Al Qaeda Mengumumkan Pendeta Koptik Zakaria Botros Sebagai “Kafir Yang Paling Dicari Di Seluruh Dunia
Al-Qaeda juga menawarkan upah USD $60 juta bagi kepala Botros. Silakan pula baca Musuh Islam Nomer Satu. Al-Qaeda mengarahkan serangan pada penginjil Arab yang beroperasi di AS karena dia telah menyebarkan Injil kepada Muslim.
Oleh Joel C. Rosenberg untuk Flashtraffic, 9 September 2008.
Anda mungkin belum pernah mendengar Pendeta Zakaria Botros, tapi penting untuk mengetahui tokoh ini. Dia adalah penginjil Arab Amerika yang paling efektif, terkenal, konstroversial di dunia Muslim. Dia bagaikan Rush Limbaugh bagi para Revivalis. Khotbahnya lucu, cerdas, meyakinkan, dan provokatif. Musuh-musuhnya tidak hanya ingin membungkamnya, tapi membunuhnya sekalian.
Minggu lalu aku dapat kehormatan mewawancarai Botros melalui telpon dari tempat tinggalnya yang tersembunyi di AS. Dia mengatakan padaku bahwa dia baru saja tahu website Al Qaeda memasang fotonya dan menyebutnya sebagai Kafir yang “paling dicari” di seluruh dunia. Mereka juga sudah memasang harga bayaran bagi kepalanya. Christian Broadcasting Network melaporkan bahwa harga kepalanya adalah $60 juta. Botros tidak tahu berapa tepatnya. Tapi bandingkan saja dengan kepala Osama Bin Laden yang “hanya” dihargai Pemerintah AS $25 juta.
Kenapa yah para Muslim sangat jengkel dengan pendeta tua Koptik Kristen dari Mesir yang sudah berusia 70 tahunan ini? Jawabnya adalah karena Botros memerangi Islam melalui udara, dan dia menang.
Botros mengabarkan Injil melalui teknologi satelit canggih yang mampu menembus benteng-benteng para Pemerintah Islam untuk menahan penginjilan di tanah Islam. Dengan begitu, Botros secara langsung menantang Muhammad sebagai Nabi, dan Al-Quran sebagai firman Allah SWT. Secara sistematis dia membahas kehidupan Muhammad, kisah demi kisah, untuk menunjukkan sifatnya yang buruk dan penuh dosa. Dia membahas Al-Quran dengan seksama, ayat demi ayat, sambil menunjukkan isinya yang bertentangan satu sama lain dan tiadanya konsistensi pesan. Tidak hanya kesalahan Islam saja yang dia jabarkan, tapi juga penyampaian pesan pada Muslim mengapa Yesus mengasihi mereka dan bersedia menerima dan mengampuni mereka.
Jika hal ini dilakukan Botros secara diam-diam, atau jika siaran TV satelitnya tiada yang menonton, maka tentunya tidak akan ada keributan yang ditimbulkannya. Tapi program TV-nya yang berlangsung selama 90 menit – dengan pesan campuran antara khotbah, ajaran, dan jawaban dari para penelpon (yang kebanyakan jengkel) dari seluruh dunia – merupakan program TV “wajib tonton” di seluruh dunia Muslim. Program TV-nya ditayangkan empat kali seminggu dalam bahasa Arab, yang merupakan bahasa asli Botros, di jaringan TV satelit bernama Al Hayat (TV Hidup). Siaran TV ini bisa dilihat di seluruh negara-negara di Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, dan juga seluruh Amerika Utara, Eropa, Australia, dan New Zealand. Tidak hanya bisa ditonton di mana saja, tapi juga oleh sekitar 50 juta Muslim setiap hari.
Selain itu, website Botros dalam berbagai bahasa juga didatangi jutaan peminat. Di website ini, para Muslim bisa membaca khotbahnya dan mempelajari artikel-artikel jawaban atas FAQ (Frequently Asked Question = Pertanyaan-pertanyaan Yang Paling Banyak Diajukan). Pengunjung pun juga bisa masuk ruang chat bernama “Pal Chat” di mana mereka tidak hanya boleh tapi juga dianjurkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang paling susah pada para penjawab di website itu yang kebanyakan adalah para murtadin yang membelot ke Kristen dan tahu betul apa yang biasanya dipikirkan umat Muslim.
Akibatnya, Botros – yang sudah mengudara sejak tahun 2003 – telah jadi nama terkenal sehari-hari di dunia Muslim. Koran Arab menyebutkan sebagai “Musuh Masyarakat Islam #1″. Jutaan Muslim membencinya, tapi tetap menonton dan mendengarkannya. Mereka memproses informasi dari Botros dan membicarakan hal itu dengan teman-teman dan keluarganya. Ketika Botros menantang Imam-imam radikal Muslim untuk menjawab tuduhan-tuduhannya terhadap Islam dan Al-Quran, jutaan penonton menunggu bagaimana para Imam akan menjawabnya. Tapi ternyata jawaban jarang muncul, karena mereka lebih memilih menyerangnya daripada menjawabnya. Tapi semakin banyak Muslim radikal menyerangnya, Botros justru jadi semakin tenar. Karena semakin tenar, maka semakin banyak pula Muslim yang menontonnya. Semakin banyak Muslim mengamati, semakin banyak pula Muslim yang akhirnya berkesimpulan bahwa Botros ternyata benar dan mereka pun lalu murtad dan beralih agama ke Kristen. Botros memperkirakan setidaknya 1.000 Muslim per bulan berdoa untuk menerima Kristus lewat telepon genggamnya. Sebagian Muslim berdoa menerima Kristus di siaran TV bersama Botros. Ini tentunya hanya pucuk gunung es saja, karena dari sekian banyak penelpon, memang hanya sedikit yang akhirnya bisa masuk percakapan per telpon. Juga karena tidak cukup banyak penjawab terlatih yang bisa menerima telpon dari para penonton.
Botros yakin kebanyakan Muslim bukanlah Muslim radikal, tapi dia menjelaskan bahwa Muslim tersesat secara rohani, dan dia ingin sekali menolong mereka mendapatkan jalan kembali ke Tuhan yang menciptakan dan mencintai mereka.
“Aku percaya semua ini hasil kerja Tuhan,” kata Botros padaku. “Dialah yang membimbingku. Dia menjelaskan padaku apa yang harus kukatakan. Dia menunjukkan pada apa yang harus kutulis di websiteku. Dia menunjukkan lebih banyak lagi bagaimana cara menggunakan teknologi untuk mencapai orang-orang dengan pesan keselamatanNya.”
Sejumlah faktor yang mempengaruhi fenomena Botros ini :
PERTAMA, bentuk media baru - khususnya TV satelit dan Internet (bentuk-bentuk utama TV al Hayat) - memungkinkan orang bertanya tentang Islam, tanpa takut dianiaya atau dibunuh. Ini mengakibatkan untuk pertama kalinya penonton - bahkan dari Saudi, dimana Injil-Injil disita dan dibakar - menelpon show itu untuk berdebat dengan Botros dan kolega-koleganya dan bahkan menyatakan kemurtadan mereka [dan masuk Kristen].
KEDUA, siaran Botros dalam bahasa Arab - bahasa sekitar 200 juta orang, kebanyakan Muslim. Kemahiran Botros berbahasa Arab Klasik tidak hanay memungkinkannya mencapai audiens yang lebih luas, dan memungkinkannya untuk membahas lebih dalam literatur Arab yang berjilid-jilid sehingga melaporkan kepada Muslim-muslim KTP tentang kepincangan-kepincangan dalam Islam.
KETIGA, analisanya tidak dapat dibantah. Contoh pembahasannya tentang "Apakah jihad sebuah kewajiban bagi semua Muslim ?"; "Apakah wanita lebih rendah dari pria dalam Islam?"; "Benarkah Mohammed mengatakan bahwa monyet-monyet wanita harus dirajam dengan batu ?" "Apakah meminum air kencing nabi-nabi memang diwajibkan shariah ?". Botros menjawab setiap pertanyaan dengan kutipan dari sumber-sumber Islam yang jelas, dari teks otoritatif Quran, hadis dan teologi-teologi Muslim ternama, dari dulu sampai sekarang.
Ia juga mengundang para ulama untuk menunjukkan kesalahan metodologinya (kalau ada). Tapi ia menuntut bahwa jawaban ulama harus didasarkan pada "al-dalil we al-burhan," - "dalil dan bukti."
DAN ternyata, tanggapan ulama sering dalam bentuk BUNGKAM KESUMAT, yang membuat siaran-siaran Botros semakin menggiurkan bagi penonton Muslim. Ulama yang sering merujuk kepada kesimpulan-kesimpulan Botros mau tidak mau MALAH menyatakan persetujuan mereka dengannya - sehingga sering menunjukkan wajah-wajah merah malu pada siaran TV langsung ini.
Botros menghabiskan tiga tahun untuk menarik perhatian dunia pada sebuah hadis otentik namun sangat memalukan bahwa : wanita Muslim harus MENYUSUI lelaki tidak semuhrim (bahkan lelaki tidak dikenal) agar dapat berada dalam satu ruangan sendiri dengan si lelaki tersebut.
MESIR : fatwa MENYUSUI lelaki dewasa !!
Seorang pakar hadis, Abd al-Muhdi, dihadapkan pada hadis ini pada sebuah siaran TV live yang dimoderasi oleh pembawa acara Hala Sirhan. Al-Muhdi menegaskan bahwa meyusui lelaki dewasa, menurut shariah, adalah sebuah CARA SAH untuk memudahkan wanita-wanita, yang tadinya "terlarang" bagi lelaki yang tidak semuhrim, mengadakan hubungan dengan lelaki lain - logikanya adalah bahwa dengan "menyusui" lelaki itu, ia menjadi seperti "putera" sang wanita dan oleh karena itu tidak lagi bisa memiliki nafsu birahi terhadap wanita tersebut.
Yang paling lucu, Ezzat Atiyya, kepala Departemen Hadis di Universitas al-Azhar - institusi Islam Sunni yang paling otoritatif - malah mengeluarkan fatwa untuk mengabsahkan "Rida' al-Kibir" (istilah shariah bagi "menyusui orang dewasa"), yang sampai mengakibatkan kemarahan besar dalam dunia Islam sampai fatwa itu harus dicabut. (Tapi hadis-nya masih eksis!)
Botros memainkan peranan penting dalam memfokus pada masalah memalukan ini dan memaksa ulama untuk memberi tanggapan. Seorang tamu lain pada show Hala Sirhan, Abd al-Fatah, malah semakin mempermalukan para ulama: "Saya tahu kalian semua menonton siaran pendeta itu dan tidak seorangpun dari kalian [menunjuk pada Abd al-Muhdi] mampu menanggapinya, karena ia selalu mengutip sumber-sumber sahih !"
Karena impotensi mereka menjagal Botros, satu-satunya strategi yang tersisa bagi ulama adalah menuntut kematiannya (dengan hadiah US$5 juta bagi kepalanya) atau tidak mengacuhkannya. Setiap kali namanya muncul, mereka mengutuknya sebagai siapa lagi kalau bukan antek-antek Yahudi. Taktik ini mungkin memuaskan beberapa Muslim TAPI tetap saja masyarakat umum terus menuntut agar ulama memberikan jawaban tegas dan konkrit kepada sang pendeta.
Contoh paling dramatis adalah pada siaran TV internasional, Iqra.
Sang pembawa acara, Basma, Muslimah konservatif berhijab, menanyakan kepada dua ulama, termasuk Sheikh Gamal Qutb, yang pernah menjabat sebagai mufti agung universitas al-Azhar, untuk menjelaskan legalitas ayat Quran (4:24) yang mengijinkan lelaki untuk menggagahi wanita-wanita tahanan perang. Ia berulang-ulang menanyakan: "Betulkah menurut shariah, sex dengan budak masih berlaku ?"
Kedua ulama tidak memberikan jawaban jelas, mereka cuma bisa OOT (Out Of Topic) dan mengutuk Yahudi. Basma menegaskan kembali : pemuda-pemuda Muslim bingung dan PERLU JAWABAN seketika ini juga, karena "ada sebuah saluran TV khusus dan seorang lelaki yang mendiskusikan masalah ini selama 20 tahun & belum juga mendapatkan tanggapan dari kalian."
Sheikh Qutb yang wajahnya memerah berteriak, "Percuma menanggapi orang-orang hina macam itu !" dan angkat kaki dengan marah dari set film. Ia kemudian kembali lagi, tapi menolak untuk mengakui bahwa Islam memang mengijinkan budak-budak sex dan malah menghabiskan waktu mengumpat dan mengutuk Botros. Ketika Basma mengatakan "99% Muslim, termasuk saya, tidak mengerti masalah pergundikan dalam Islam dan sulit menerimanya." Sang sheikh menjawab, "Kalian tidak perlu mengerti." Dan bagi Muslim-muslim yang menonton dan dipengaruhi Botros, ia menghardik, "Itu urusan kalian ! Kalau putera saya sakit dan memilih untuk mengunjungi seorang mekanik dan bukan seorang dokter - maka itu urusan dia !"
Namun sukses utama Botros adalah tujuannya untuk menyelamatkan jiwa Muslim. Ia selalu memulai dan mengakhiri programnya dengan menyatakan bahwa ia mencintai semua Muslim dan ingin menjauhi mereka dari kepalsuan dan membawa mereka menuju kebenaran.
Dengan demikian Father Zakaria Botros memerangi api dengan api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar