikalau ada Firman tetapi tidak mau bertobat, ada mujizatpun mereka tidak akan mau bertobat. Kalau orang bertobat hanya karena mujizat belum berarti dia sudah beriman. Iman datang dari mendengarkan Firman.
Dan Yesus berkata, "Musa bersaksi bagiKu, kitab bersaksi bagiKu, Bapa yang mengutus bersaksi bagiKu, hal yang Kukerjakan bersaksi bagiKu dan Yesus berkata Yohanes Pembaptispun bersaksi bagiKu. Sudahkah engkau datang kepadaKu? Kalau engkau belum datang kepadaKu, engkau masih ada di dalam kegelapan."
Sumber : http://www.fica.org/ficalist/fica/teach/stong
Rabu, 26 Januari 2011
Abad Yang Bodoh
Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong
Renungan ini ditranskrip dari seminar bagi mahasiswa di Universitas Gajah Mada (Yogyakarta) dan Universitas Sam Ratulangi (Manado), September 1994
Abad 20 ini saya sebut sebagai abad yang sangat bodoh, a very stupid century. Saya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan ini sebelum menganalisa kepada paruh terakhir abad ini. Abad 20 dianggap oleh umum sebagai abad yang paling maju. Seperti yang kita lihat, perkembangan teknologi dan ilmu amat maju dengan pesat, lebih luas, lebih mendalam dan lebih konkrit dalam 94 tahun terakhir ini.
Di sepanjang sejarah sejak abad Masehi sampai akhir abad 19 perkembangan teknologi dan ilmu tidak bisa dibandingkan dengan 94 tahun terakhir ini. Kalau mata kita hanya tertuju kepada fenomena ini, kita akan tertipu dan tidak dapat melihat kepada esensi yang lebih dalam. Orang yang ditipu secara fenomena, hanya melihat lahiriah belaka. Orang yang bijak mau menembus ke dalam esensi yang sesungguhnya.
Abad 20 dimulai dengan optimisme yang naif dan diakhiri dengan optimisme yang naif pula. Pada awal abad 20 manusia sedang bermimpi dan membayangkan hari depan yang cerah dan kesuksesan yang mungkin dicapai manusia melalui potensi yang ada pada dirinya. Tetapi apa yang diimpikan itu di dalam beberapa belas tahun kemudian mulai disadari terlalu naif. Mengapa demikian? Sebab waktu itu manusia sedang menaruh pengharapan yang begitu besar terhadap ideology- ideology yang diajarkan pada abad 19.
Di dalam sejarah filsafat, abad 19 disebut sebagai the age of ideology dan abad 20 disebut the age of analyze. Abad iman, abad kepercayaan, abad rasio, abad pencerahan, abad ideologi dan abad analisa. Tapi saya lebih suka mengatakan abad di mana kita hidup sekarang ini bukan abad analisa, melainkan abad yang bodoh.
Pada permulaan abad 20 manusia begitu yakin yang ditemukan ideologi dan sistem pikiran abad 19. Lalu mereka menganggap itulah kebenaran. Apalagi Imanuel Kant telah mengatakan bahwa dunia mulai dewasa. Kalimat telah menjadi sumber inspirasi bagi Agust Comte (bapak Positivisme) yang mengatakan bahwa manusia yang sudah matang dan dewasa berada di dalam era scientific. Maka abad 20 manusia dengan optimis menuju kepada penemuan-penemuan scientific dan segala penguraian yang main kompleks, makin rumit dan makin sempurna dalam segala bidang. Jika kita melihat apa yang dicari dan dituntut oleh ilmuwan dan filsuf, politikus, dan sosiolog pada permulaan abad 20 semua mempunyai warna yang sama, mereka percaya dunia ini maju terus berdasarkan sodoran pikiran evolusi. Evolusi telah menjadi suatu induk pengaruh yang penetrasi ke dalam 4 bidang besar:
1. Sejarah dan proses waktu.
2. Teologi.
Bahkan teolog-teolog yang tidak lagi beriman ketat kepada kitab suci berdasarkan Reformasi menganggap Allahlah yang memimpin proses evolusi, Allah memakai evolusi di dalam menciptakan dunia ini. Ini disebut Theistic Evolution.
3. Sosiologi dan ekonomi.
Menurut Hegel seluruh dunia ini berada di dalam metoda dialektik. Dialektikal materialisme yang dikemukakan oleh Hegel (guru besar Karl Marx), oleh Marx diadopsi menjadi suatu interpretasi bagaimana menjelaskan perkembangan ekonomi sepanjang sejarah.
4. Politik.
Penetrasi ini juga masuk ke dalam bidang politik dan kemiliteran. Sehingga di dalam sejarah kita melihat orang seperti Lenin dan Mao Tze Dong yang mau memakai pikiran Marx itu untuk memaksa orang menerima komunisme di dalam politik.
Permulaan abad 20 sedang di dalam pengetahuan ilmu biologi, ekonomi, filsafat, politik, sosiologi, semua telah mengambil evolusi sebagai pikiran apriori, yaitu pasti benar, lalu penetrasi ke dalam segala bidang kebudayaan manusia. Mereka mencoba menegakkan suatu mimpi yang besar untuk menyambut satu zaman yang agung akan tiba. Mimpi yang optimistik, dan optimisme yang naif ini lalu mulai dirusak oleh Perang Dunia I. Pada 1914-1918 kita melihat letusan Perang Dunia I menghanguskan begitu banyak hasil dari tumpukan kristalisasi kebanggaan kebudayaan di dalam bangunan, seni, dll. Bukan saja demikian, PD I juga membuat manusia yang terlalu optimistik itu akhirnya sadar siapa manusia itu sebenarnya. Kembali kepada pikiran yang asal, manusia kemudian berusaha menemukan identitas manusia didalam alam semesta, what is human identity in the universe.
Evolusi memberikan apa? Evolusi memberikan suatu pikiran khayalan, bahwa manusia bukan pada mulanya peta dan teladan Allah sekarang jatuh menjadi orang berdosa, sebaliknya manusia dulu adalah binatang tapi sekarang sudah begitu berkembang sempurna sehingga tak perlu pesimis. Berarti masih ada hari depan yang begitu indah. Evolusi bukan hanya menginterpretasi, evolusi secara tidak sadar menjanjikan hari depan yang cerah. Evolusi di dalam kesinambungan proses sejarah ini memberikan suatu janji di bawah sadar akan hari depan yang paling indah akan tiba, sehingga seolah-olah mendorong manusia maju, seolah-olah memberikan optimisme yang kuat untuk futurologi, tetapi tidak mungkin evolusi yang keluar hanya berdasarkan otak manusia yang dicipta, yang terbatas dan terpolusi oleh dosa itu, mungkin terlepas oleh racun dosa yang berada di dalamnya, karena di dalam kemajuan terus menerus, bukan hanya sasaran yang diberikan tetapi satu metodologi yang harus dipakai, yaitu konsep seleksi alam. Seleksi alam mengatakan yang kuat berhak untuk bertahan, yang lemah harus digeser. Itu sudah menjadi racun yang mengakibatkan keberanian kaum imperialis, kaum kolonialis, dan orang-orang yang begitu kejam untuk membasmi, menghancurkan dan memusnahkan bangsa-bangsa yang lebih lemah atau yang kurang berpengetahuan. Evolusi telah memberikan racun kepada pemikir seperti Hitler, sehingga ia menganggap segala tindakannya untuk agresi kepada orang lain adalah berdasarkan suatu prinsip natural yang sah dan resmi: Jerman adalah bangsa yang tertinggi. Jermanlah yang berhak memerintah seluruh dunia dan yang lain harus dibasmi.
Percaya terhadap evolusi bukan hanya sekadar memilih percaya salah satu cara di antara beberapa macam teori-teori yang ada. Percaya terhadap evolusi berarti menerima racun yang membuat seluruh umat manusia menuju kepada kehancuran. (Harus ada teolog yang memberikan petunjuk semacam ini dan menggugah manusia untuk menyadari apa yang telah dipilihnya. Namun sayang, orang berbeban seperti ini tidak banyak muncul dari mimbar gereja. Itu sebabnya, Gereja tidak memimpin dunia. Kita dipanggil untuk menjadi terang. Namun masalahnya, menerangi siapa? Untuk apa kamu menjadi terang? Dengan cara apa? Dan mendapat cahaya darimana?)
Abad ini perlu peringatan demikian. Tetapi orang yang berintelek tinggi, hati nuraninya rendah, dan tidak mau sadar bahwa diri mereka telah diracun oleh paham yang berbahaya ini. Tetapi ada seorang yang ikut menjadi pendeta militer di dalam regu penyerang di tengah-tengah tentara Jerman bernama Paul Tillich (orang ini betul-betul tinggi inteleknya, karena sejarah mencatat ia memperoleh 15 gelar doktor). Meskipin Tillich tinggi inteleknya, sayangnya ia tidak terbentuk dalam struktur teologi yang benar. Namun dengan jujur Tillich menulis satu kalimat dalam buku hariannya "Yang aku lihat bukan reruntuhan jatuhnya bangunan yang indah. Yang aku lihat adalah hancurnya kebudayaan manusia karena kecongkakan filsafat yang salah." Waktu ia menulis kalimat itu, saya bisa mencium adanya hati nurani intelektual sebagian kecil yang masih berfungsi pada dirinya.
Optimisme yang naif mulai diguncang oleh PD I. Pada tahun 1919, setahun setelah PD I yang memusnahkan 7 juta manusia, dan mengakibatkan berjuta-juta istri menjadi janda dan anak terjadi yatim, yang mengakibatkan stress dan frustasi, kegagalan, loneliness, dan tidak tahu arti hidup, dunia makin sadar kebodohannya. Untuk itu maka di Paris diadakan suatu konferensi perdamaian mengangkat kembali makalah Imanuel Kant, yang berjudul "TO WHAT THE ETERNAL PEACE" (menuju kepada perdamaian kekal). Dalam konferensi ini mereka memutuskan untuk tidak ada perang lagi. Satu kali perang, hanya 4 tahun, harus menelan 7 juta jiwa. Daripada memakai senjata, lebih baik berunding. Pada waktu hal ini dibahas, mereka merayakan hasil konferensi dengan pawai dan mengatakan tidak akan ada lagi peperangan. Tapi 20 tahun persis setelah konferensi itu, pecahlah PD II, yang menghancurkan lebih banyak kota, membunuh lebih banyak jiwa, ± 35 juta jiwa. Tetapi baru 3 tahun yang lalu Yelstin mengatakan kalimat yang begitu mengejutkan saya, "Sebenarnya menurut statistik 35 juta jiwa itu adalah adalah angka yang palsu. Karena angka yang sesungguhnya harus ditambah dengan 35 juta kematian yang lain yang belum pernah diumumkan keluar di Rusia." Jadi paling sedikit 70 juta
orang yang tewas dalam PD II.
Tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi 2 kota di Kiev dan Minsk dan baru 3 minggu yang lalu saya melayani di Moskow dan Leningrad, saya menyaksikan Rusia adalah bangsa yang patut dikasihani sebagai korban dari segelintir pemimpinnya yang menaruh diri untuk menguji suatu teori. Waktu saya berkhotbah di Ukraina, saya tidak berani minum air yang sudah dicemarkan oleh radiasi Chernobyl, jadi saya pergi ke Dollar Shop (membayar harus hanya dengan dollar), di mana harga sebotol air US $3, karena diimpor dari Perancis ke Kiev. Bayangkan berapa mahal hidup di sana.
Waktu saya memikirkan kembali apa nasib manusia, saya menyimpulkan beberapa hal: Negara-negara yang mengidolakan Karl Marx (karena Marx adalah ekonom terbesar dalam sejarah. Tak ada seorang filsuf meneliti dan menganalisa dengan teori yang begitu rumit dan mendetail mengenai segala kemungkinan dan potensi ekonomi lebih tuntas daripada Marx), apa yang terjadi? Terbukti teori ekonom yang terbesar, kalau disetujui sepenuhnya oleh suatu negara, pastiekonominya bangkrut. Komunisme menyodorkan keadilan yang paling tuntas kepada masyarakat untuk menyongsong hari depan yang indah, di mana komunisme berjanji meratakan kekayaan. Akhirnya terbukti mereka tak pernah meratakan kekayaan, hanya meratakan kemiskinan saja.
Lalu saya melihat, mengapa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi? Tiga minggu yang lalu di Moskow, seorang profesor bertanya kepada saya mengapa kalau Allah memperbolehkan manusia diuji oleh teori yang salah, Allah tega memilih RRC yang mempunyai penduduk yang paling banyak untuk disiksa dan menderita puluhan tahun? Ini kalimat yang tajam. (Di Indonesia, kadang-kadang saya menerima pertanyaan dari otak yang tajam, tapi itu jarang sekali). Jikalau Allah memperbolehkan manusia dicobai oleh semacam filsafat yang salah, mengapa tidak memilih bangsa yang kecil, mungkin St. Marino, Vaticano, dan kerajaan Monaco yang penduduknya sedikit. Mengapa justru Allah memperbolehkan Tiongkok ada di bawah eksperimen komunisme yang mengakibatkan berpuluh-puluh juta manusia mati di situ? Saya tahu pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Saya hanya menjawab, Allah tidak pernah membuang siapapun. Sebenarnya, manusialah yang membuang Allah. RRC mencatat ratusan kali menganiaya orang Kristen, memenjarakan pendeta, melawan Tuhan, menolak misionari dan membunuh orang-orang yang mengabarkan Injil. Profesor itu mulai sadar, ini memang benar. Pada waktu manusia tidak lagi memperallahkan Allah sebagaimana seharusnya dihormati, maka Allah memperbolehkan manusia di dalam pilihan menolak Allah untuk secara tidak sadar ditolak oleh Allah. Yang arif menjadi pasif, yang berinisiatif menjadi yang dibuang. Inilah paradox ijaksana Allah yang melampaui marifat manusia. Pada waktu manusia merasa tidak perlu Allah dan menganggap diri cukup pandai mengatur segala sesuatu dengan sikap otonom, Allah membiarkannya untuk menjadi eksperimen membuktikan kesalahannya.
Dan antara PD I dan PD II timbullah satu generasi yang disebut "the Lost Generation." Lost generation menjadi suatu pangkalan suburnya filsafat eksistensialisme, di mana suatu jalan telah terbuka bagi pemuda-pemudi untuk menuju atheisme tanpa mereka sadari dan munculnya topeng-topeng agama tapi di dalamnya ada kekosongan yang luar biasa. Akhirnya setelah berpuluh-puluh tahun mereka baru sadar semuanya tidak seperti yang diimpikan. Saya menyimpulkan seluruh arus pikiran eksistensialisme yang pernah merajalela pikiran kaum intektual di seluruh dunia tahun 50-an sampai tahun 80-an dari Eropa ke Amerika dan akhirnya ke Asia ini, hanya dalam 2 kalimat, "Eksistensialisme selalu memperbincangkan kekosongan seperti kosong itu ada. Eksistensialisme selalu memperbincangkan keberadaan seperti ada itu tidak ada."
Mengapa abad 20 ini saya sebut sebagai abad yang bodoh? Karena abad 20 adalah abad yang tidak menghasilkan pemikir yang penting. Saya tidak perlu setuju teori filsafat yang mengatakan "A man is what he thinks", karena sebagai teolog Kristen, saya mempunyai definisi "A man is what he reacts before God." Kalau kita hanya berhenti pada kalimat "A man is what he thinks" seperti kaum idealist atau rasionalis, atau jika kita hanya berhenti pada "A man is what he eats" seperti materialisme, itu terlalu dangkal. Tetapi meskipun ada filsafat yang mengatakan, "A man is what he thinks", rasionalisme dan idealisme hanya memberitahukan kepada kita bahwa manusia selalu menjadikan diri pusat (anthroposentric of life-style), tanpa menghasilkan sesuatu dari pikirannya. Di mana pemikir-pemikir agung abad 20? Seolah tidak ada yang berpengaruh besar. Dan abad 20 sudah menjadi abad yang menjual diri. Abad 20 sudah menjadi abad yang berkompromi kepada abad 19. Abad 20 menjadi abad di mana kita tidak mempunyai otonomi atas diri kita sendiri. Abad 20 menjadi abad di mana kaum intelektual mengosongkan pikiran lalu diisi dengan apa yang disodorkan pemikir abad 19. Abad 20 tidak menghasilkan seorang pemikir yang bias memberikan arah kepada umat manusia. Abad 20 hanya menghasilkan orang-orang yang mengosongkan otak lalu membuat Marx, Kierkegaard, Nietszche, dll. menjadi pemimpin pikiran mereka. Sehingga selama abad 20, kita hidup, bergerak, mencari segala langkah, dan menemukan segala teknologi, tapi apa yang kita temukan itu dibanding dengan abad 19 berlainan sekali. Pemikir-pemikir abad 20 hanya memikirkan wadah tidak memikirkan isi. Membuat kapal terbang, komputer, radio, satelit, roket, dan segala macam penemuan besar, hanya untuk menjadi wadah, bukan menjadi isi. Kapal terbang dibuat untuk mengangkut para pedagang yang pergi ke sana sini secepat mungkin, untuk mengangkut turis yang pergi ke sana kemari karena kebanyakan uang. Komputer untuk mengisi data-data yang berhubungan perdagangan komersil. Pemikiran-pemikiran yang berkembang pesat di abad 20 kebanyakan bersumber dari abad 19. Dan kita memakai seluruh abad ini menjadi tempat praktek para pemikir yang sudah mati. Selama 70 tahun Asia membuat diri menjadi budak abad 19. Dari 1919-1989 pemuda pemudi yang berada di Tien An Men berpawai dan berteriak. Apa yang mereka teriakkan persis sama. Akibatnya mereka digilas oleh tank. Darah, daging, dan tulangnya sampai remuk, lalu diangkut dan dibakar di Beijing. Itulah penindasan komunisme terhadap pemuda pemudi di sana. Yang diteriakkan tahun 1919 adalah "Kami menginginkan demokrasi, kebebasan" juga diteriakkan oleh pemuda di tahun 1989. Istilah yang sama, slogan yang sama, mimpi yang sama. Berarti selama 70 tahun apa yang diimpikan belum tercapai. Abad 20 menjanjikan apa? Abad 20 memimpikan apa? Abad 20 mendapatkan apa? Kita melihat dalam perkembangan seluruh umat manusia, betul kita perlu eksperimen, pengalaman. Tetapi pengalaman mengajar kepada kita bahwa pengalaman kita banyak kebodohan. Hegel mengatakan satu kalimat, "Sejarah mengajarkan satu pengajaran terbesar kepada umat manusia yaitu manusia tidak pernah pengerima pengajaran dari sejarah." Kita telah membuang 80-90 tahun untuk mempraktekkan komunisme, akhirnya baru kita sadar bahwa komunisme itu salah! Kita memakai 90 tahun mempraktekkan eksistensialisme akhirnya baru sadar bahwa itu salah! Kita memakai 90 tahun untuk mempraktekkan evolusi, akhirnya baru sadar bahwa evolusi salah! Kita memakai 90 tahun untuk mempraktekkan positivisme dan berkembang menjadi logical positivisme, akhirnya baru sadar kalau itu salah! Bukankah abad 20 ini abad yang bodoh? Bukankah abad 20 ini abad yang kita hamburkan dengan eksperimen yang membawa kita kembali kepada permulaan, belum tahu apa-apa?!
Sekarang hanya tersisa 6 tahun sebelum kita menutup abad 20, yang pernah menghasilkan banyak perkembangan teknologi ini. Kita mempunyai kapasitas, kita mempunyai instrumen, kita mempunyai segala bangunan yang hebat, tetapi isinya apa? Jikalau ada tape recorder tidak ada perkataan penting yang direkam, tape itu tetap kosong. Jikalau ada kapal terbang yang mempercepat lalu lintas, tapi tidak ada program yang bisa berguna bagi seluruh dunia, hanya mempercepat perkembangan kekayaan orang yang rakus tak habis-habis, itu tidak ada gunanya. Jika mimbar makin bagus, gedung gereja makin besar, tapi yang dikhotbahkan tidak menstimulir pikiran, tidak membawa otak manusia kembali kepada firman Tuhan, hanya mengumpulkan lebih banyak persembahan untuk pendeta, itu tidak berguna. Jikalau mimbar didirikan tapi bukan untuk menyampaikan firman, tapi tidak membawa keadilan dan kemajuan sungguh-sungguh untuk meningkatkan moral manusia, jikalau ilmu pengetahuan makin lama makin maju, kedokteran makin lama makin maju, bisa menyembuhkan banyak penyakit akibat hidup amoral, kedokteran menjadi wadah untuk menolong perkembangan imoralitas juga. Semua wadah itu perlu kembali dengan satu prinsip mengisi inti yang memuliakan Tuhan. Setelah dunia barat berkembang, sekarang mereka mulai sadar lagi bahwa perkembangan ini membawa manusia ke mana? Ada 4 hal yang berteriak kepada manusia: You are in danger, you are in danger, you are in danger and you are in danger. What kind of danger? Fusi, polusi, AIDS, immoralitas barat. Apa yang kita terima dari kerusakan lingkungan adalah akibat sains. Pada waktu kita Mengembangkan sains, hanya ilmuwan Kristen yang mengerti dan memakai sains untuk memuliakan Allah.
Fusi dan polusi menyadarkan sebagian orang jika hanya ada sains dan kemajuan teknologi saja ini tidak berguna dan berbahaya. AIDS, imoralitas, kriminal yang presentasinya saat ini telah berkembang bersama dengan kemajuan suatu negara. Waktu berada di Leningrad (St. Petersburg) saya naik kapal di atas sebuah sungai yang begitu indah, ada museum Harmitage yang nomor 2 terbesar di seluruh dunia (adalah istana yang asli yang dipakai menyimpan koleksi seni sejumlah 2.947.000 buah karya seni. Ada tiang yang dilapis emas, marmer dan granit yang berbeda bentuknya). Namun pada sisi kota yang lain, nampak sebuah penjara. Waktu kapal lewat di sana, seorang penerjemah saya dalam bahasa Inggris ke Rusia berkata, "Stephen, inilah penjara terbesar di kota ini. Bisa menampung 100.000 orang. Saat ini isinya lebih dari 40% dari kapasitas, hingga berjejal-jejal. Jika ada narapidana baru masuk, terpaksa harus mengusir yang lama." Saya membaca sebuah surat kabar yang mengatakan negara yang memiliki tindak criminal terbesar adalah Rusia, kedua Amerika. Di Rusia perbandingannya 100.000:574, tiap 100.000 orang Rusia, yang harus dipenjara adalah sejumlah 574 orang. Di Amerika tiap 100.000 orang, yang dipenjara 543 orang. Bagaimana dengan Indonesia? Puji Tuhan! Tiap 100.000 orang, hanya 22 yang dipenjara, lumayan!
Inilah manusia. Manusia maju, negara maju teknologinya sekaligus maju kriminalitasnya. Negara maju teknologinya, tindakan kriminalnya lebih canggih lagi. Kota New York setiap hari ±450 mobil hilang. Di kota London setiap hari 347 mobil yang hilang. Sepuluh tahun yang lalu di New York setiap tahun ±2.000 pembunuhan dan LA 970 orang dibunuh. Sekarang di Amerika ±190 juta senapan yang ada di tangan orang sipil. Negara itu berpenduduk 250 juta jiwa, tapi punya senjata api 190 juta orang. Jika 1% dari 190 juta orang pemilik senapan itu ada yang gila, berarti ada 1,9 juta manusia gila yang sementara waktu tidak menembakkan senjatanya dengan brutal. Saya tidak tahu abad 20 mau ke mana? Dan sekrang ini makin dekat habis, manusia terus mendapat ancaman: engkau dalam bahaya! Engkau dalam bahaya! Engkau dalam bahaya! Futurologis yang bukan Kristen seperti Alvin Toffler, Naisbitt semua menunjukkan ada hari depan yang indah, tanpa memberi peringatan dari firman Tuhan, itu yang saya kuatirkan. The world needs Christian prophetic ministry. This world needs young people who dedicated their lifes to God. This generation admitt your guidance. And if you want to guidance the world, you need to be guided by Holy Spirit with the Bible. Saya sedang menanti satu generasi yang otaknya tajam luar biasa, lalu takluk di bawah firman Tuhan dan berkata, "Tuhan pakailah saya untuk menjadi perabot-Mu, alat-Mu." Pada waktu saya melihat mahasiswa sekolah teologi yang mau cepat-cepat keluar untuk mendapat gelar S.Th. dan jadi pendeta dan mendapat gaji yang cukup besar tiap bulan, saya lihat itu tidak ada harapan. Waktu saya melihat mahasiswa yang belajar memakai uang orang tuanya yang bekerja membanting tulang, hanya supaya kepala yang bundar menjadi persegi, lalu pulang ke desa dan membanggakan diri, saya bilang no hope! Istri alm. Dr. Francis Schaeffer mengatakan, "Tiap tahun USA menghasilkan ribuan Ph.D., tapi di mana pahlawan yang berjuang untuk kerajaan Tuhan, untuk Kristus? Saya tidak lihat." Saya ingin mencucurkan air mata dan berdoa di hadapan Tuhan. Waktu saya lihat mimbar yang bagus dan mewah tapi diberikan khotbah yang tidak karuan dan tidak sesuai dengan Alkitab, saya begitu sedih. Biar seluruh dunia membenci saya, biar pendeta-pendeta membuat isu Stephen Tong tidak ada Roh Kudus, saya berkata kepada Saudara, yang membuat saya gigih berkhotbah, melayani berpuluh-puluh tahun itulah Roh Kudus, bukan roh saya. Tapi yang membuat orang-orang kelihatan ada Roh Kudus tapi hidup, keuangan, dan seks tidak karuan, tapi masih berani naik mimbar, berani menafsir Alkitab tidak karuan, itu pasti bukan dari Roh Kudus. Pemuda pemudi yang kritis dan betul-betul mau taat pada pimpinan Tuhan, mulai hari ini bangun, jangan tidur! Pada waktu seluruh dunia sedang menyambut zaman baru (new age), inilah pertama kali barat berkompromi dengan timur. Dulu barat menghina, menjajah, mengagresi, infasi timur, sekarang mulai berubah. Barat mulai datang ke timur, bertapa, bermeditasi.
Waktu saya melihat pemuda pemudi dari Asia belajar di Toronto dan sulit berbahasa Inggris, lalu mengikuti kuliah sambil merengut, lalu saya melihat di Borobudur ada seorang barat yang gundul sedang meditasi, saya membandingkan, yang satu buka matanya pakai pikiran dan yang satu tutup mata tanpa pikiran, inilah globalisasi. Timur mencari ilmu di barat, barat sedang mencari ketenangan di timur. Dunia sedang berglobalisasi. Yang timur sedang mengisi otak di barat, yang barat sedang mengisi hati di timur. Kita kembali mendengar YesusKristus berkata, "Barat, engkau mencari Jalan atau hanya ketenangan hidup? Timur, engkau Kebenaran atau hanya titel dan pengetahuan? Aku memberikan jawaban: Akulah Jalan, Akulah Kebenaran, dan Akulah hidup. Tidak ada seorangpun dapat kembali kepada Bapa kecuali melalui Aku." Saya tetap memegang Alkitab, the answer is only in Jesus Christ. Except Christ, there is no answer. Setelah kita mendapat isyarat you are in danger, manusia tidak mau belajar dari sejarah.
Waktu saya melihat pemuda pemudi dari Asia belajar di Toronto dan sulit berbahasa Inggris, lalu mengikuti kuliah sambil merengut, lalu saya melihat di Borobudur ada seorang barat yang gundul sedang meditasi, saya membandingkan, yang satu buka matanya pakai pikiran dan yang satu tutup mata tanpa pikiran, inilah globalisasi. Timur mencari ilmu di barat, barat sedang mencari ketenangan di timur. Dunia sedang berglobalisasi. Yang timur sedang mengisi otak di barat, yang barat sedang mengisi hati di timur. Kita kembali mendengar Yesus Kristus berkata, "Barat, engkau mencari Jalan atau hanya ketenangan hidup? Timur, engkau Kebenaran atau hanya titel dan pengetahuan? Aku memberikan jawaban: Akulah Jalan, Akulah Kebenaran, dan Akulah hidup. Tidak ada seorangpun dapat kembali kepada Bapa kecuali melalui Aku." Saya tetap memegang Alkitab, the answer is only in Jesus Christ. Except Christ, there is no answer. Setelah kita mendapat isyarat you are in danger, manusia tidak mau belajar dari sejarah.
Sekarang kita akan menuju abad 21, seperti abad 20 dimulai dengan naif, menunggu lagi hari depan yang cerah. Sebagai seorang hamba Tuhan yang dilahirkan untuk menyaksikan berakhirnya abad 20, saya geleng kepala. Hai umat manusia, ke manakah engkau? Optimisme, hari depan cerah karena evolusi. Tuhan berkata, "Kembali kepada-Ku, di sinilah tempat pangkalan pengharapanmu. Di sini sasaran imanmu dan di sini ada cinta kasih yang memberi kepuasan pada jiwamu. Pada waktu Gramedia sudah mencetak ribuan buku mengenalkan New Age Movement, saya melihat pendeta-pendeta yang katanya pemimpin Gereja masih belum tahu apa arti istilah itu. Gerakan Zaman Baru sudah merupakan suatu air bah yang melanda seluruh pelosok kebudayaan, tetapi sedikit sekali pemimpin-pemimpin Kristen, khususnya kaum intelektual Kristen yang melihat berapa besar ancaman dan perbedaan antara arus itu dengan kekristenan tradisional.
New age movement menjadi penipu baru untuk umat manusia. Pada waktu kita melihat buku-buku new age movement diterjemahkan ke dalam bentuk komik, novel, tulisan cerita, dan dalam bidang periklanan serta slogan TV, banyak orang yang tidak sadar. Selama 2 tahun terakhir apa yang menonjol di TV sudah banyak dipengaruhi oleh new age movement. Berapa besar bahayanya jika kita tidak sadar dan tidak mencegahnya? Siapakah yang menjamin kamu layak menjadi terang dunia? Jangan menipu diri, belajar, mengabdi dan serahkan hidupmu kembali kepada Tuhan.
Sumber: Majalah MOMENTUM No. 24 - Oktober 1994
Renungan ini ditranskrip dari seminar bagi mahasiswa di Universitas Gajah Mada (Yogyakarta) dan Universitas Sam Ratulangi (Manado), September 1994
Abad 20 ini saya sebut sebagai abad yang sangat bodoh, a very stupid century. Saya tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan ini sebelum menganalisa kepada paruh terakhir abad ini. Abad 20 dianggap oleh umum sebagai abad yang paling maju. Seperti yang kita lihat, perkembangan teknologi dan ilmu amat maju dengan pesat, lebih luas, lebih mendalam dan lebih konkrit dalam 94 tahun terakhir ini.
Di sepanjang sejarah sejak abad Masehi sampai akhir abad 19 perkembangan teknologi dan ilmu tidak bisa dibandingkan dengan 94 tahun terakhir ini. Kalau mata kita hanya tertuju kepada fenomena ini, kita akan tertipu dan tidak dapat melihat kepada esensi yang lebih dalam. Orang yang ditipu secara fenomena, hanya melihat lahiriah belaka. Orang yang bijak mau menembus ke dalam esensi yang sesungguhnya.
Abad 20 dimulai dengan optimisme yang naif dan diakhiri dengan optimisme yang naif pula. Pada awal abad 20 manusia sedang bermimpi dan membayangkan hari depan yang cerah dan kesuksesan yang mungkin dicapai manusia melalui potensi yang ada pada dirinya. Tetapi apa yang diimpikan itu di dalam beberapa belas tahun kemudian mulai disadari terlalu naif. Mengapa demikian? Sebab waktu itu manusia sedang menaruh pengharapan yang begitu besar terhadap ideology- ideology yang diajarkan pada abad 19.
Di dalam sejarah filsafat, abad 19 disebut sebagai the age of ideology dan abad 20 disebut the age of analyze. Abad iman, abad kepercayaan, abad rasio, abad pencerahan, abad ideologi dan abad analisa. Tapi saya lebih suka mengatakan abad di mana kita hidup sekarang ini bukan abad analisa, melainkan abad yang bodoh.
Pada permulaan abad 20 manusia begitu yakin yang ditemukan ideologi dan sistem pikiran abad 19. Lalu mereka menganggap itulah kebenaran. Apalagi Imanuel Kant telah mengatakan bahwa dunia mulai dewasa. Kalimat telah menjadi sumber inspirasi bagi Agust Comte (bapak Positivisme) yang mengatakan bahwa manusia yang sudah matang dan dewasa berada di dalam era scientific. Maka abad 20 manusia dengan optimis menuju kepada penemuan-penemuan scientific dan segala penguraian yang main kompleks, makin rumit dan makin sempurna dalam segala bidang. Jika kita melihat apa yang dicari dan dituntut oleh ilmuwan dan filsuf, politikus, dan sosiolog pada permulaan abad 20 semua mempunyai warna yang sama, mereka percaya dunia ini maju terus berdasarkan sodoran pikiran evolusi. Evolusi telah menjadi suatu induk pengaruh yang penetrasi ke dalam 4 bidang besar:
1. Sejarah dan proses waktu.
2. Teologi.
Bahkan teolog-teolog yang tidak lagi beriman ketat kepada kitab suci berdasarkan Reformasi menganggap Allahlah yang memimpin proses evolusi, Allah memakai evolusi di dalam menciptakan dunia ini. Ini disebut Theistic Evolution.
3. Sosiologi dan ekonomi.
Menurut Hegel seluruh dunia ini berada di dalam metoda dialektik. Dialektikal materialisme yang dikemukakan oleh Hegel (guru besar Karl Marx), oleh Marx diadopsi menjadi suatu interpretasi bagaimana menjelaskan perkembangan ekonomi sepanjang sejarah.
4. Politik.
Penetrasi ini juga masuk ke dalam bidang politik dan kemiliteran. Sehingga di dalam sejarah kita melihat orang seperti Lenin dan Mao Tze Dong yang mau memakai pikiran Marx itu untuk memaksa orang menerima komunisme di dalam politik.
Permulaan abad 20 sedang di dalam pengetahuan ilmu biologi, ekonomi, filsafat, politik, sosiologi, semua telah mengambil evolusi sebagai pikiran apriori, yaitu pasti benar, lalu penetrasi ke dalam segala bidang kebudayaan manusia. Mereka mencoba menegakkan suatu mimpi yang besar untuk menyambut satu zaman yang agung akan tiba. Mimpi yang optimistik, dan optimisme yang naif ini lalu mulai dirusak oleh Perang Dunia I. Pada 1914-1918 kita melihat letusan Perang Dunia I menghanguskan begitu banyak hasil dari tumpukan kristalisasi kebanggaan kebudayaan di dalam bangunan, seni, dll. Bukan saja demikian, PD I juga membuat manusia yang terlalu optimistik itu akhirnya sadar siapa manusia itu sebenarnya. Kembali kepada pikiran yang asal, manusia kemudian berusaha menemukan identitas manusia didalam alam semesta, what is human identity in the universe.
Evolusi memberikan apa? Evolusi memberikan suatu pikiran khayalan, bahwa manusia bukan pada mulanya peta dan teladan Allah sekarang jatuh menjadi orang berdosa, sebaliknya manusia dulu adalah binatang tapi sekarang sudah begitu berkembang sempurna sehingga tak perlu pesimis. Berarti masih ada hari depan yang begitu indah. Evolusi bukan hanya menginterpretasi, evolusi secara tidak sadar menjanjikan hari depan yang cerah. Evolusi di dalam kesinambungan proses sejarah ini memberikan suatu janji di bawah sadar akan hari depan yang paling indah akan tiba, sehingga seolah-olah mendorong manusia maju, seolah-olah memberikan optimisme yang kuat untuk futurologi, tetapi tidak mungkin evolusi yang keluar hanya berdasarkan otak manusia yang dicipta, yang terbatas dan terpolusi oleh dosa itu, mungkin terlepas oleh racun dosa yang berada di dalamnya, karena di dalam kemajuan terus menerus, bukan hanya sasaran yang diberikan tetapi satu metodologi yang harus dipakai, yaitu konsep seleksi alam. Seleksi alam mengatakan yang kuat berhak untuk bertahan, yang lemah harus digeser. Itu sudah menjadi racun yang mengakibatkan keberanian kaum imperialis, kaum kolonialis, dan orang-orang yang begitu kejam untuk membasmi, menghancurkan dan memusnahkan bangsa-bangsa yang lebih lemah atau yang kurang berpengetahuan. Evolusi telah memberikan racun kepada pemikir seperti Hitler, sehingga ia menganggap segala tindakannya untuk agresi kepada orang lain adalah berdasarkan suatu prinsip natural yang sah dan resmi: Jerman adalah bangsa yang tertinggi. Jermanlah yang berhak memerintah seluruh dunia dan yang lain harus dibasmi.
Percaya terhadap evolusi bukan hanya sekadar memilih percaya salah satu cara di antara beberapa macam teori-teori yang ada. Percaya terhadap evolusi berarti menerima racun yang membuat seluruh umat manusia menuju kepada kehancuran. (Harus ada teolog yang memberikan petunjuk semacam ini dan menggugah manusia untuk menyadari apa yang telah dipilihnya. Namun sayang, orang berbeban seperti ini tidak banyak muncul dari mimbar gereja. Itu sebabnya, Gereja tidak memimpin dunia. Kita dipanggil untuk menjadi terang. Namun masalahnya, menerangi siapa? Untuk apa kamu menjadi terang? Dengan cara apa? Dan mendapat cahaya darimana?)
Abad ini perlu peringatan demikian. Tetapi orang yang berintelek tinggi, hati nuraninya rendah, dan tidak mau sadar bahwa diri mereka telah diracun oleh paham yang berbahaya ini. Tetapi ada seorang yang ikut menjadi pendeta militer di dalam regu penyerang di tengah-tengah tentara Jerman bernama Paul Tillich (orang ini betul-betul tinggi inteleknya, karena sejarah mencatat ia memperoleh 15 gelar doktor). Meskipin Tillich tinggi inteleknya, sayangnya ia tidak terbentuk dalam struktur teologi yang benar. Namun dengan jujur Tillich menulis satu kalimat dalam buku hariannya "Yang aku lihat bukan reruntuhan jatuhnya bangunan yang indah. Yang aku lihat adalah hancurnya kebudayaan manusia karena kecongkakan filsafat yang salah." Waktu ia menulis kalimat itu, saya bisa mencium adanya hati nurani intelektual sebagian kecil yang masih berfungsi pada dirinya.
Optimisme yang naif mulai diguncang oleh PD I. Pada tahun 1919, setahun setelah PD I yang memusnahkan 7 juta manusia, dan mengakibatkan berjuta-juta istri menjadi janda dan anak terjadi yatim, yang mengakibatkan stress dan frustasi, kegagalan, loneliness, dan tidak tahu arti hidup, dunia makin sadar kebodohannya. Untuk itu maka di Paris diadakan suatu konferensi perdamaian mengangkat kembali makalah Imanuel Kant, yang berjudul "TO WHAT THE ETERNAL PEACE" (menuju kepada perdamaian kekal). Dalam konferensi ini mereka memutuskan untuk tidak ada perang lagi. Satu kali perang, hanya 4 tahun, harus menelan 7 juta jiwa. Daripada memakai senjata, lebih baik berunding. Pada waktu hal ini dibahas, mereka merayakan hasil konferensi dengan pawai dan mengatakan tidak akan ada lagi peperangan. Tapi 20 tahun persis setelah konferensi itu, pecahlah PD II, yang menghancurkan lebih banyak kota, membunuh lebih banyak jiwa, ± 35 juta jiwa. Tetapi baru 3 tahun yang lalu Yelstin mengatakan kalimat yang begitu mengejutkan saya, "Sebenarnya menurut statistik 35 juta jiwa itu adalah adalah angka yang palsu. Karena angka yang sesungguhnya harus ditambah dengan 35 juta kematian yang lain yang belum pernah diumumkan keluar di Rusia." Jadi paling sedikit 70 juta
orang yang tewas dalam PD II.
Tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi 2 kota di Kiev dan Minsk dan baru 3 minggu yang lalu saya melayani di Moskow dan Leningrad, saya menyaksikan Rusia adalah bangsa yang patut dikasihani sebagai korban dari segelintir pemimpinnya yang menaruh diri untuk menguji suatu teori. Waktu saya berkhotbah di Ukraina, saya tidak berani minum air yang sudah dicemarkan oleh radiasi Chernobyl, jadi saya pergi ke Dollar Shop (membayar harus hanya dengan dollar), di mana harga sebotol air US $3, karena diimpor dari Perancis ke Kiev. Bayangkan berapa mahal hidup di sana.
Waktu saya memikirkan kembali apa nasib manusia, saya menyimpulkan beberapa hal: Negara-negara yang mengidolakan Karl Marx (karena Marx adalah ekonom terbesar dalam sejarah. Tak ada seorang filsuf meneliti dan menganalisa dengan teori yang begitu rumit dan mendetail mengenai segala kemungkinan dan potensi ekonomi lebih tuntas daripada Marx), apa yang terjadi? Terbukti teori ekonom yang terbesar, kalau disetujui sepenuhnya oleh suatu negara, pastiekonominya bangkrut. Komunisme menyodorkan keadilan yang paling tuntas kepada masyarakat untuk menyongsong hari depan yang indah, di mana komunisme berjanji meratakan kekayaan. Akhirnya terbukti mereka tak pernah meratakan kekayaan, hanya meratakan kemiskinan saja.
Lalu saya melihat, mengapa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi? Tiga minggu yang lalu di Moskow, seorang profesor bertanya kepada saya mengapa kalau Allah memperbolehkan manusia diuji oleh teori yang salah, Allah tega memilih RRC yang mempunyai penduduk yang paling banyak untuk disiksa dan menderita puluhan tahun? Ini kalimat yang tajam. (Di Indonesia, kadang-kadang saya menerima pertanyaan dari otak yang tajam, tapi itu jarang sekali). Jikalau Allah memperbolehkan manusia dicobai oleh semacam filsafat yang salah, mengapa tidak memilih bangsa yang kecil, mungkin St. Marino, Vaticano, dan kerajaan Monaco yang penduduknya sedikit. Mengapa justru Allah memperbolehkan Tiongkok ada di bawah eksperimen komunisme yang mengakibatkan berpuluh-puluh juta manusia mati di situ? Saya tahu pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Saya hanya menjawab, Allah tidak pernah membuang siapapun. Sebenarnya, manusialah yang membuang Allah. RRC mencatat ratusan kali menganiaya orang Kristen, memenjarakan pendeta, melawan Tuhan, menolak misionari dan membunuh orang-orang yang mengabarkan Injil. Profesor itu mulai sadar, ini memang benar. Pada waktu manusia tidak lagi memperallahkan Allah sebagaimana seharusnya dihormati, maka Allah memperbolehkan manusia di dalam pilihan menolak Allah untuk secara tidak sadar ditolak oleh Allah. Yang arif menjadi pasif, yang berinisiatif menjadi yang dibuang. Inilah paradox ijaksana Allah yang melampaui marifat manusia. Pada waktu manusia merasa tidak perlu Allah dan menganggap diri cukup pandai mengatur segala sesuatu dengan sikap otonom, Allah membiarkannya untuk menjadi eksperimen membuktikan kesalahannya.
Dan antara PD I dan PD II timbullah satu generasi yang disebut "the Lost Generation." Lost generation menjadi suatu pangkalan suburnya filsafat eksistensialisme, di mana suatu jalan telah terbuka bagi pemuda-pemudi untuk menuju atheisme tanpa mereka sadari dan munculnya topeng-topeng agama tapi di dalamnya ada kekosongan yang luar biasa. Akhirnya setelah berpuluh-puluh tahun mereka baru sadar semuanya tidak seperti yang diimpikan. Saya menyimpulkan seluruh arus pikiran eksistensialisme yang pernah merajalela pikiran kaum intektual di seluruh dunia tahun 50-an sampai tahun 80-an dari Eropa ke Amerika dan akhirnya ke Asia ini, hanya dalam 2 kalimat, "Eksistensialisme selalu memperbincangkan kekosongan seperti kosong itu ada. Eksistensialisme selalu memperbincangkan keberadaan seperti ada itu tidak ada."
Mengapa abad 20 ini saya sebut sebagai abad yang bodoh? Karena abad 20 adalah abad yang tidak menghasilkan pemikir yang penting. Saya tidak perlu setuju teori filsafat yang mengatakan "A man is what he thinks", karena sebagai teolog Kristen, saya mempunyai definisi "A man is what he reacts before God." Kalau kita hanya berhenti pada kalimat "A man is what he thinks" seperti kaum idealist atau rasionalis, atau jika kita hanya berhenti pada "A man is what he eats" seperti materialisme, itu terlalu dangkal. Tetapi meskipun ada filsafat yang mengatakan, "A man is what he thinks", rasionalisme dan idealisme hanya memberitahukan kepada kita bahwa manusia selalu menjadikan diri pusat (anthroposentric of life-style), tanpa menghasilkan sesuatu dari pikirannya. Di mana pemikir-pemikir agung abad 20? Seolah tidak ada yang berpengaruh besar. Dan abad 20 sudah menjadi abad yang menjual diri. Abad 20 sudah menjadi abad yang berkompromi kepada abad 19. Abad 20 menjadi abad di mana kita tidak mempunyai otonomi atas diri kita sendiri. Abad 20 menjadi abad di mana kaum intelektual mengosongkan pikiran lalu diisi dengan apa yang disodorkan pemikir abad 19. Abad 20 tidak menghasilkan seorang pemikir yang bias memberikan arah kepada umat manusia. Abad 20 hanya menghasilkan orang-orang yang mengosongkan otak lalu membuat Marx, Kierkegaard, Nietszche, dll. menjadi pemimpin pikiran mereka. Sehingga selama abad 20, kita hidup, bergerak, mencari segala langkah, dan menemukan segala teknologi, tapi apa yang kita temukan itu dibanding dengan abad 19 berlainan sekali. Pemikir-pemikir abad 20 hanya memikirkan wadah tidak memikirkan isi. Membuat kapal terbang, komputer, radio, satelit, roket, dan segala macam penemuan besar, hanya untuk menjadi wadah, bukan menjadi isi. Kapal terbang dibuat untuk mengangkut para pedagang yang pergi ke sana sini secepat mungkin, untuk mengangkut turis yang pergi ke sana kemari karena kebanyakan uang. Komputer untuk mengisi data-data yang berhubungan perdagangan komersil. Pemikiran-pemikiran yang berkembang pesat di abad 20 kebanyakan bersumber dari abad 19. Dan kita memakai seluruh abad ini menjadi tempat praktek para pemikir yang sudah mati. Selama 70 tahun Asia membuat diri menjadi budak abad 19. Dari 1919-1989 pemuda pemudi yang berada di Tien An Men berpawai dan berteriak. Apa yang mereka teriakkan persis sama. Akibatnya mereka digilas oleh tank. Darah, daging, dan tulangnya sampai remuk, lalu diangkut dan dibakar di Beijing. Itulah penindasan komunisme terhadap pemuda pemudi di sana. Yang diteriakkan tahun 1919 adalah "Kami menginginkan demokrasi, kebebasan" juga diteriakkan oleh pemuda di tahun 1989. Istilah yang sama, slogan yang sama, mimpi yang sama. Berarti selama 70 tahun apa yang diimpikan belum tercapai. Abad 20 menjanjikan apa? Abad 20 memimpikan apa? Abad 20 mendapatkan apa? Kita melihat dalam perkembangan seluruh umat manusia, betul kita perlu eksperimen, pengalaman. Tetapi pengalaman mengajar kepada kita bahwa pengalaman kita banyak kebodohan. Hegel mengatakan satu kalimat, "Sejarah mengajarkan satu pengajaran terbesar kepada umat manusia yaitu manusia tidak pernah pengerima pengajaran dari sejarah." Kita telah membuang 80-90 tahun untuk mempraktekkan komunisme, akhirnya baru kita sadar bahwa komunisme itu salah! Kita memakai 90 tahun mempraktekkan eksistensialisme akhirnya baru sadar bahwa itu salah! Kita memakai 90 tahun untuk mempraktekkan evolusi, akhirnya baru sadar bahwa evolusi salah! Kita memakai 90 tahun untuk mempraktekkan positivisme dan berkembang menjadi logical positivisme, akhirnya baru sadar kalau itu salah! Bukankah abad 20 ini abad yang bodoh? Bukankah abad 20 ini abad yang kita hamburkan dengan eksperimen yang membawa kita kembali kepada permulaan, belum tahu apa-apa?!
Sekarang hanya tersisa 6 tahun sebelum kita menutup abad 20, yang pernah menghasilkan banyak perkembangan teknologi ini. Kita mempunyai kapasitas, kita mempunyai instrumen, kita mempunyai segala bangunan yang hebat, tetapi isinya apa? Jikalau ada tape recorder tidak ada perkataan penting yang direkam, tape itu tetap kosong. Jikalau ada kapal terbang yang mempercepat lalu lintas, tapi tidak ada program yang bisa berguna bagi seluruh dunia, hanya mempercepat perkembangan kekayaan orang yang rakus tak habis-habis, itu tidak ada gunanya. Jika mimbar makin bagus, gedung gereja makin besar, tapi yang dikhotbahkan tidak menstimulir pikiran, tidak membawa otak manusia kembali kepada firman Tuhan, hanya mengumpulkan lebih banyak persembahan untuk pendeta, itu tidak berguna. Jikalau mimbar didirikan tapi bukan untuk menyampaikan firman, tapi tidak membawa keadilan dan kemajuan sungguh-sungguh untuk meningkatkan moral manusia, jikalau ilmu pengetahuan makin lama makin maju, kedokteran makin lama makin maju, bisa menyembuhkan banyak penyakit akibat hidup amoral, kedokteran menjadi wadah untuk menolong perkembangan imoralitas juga. Semua wadah itu perlu kembali dengan satu prinsip mengisi inti yang memuliakan Tuhan. Setelah dunia barat berkembang, sekarang mereka mulai sadar lagi bahwa perkembangan ini membawa manusia ke mana? Ada 4 hal yang berteriak kepada manusia: You are in danger, you are in danger, you are in danger and you are in danger. What kind of danger? Fusi, polusi, AIDS, immoralitas barat. Apa yang kita terima dari kerusakan lingkungan adalah akibat sains. Pada waktu kita Mengembangkan sains, hanya ilmuwan Kristen yang mengerti dan memakai sains untuk memuliakan Allah.
Fusi dan polusi menyadarkan sebagian orang jika hanya ada sains dan kemajuan teknologi saja ini tidak berguna dan berbahaya. AIDS, imoralitas, kriminal yang presentasinya saat ini telah berkembang bersama dengan kemajuan suatu negara. Waktu berada di Leningrad (St. Petersburg) saya naik kapal di atas sebuah sungai yang begitu indah, ada museum Harmitage yang nomor 2 terbesar di seluruh dunia (adalah istana yang asli yang dipakai menyimpan koleksi seni sejumlah 2.947.000 buah karya seni. Ada tiang yang dilapis emas, marmer dan granit yang berbeda bentuknya). Namun pada sisi kota yang lain, nampak sebuah penjara. Waktu kapal lewat di sana, seorang penerjemah saya dalam bahasa Inggris ke Rusia berkata, "Stephen, inilah penjara terbesar di kota ini. Bisa menampung 100.000 orang. Saat ini isinya lebih dari 40% dari kapasitas, hingga berjejal-jejal. Jika ada narapidana baru masuk, terpaksa harus mengusir yang lama." Saya membaca sebuah surat kabar yang mengatakan negara yang memiliki tindak criminal terbesar adalah Rusia, kedua Amerika. Di Rusia perbandingannya 100.000:574, tiap 100.000 orang Rusia, yang harus dipenjara adalah sejumlah 574 orang. Di Amerika tiap 100.000 orang, yang dipenjara 543 orang. Bagaimana dengan Indonesia? Puji Tuhan! Tiap 100.000 orang, hanya 22 yang dipenjara, lumayan!
Inilah manusia. Manusia maju, negara maju teknologinya sekaligus maju kriminalitasnya. Negara maju teknologinya, tindakan kriminalnya lebih canggih lagi. Kota New York setiap hari ±450 mobil hilang. Di kota London setiap hari 347 mobil yang hilang. Sepuluh tahun yang lalu di New York setiap tahun ±2.000 pembunuhan dan LA 970 orang dibunuh. Sekarang di Amerika ±190 juta senapan yang ada di tangan orang sipil. Negara itu berpenduduk 250 juta jiwa, tapi punya senjata api 190 juta orang. Jika 1% dari 190 juta orang pemilik senapan itu ada yang gila, berarti ada 1,9 juta manusia gila yang sementara waktu tidak menembakkan senjatanya dengan brutal. Saya tidak tahu abad 20 mau ke mana? Dan sekrang ini makin dekat habis, manusia terus mendapat ancaman: engkau dalam bahaya! Engkau dalam bahaya! Engkau dalam bahaya! Futurologis yang bukan Kristen seperti Alvin Toffler, Naisbitt semua menunjukkan ada hari depan yang indah, tanpa memberi peringatan dari firman Tuhan, itu yang saya kuatirkan. The world needs Christian prophetic ministry. This world needs young people who dedicated their lifes to God. This generation admitt your guidance. And if you want to guidance the world, you need to be guided by Holy Spirit with the Bible. Saya sedang menanti satu generasi yang otaknya tajam luar biasa, lalu takluk di bawah firman Tuhan dan berkata, "Tuhan pakailah saya untuk menjadi perabot-Mu, alat-Mu." Pada waktu saya melihat mahasiswa sekolah teologi yang mau cepat-cepat keluar untuk mendapat gelar S.Th. dan jadi pendeta dan mendapat gaji yang cukup besar tiap bulan, saya lihat itu tidak ada harapan. Waktu saya melihat mahasiswa yang belajar memakai uang orang tuanya yang bekerja membanting tulang, hanya supaya kepala yang bundar menjadi persegi, lalu pulang ke desa dan membanggakan diri, saya bilang no hope! Istri alm. Dr. Francis Schaeffer mengatakan, "Tiap tahun USA menghasilkan ribuan Ph.D., tapi di mana pahlawan yang berjuang untuk kerajaan Tuhan, untuk Kristus? Saya tidak lihat." Saya ingin mencucurkan air mata dan berdoa di hadapan Tuhan. Waktu saya lihat mimbar yang bagus dan mewah tapi diberikan khotbah yang tidak karuan dan tidak sesuai dengan Alkitab, saya begitu sedih. Biar seluruh dunia membenci saya, biar pendeta-pendeta membuat isu Stephen Tong tidak ada Roh Kudus, saya berkata kepada Saudara, yang membuat saya gigih berkhotbah, melayani berpuluh-puluh tahun itulah Roh Kudus, bukan roh saya. Tapi yang membuat orang-orang kelihatan ada Roh Kudus tapi hidup, keuangan, dan seks tidak karuan, tapi masih berani naik mimbar, berani menafsir Alkitab tidak karuan, itu pasti bukan dari Roh Kudus. Pemuda pemudi yang kritis dan betul-betul mau taat pada pimpinan Tuhan, mulai hari ini bangun, jangan tidur! Pada waktu seluruh dunia sedang menyambut zaman baru (new age), inilah pertama kali barat berkompromi dengan timur. Dulu barat menghina, menjajah, mengagresi, infasi timur, sekarang mulai berubah. Barat mulai datang ke timur, bertapa, bermeditasi.
Waktu saya melihat pemuda pemudi dari Asia belajar di Toronto dan sulit berbahasa Inggris, lalu mengikuti kuliah sambil merengut, lalu saya melihat di Borobudur ada seorang barat yang gundul sedang meditasi, saya membandingkan, yang satu buka matanya pakai pikiran dan yang satu tutup mata tanpa pikiran, inilah globalisasi. Timur mencari ilmu di barat, barat sedang mencari ketenangan di timur. Dunia sedang berglobalisasi. Yang timur sedang mengisi otak di barat, yang barat sedang mengisi hati di timur. Kita kembali mendengar YesusKristus berkata, "Barat, engkau mencari Jalan atau hanya ketenangan hidup? Timur, engkau Kebenaran atau hanya titel dan pengetahuan? Aku memberikan jawaban: Akulah Jalan, Akulah Kebenaran, dan Akulah hidup. Tidak ada seorangpun dapat kembali kepada Bapa kecuali melalui Aku." Saya tetap memegang Alkitab, the answer is only in Jesus Christ. Except Christ, there is no answer. Setelah kita mendapat isyarat you are in danger, manusia tidak mau belajar dari sejarah.
Waktu saya melihat pemuda pemudi dari Asia belajar di Toronto dan sulit berbahasa Inggris, lalu mengikuti kuliah sambil merengut, lalu saya melihat di Borobudur ada seorang barat yang gundul sedang meditasi, saya membandingkan, yang satu buka matanya pakai pikiran dan yang satu tutup mata tanpa pikiran, inilah globalisasi. Timur mencari ilmu di barat, barat sedang mencari ketenangan di timur. Dunia sedang berglobalisasi. Yang timur sedang mengisi otak di barat, yang barat sedang mengisi hati di timur. Kita kembali mendengar Yesus Kristus berkata, "Barat, engkau mencari Jalan atau hanya ketenangan hidup? Timur, engkau Kebenaran atau hanya titel dan pengetahuan? Aku memberikan jawaban: Akulah Jalan, Akulah Kebenaran, dan Akulah hidup. Tidak ada seorangpun dapat kembali kepada Bapa kecuali melalui Aku." Saya tetap memegang Alkitab, the answer is only in Jesus Christ. Except Christ, there is no answer. Setelah kita mendapat isyarat you are in danger, manusia tidak mau belajar dari sejarah.
Sekarang kita akan menuju abad 21, seperti abad 20 dimulai dengan naif, menunggu lagi hari depan yang cerah. Sebagai seorang hamba Tuhan yang dilahirkan untuk menyaksikan berakhirnya abad 20, saya geleng kepala. Hai umat manusia, ke manakah engkau? Optimisme, hari depan cerah karena evolusi. Tuhan berkata, "Kembali kepada-Ku, di sinilah tempat pangkalan pengharapanmu. Di sini sasaran imanmu dan di sini ada cinta kasih yang memberi kepuasan pada jiwamu. Pada waktu Gramedia sudah mencetak ribuan buku mengenalkan New Age Movement, saya melihat pendeta-pendeta yang katanya pemimpin Gereja masih belum tahu apa arti istilah itu. Gerakan Zaman Baru sudah merupakan suatu air bah yang melanda seluruh pelosok kebudayaan, tetapi sedikit sekali pemimpin-pemimpin Kristen, khususnya kaum intelektual Kristen yang melihat berapa besar ancaman dan perbedaan antara arus itu dengan kekristenan tradisional.
New age movement menjadi penipu baru untuk umat manusia. Pada waktu kita melihat buku-buku new age movement diterjemahkan ke dalam bentuk komik, novel, tulisan cerita, dan dalam bidang periklanan serta slogan TV, banyak orang yang tidak sadar. Selama 2 tahun terakhir apa yang menonjol di TV sudah banyak dipengaruhi oleh new age movement. Berapa besar bahayanya jika kita tidak sadar dan tidak mencegahnya? Siapakah yang menjamin kamu layak menjadi terang dunia? Jangan menipu diri, belajar, mengabdi dan serahkan hidupmu kembali kepada Tuhan.
Sumber: Majalah MOMENTUM No. 24 - Oktober 1994
Langganan:
Postingan (Atom)