Menebus Waktu dengan Menulis Tentang Kebenaran
oleh Rev. John Piper
7 April , 1999
Waktu tidak pernah berhenti berdetak. Tidak ada suatu hal pun, kecuali Allah yang lebih berkuasa dan superior dari pada waktu yang sedang berjalan. Anda tidak dapat menghentikan atau melambatkan waktu. Waktu berkuasa jauh melebihi semua kuasa manusia. Waktu tidak akan dapat dihalangi atau dirubah maupun dibuat untuk berhenti. Hal ini perlu untuk disadari orang muda dan orang tua, baik pada saat menderita maupun sukacita, baik pada saat menangis maupun tertawa. Tidak ada satupun, bahkan sama sekali tidak ada yang mampu membuat perbedaan dalam perhentian maupun perubahan pada detak-detak waktu. Anna Akhmatova penyair Rusia, mengatakan bahwa perang dan wabah dapat berlalu, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa mengatasi "teror yang dinamakan perjalanan waktu."
Saya memiliki kebiasaan yang tidak umum ketika akan tidur. Setelah Noel dan saya berdoa, saya bergerak ke tempat tidur dan menempatkan radio merah yang menyala, yang memiliki alarm waktu di sisi kiri saya, pada meja disamping tempat tidur. Saya menarik tangan saya di depan saya di sekitar wajah dan menunggu berlalunya menit demi menit dalam keheningan, biasanya berdoa dengan diam-diam mengungkapkan rasa syukur atas istri yang selalu berada dibelakang saya, dan anak-anak saya, dan untuk pelayanan kepada Allah, yang telah dipercayakan kepada saya. Lalu saya mengambil tangan kanan dan menata jari-jari saya di sekitar pergelangan tangan kiri saya dan menemukan denyut nadi saya. Saya melihat jumlah menit pada jam yang berwarna merah sampai terjadi perubahan angka, dan kemudian saya mulai berhitung. Satu. . . dua. . . tiga. . . Ketika terjadi perubahan angka, dan satu menit telah berlalu, namun saya telah berhenti menghitung.
Saya memulai kebiasaan aneh yang keluar dari gagasan yang sia-sia bahwa, jika denyut jantung saya berjalan dengan sangat lambat. yang berasal dari hasil latihan yang baik (maupun pembawaan gen), hal ini akan menyatakan bahwa jantung saya dalam kondisi yang sehat dan saya akan hidup lebih lama lagi. Itulah kebodohan dari sistem pemikiran manusia, dimana efeknya telah dinyatakan. Sekarang, pada saat saya menghitung detakan-detakan jantung, bukan rata-ratanya yang menjadi perhatian, tetapi rangkaian detakan jantung yang menjadi perhatian saya. Satu detakan, kemudian disusul detakan yang lain, detakan yang lain pada sepanjang malam, sekitar 21.000 detakan ketika saya tidur. Efek dari latihan ini kecil adalah bahwa saya tertidur hampir setiap malam, terlelap dengan ritme jantung saya, dan dengan perasaan sadar diri bahwa keberadaan (eksistensi diri) saya yang sangat rapuh. Dimana salah satu ritme jantung saya, bisa merupakan ritme terakhir dari jantung saya. Saya tidak akan bisa membuat jantung saya berdetak sekali lagi. Jika ritme jantung saya berhenti, maka akan tetap berhenti berhenti. Saya dan waktu hidup saya didunia sudah berakhir. "Jika saya mati sebelum saya bangun, saya berdoa Tuhan ambillah jiwaku."
Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Kita (manusia) sangat rapuh. Kehidupan adalah singkat. Kekekalan adalah panjang. Saya memasuki penulisan-penulisan yang panjang dalam bulan-bulan yang saya lalui dengan kepekaan menghitung setiap menit yang berjalan dalam kehidupan. Oh… kepada saya telah dikaruniakan menjadi seorang pelayan yang setia dari Allah yang hidup. Tiga teks yang selalu bergema dalam telinga saya :
1. Penggunaan waktu (redeem time). (Efesus 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.).
2. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. (1Korintus 4:2)
3. Kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku (1Korintus 15:10 ).
Allah menginginkan agar setiap menit dalam kehidupan kita didunia dapat kita pergunakan untuk hal-hal yang penting dan berarti. Paulus berkata, “Agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah” (Filipi 2:16). Pada saat yang sama, saya memiliki pengharapan yang baik dari Tuhan bahwa jerih payah yang saya kerjakan tidak sia-sia dihadapan Tuhan. (Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. 1Korintus 15:58).
Maukah anda berdoa bagi saya ketika saya sedang menulis? Allah akan menunjukkan kepada anda bagimana cara berdoa. Saya akan bekerja keras semampu saya untuk menyelesaikan buku jilid kedua yang berjudul “A Godward Life”. Ini adalah tujuan utama. Saya akan menyelesaikannya, saya memiliki dua pekerjaan yang akan saya kejar. Para penatua menugaskan saya untuk mengejar penulisan buku ini sebagai bagian dari pekerjaan misi kami, dan sebagai tanggungjawab saya untuk menyebarkan tentang Supremasi Allah didalam segala hal untuk kesukacitaan semua orang.
Saya akan pergi pada tanggal 5 April – 3 Mei. Staff pelayanan akan berkhotbah dan mengajar ketika saya sedang pergi. Saling melayani, mengasihi dan murah hatilah satu dengan yang lain. Kita akan kembali untuk menggali Kitab Roma pada tanggal 9 Mei ketika saya kembali, jika Tuhan berkehendak. “Waktu hidupku ada dalam tanganMu (Mazmur 31:5)”.
Bawalah selalu dalam doa anda.
Rev. John
© Desiring God
Permissions: You are permitted and encouraged to reproduce and distribute this material in any format provided that you do not alter the wording in any way and do not charge a fee beyond the cost of reproduction. For web posting, a link to this document on our website is preferred. Any exceptions to the above must be approved by Desiring God.
Please include the following statement on any distributed copy: By John Piper. © Desiring God. Website: desiringGod.org
Source : http://www.desiringgod.org/resource-library/taste-see-articles/redeeming-time-by-writing-truth
Alih Bahasa : Yun Tonce K P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar